Thursday, February 25, 2010

Rusia Ingin Bisa Luncurkan Satelit di Biak



JAKARTA - Rusia yang ingin menempatkan satelit di atas Biak, Provinsi Papua, meminta dukungan Wakil Presiden Boediono agar rencananya itu terlaksana segera, sebagai wujud persahabatan dengan Indonesia khususnya di bidang teknologi.

"Rusia minta kepada Wapres untuk ikut mendukung dan mempercepat penempatan satelit di Biak itu, dan Wapres menyatakan ingin membantu serta mendorong penyelesaian berbagai hambatan," kata Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Kamis (25/2).

Usai mendampingi Wapres bertu dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov, Yopoe menyebutkan, Rusia masih sangat berminat membangun dan mengembangkan teknologi satelit di Indonesia, khususnya Biak.

Pengembangan satelit Rusia di Indonesia, katanya, selama ini menghadapi kendala khususnya perlindungan hak cipta teknologi.

"Rusia menginginkan teknologi satelit yang nanti dikembangkan di Biak bisa dilindungi hak ciptanya," katanya.

Teknologi peluncuran satelit Rusia yang nanti akan ditempatkan di atas Biak, katanya, bukan dengan teknologi peluncuran satelit dari tanah menggunakan roket, tapi satelit akan diangkut menggunakan angkutan pesawat terbang (air launch system/ ALS).

"Satelit diletakkan di punggung pesawat dan setelah mengudara dengan ketinggian tertentu maka satelitnya akan diluncurkan," kata Yopi.

Dikatakan pula, antara Indonesia dan Rusia selama ini telah menjalin kerjasama teknologi yang baik dan erat dan banyak pegawai Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang menuntut ilmu di Rusia.

Dubes Rusia juga mengundang Boediono menghadiri Forum Ekonomi Internasional pada Juni 2010 di St. Petersburg, Rusia.

"Dubes Alexander mengundang Wapres untuk bisa menghadiri forum tersebut di Rusia," katanya.

Sumber : ANTARA

Inspeksi Laut Menjelang Sertijab

SURABAYA - Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Ignatius Dadiek S (kiri) didampingi calon penggatinya, Laksamana Muda TNI Among Margono, memberikan penghormatan saat inspeksi laut (Admiral Inspection) diatas KRI Weling-822, di Dermaga Ujung, Koarmatim Surabaya, Rabu (24/2). Jabatan Pangarmatim akan diserahterimakan dari pejabat lama ke pejabat baru pada hari Senin, 2 Maret 2010 mendatang yang dipimpin KSAL, Laksmana TNI Agus Suhartono. FOTO ANTARA/Bhakti Pundhowo/nz/10



Patroli Paska di Selat Madura

SURABAYA - Sejumlah personel Pasukan Katak TNI AL, melakukan patroli perairan di Selat Madura dan di sekitar Jembatan Suramadu dengan menggunakan perahu Sea Reader, Rabu (24/2). Selain untuk melakukan pemantauan kemaman selat secara berkala, patroli ini juga untuk mengetahui tingkat kelaikan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) patroli perairan agar siap digunakan setiap saat. FOTO ANTARA/Bhakti Pundhowo/ss/nz/10

Wednesday, February 24, 2010

T-50, Pesawat Tempur Generasi ke-5 Russia

Berikut spesifikasi pesawat tempur terbaru Russia, Sukhoi T-50 di bandingkan dengan Lockheed Martin/Boeing F-22 Raptor.

Polandia & Belanda Tawarkan Kerjasama Industri Pertahanan



JAKARTA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (23/2) berturut-turut menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Polandia dan Duta Besar Belanda di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam kunjungan Dubes Polandia Tomasz Lukaszuk membicarakan mengenai Defence Cooperation Agreement/ DCA (perjanjian kerjasama pertahanan) antara RI-Polandia.

Dubes Polandia berharap DCA antara RI-Polandia dapat segera diratifikasi oleh Indonesia. Setelah diratifikasi maka pembicaraan kerjasama pertahanan kedua negara akan semakin terbuka, baik melalui kerjasama di bidang industri pertahanan, pertukaran perwira maupun kerjasama dalam bidang pendidikan.

Lebih lanjut Dubes Polandia menyampaikan, pemerintah Polandia berharap adanya peningkatan kerjasama di bidang industri pertahanan antara RI-Polandia. Dijelaskannya, saat ini pembicaraan kerja sama industri pertahanan antara kedua negara sudah dimulai antara industri pertahanan Polandia dengan PTDI. Selain itu pemerintah Polandia juga berharap kerja sama di bidang industri pertahanan lainnya dapat dilakukan.

Menanggapi Dubes Polandia, Menhan menjelaskan bahwa perkembangan DCA antara RI-Polandia saat ini masih menunggu proses ratifiikasi dari DPR RI, namun demikian diharapkan pada saat pelaksanaan Indo Defence 2010 nanti perjanjian kerjasama pertahanan kedua negara sudah diratifikasi.

Tawaran Belanda Membangun Korvet TNI AL

Sementera itu, saat kunjungan Dubes Belanda Nikolaos Van Dam menyinggung mengenai kerjasama pertahanan antara RI-Belanda khususnya peningkatan kerjasama di bidang industri pertahanan. Dubes Belanda menyampaikan, setelah Indonesia membeli kapal perang Korvet dari belanda beberapa waktu yang lalu, kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara diharapkan dapat terus dilanjutkan khususnya kemungkinan untuk kerjasama pembuatan bersama kapal korvet PKR (Patroli Kawal Rudal) dengan PT.PAL.


Korvet Sigma kelas KRI Diponegoro di galangan kapanl Shelde, Belanda

Menanggapi hal ini, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa kerjasama industri pertahanan bisa dimemungkinkan jika ada Transfer of Technology (alih teknologi). Dengan kerja sama ini kedepan Indonesia berharap dapat mencapai kemandirian industri pertahanan sesuai dengan program revitalisasi yang dicanangkan oleh Kemhan RI. Lebih lanjut Menhan berharap ada konsep konkrit mengenai kerjasama ini dari Belanda.

Sumber : DMC

Kemhan-TNI Diminta Transparan Penggunaan Anggaran Alutsista


Foto ilustrasi : rockstar66_2009

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR (Bidang Pertahanan dan Politik Luar Negeri) Tantowi Yahya meminta Kementerian Pertahanan/TNI untuk transparan dan akuntabel dalam penggunaan anggaran pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista).

"Komisi I DPR tidak mau hanya memberikan persetujuan atau menjadi tukang stempel terhadap anggaran untuk pembelian Alutsista tapi kita tahu barang apa (Alutsista) yang dibeli," kata Tantowi Yahya di gedung DPR, Selasa (23/2).

Politisi Partai Golkar ini menambahkan, Komisi I DPR akan melakukan pengawasan kepada Kemhan dan TNI dalam hal penggunaan anggaran khususnya anggaran untuk membeli alutsista.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, Senin (22/2), mengatakan kebutuhan alutsista TNI dalam kurun waktu lima tahun kedepan telah tercantum pada Renstra 2010-2014, tepatnya pada rincian kebutuhan Minimum Essential Forces (MEF).

Menurut Purnomo, perkiraan anggaran alutsista tahun 2010-2014 sebesar Rp149,78 triliun terdiri dari pengadaan alutsista sebesar Rp87,32 triliun dan perawatan/pemeliharaan alutsista sebesar Rp62,46 triliun, dengan perincian tahun 2010 dialokasikan Rp23,10 triliun, tahun 2011 sebesar Rp32,29 triliun, tahun 2012 sebesar Rp29,66 triliun, tahun 2013 sebesar Rp32,58 triliun, dan tahun 2014 sebesar Rp32,15 triliun.

Menhan menjelaskan, mekanisme pengadaan dan tender alutsista TNI telah diatur melalui Permenhan Nomor: PER/06/M/VII/2006 tanggal 6 Juli 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan pengadaan barang/jasa Militer di lingkungan Kemhan dan TNI. Sedangkan untuk tata cara pengadaan barang/jasa Militer dengan menggunakan fasilitas Kredit Ekspor telah diatur dalam Permenhan Nomor: PER/07/M/VII/2006 tanggal 6 Juli 2006.

Menhan menambahkan, pendanaan pengadaan alutsista TNI mekanismenya melalui APBN. Mekanisme di luar APBN belum diatur dalam UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Sumber : JURNAS

Tuesday, February 23, 2010

Penyerahan Aset Polda Jawa Timur

MALANG - Seorang petugas mendata perlengkapan dan senjata dalam penyerahan aset milik Polda Jatim di Polwil, Malang, Jawa Timur, Selasa (23/2). Penyerahan perlengkapan dan senjata tersebut merupakan proses Restrukturisasi Polri dengan melikuidasi sejumlah Polwil, Polwiltabes dan Poltabes. Foto ANTARA/Ari Bowo Sucipto/Koz/mes/10.


Penunjukan "Super Tucano" Sudah Sesuai Prosedur


EMB-314 Super Tucano beserta persenjataannya (Foto : gustafalattas)

JAKARTA - KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, penetapan pesawat tempur taktis "Super Tucano" dari Brazil, untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco, sudah sesuai prosedur.

"Kita sudah lakukan kajian terhadap beberapa jenis pesawat yang bisa menggantikan tugas dan peran OV-10F Bronco. Dari sekian jenis yang ada, terpilihlah `super tucano` yang kemudian kita ajukan ke Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan," ujarnya di Jakarta, Senin (22/2).

Ketika dikonfirmasi ANTARA usai menghadiri rapat kerja Menteri Pertahanan dan Panglima TNI dengan Komisi I DPR, Imam mengatakan, kajian yang dilakukan terhadap beberapa pesawat calon pengganti OV-10F Bronco itu lalu diserahkan ke Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan untuk ditindaklanjuti proses pengadaannya.

Untuk menggantikan OV-10F Bronco, TNI AU melakukan pengkajian terhadap tiga jenis pesawat yakni EMB-314 Super Tucano dari Brazil, KIA KT-1C dari Korea Selatan, dan JL-8 dari Cina (K-8 Karakorum).

"Kami diminta mengajukan satu pesawat pengganti yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional serupa OV-10F Bronco. Selanjutnya proses pengadaan seperti tender dan lain-lain diserahkan ke Kementerian Pertahanan. Jadi kita tidak menunjuk langsung, tetapi kita ada beberapa pilihan dan setelah dikaji `super tucano` yang sesuai," tuturnya.

"Yang jelas, super tucano sesuai untuk menggantikan OV-10F Bronco. Ya kita lihat saja, keputusannya bagaimana. Yang jelas penggantiannya sudah sangat mendesak. Sudah hampir tiga tahun skadron pesawat OV-10 Bronco itu tidak berjalan karena pesawatnya sudah dihanggarkan semua," ungkap Imam.

Tak hanya itu, pihaknya terpaksa mengajukan tambahan anggaran pembelian untuk satu skadron Super Tucano dari 200 juta dolar AS (untuk 18 pesawat) pada 2007, menjadi 250 juta dolar AS pada 2010 hanya untuk 16 pesawat.

"Ini terjadi karena selisih kurs yang tinggi antara tahun 2007 dan 2010 dan karena harganya yang memang naik. Belum teknologi yang harus disesuaikan lagi," ungkap Kasau.

Pada rapat kerja Komisi I DPR dengan Menhan dan Panglima TNI itu, sebagian anggota Komisi I DPR mempertanyakan kebijakan TNI AU yang langsung menunjuk pesawat Super Tucano buatan Brazil, sebagai pengganti OV-10 Bronco yang ditengarai sebagai penunjukkan langsung.

Penunjukkan langsung dalam pengadaan barang dan jasa bertentangan dengan Keppres 80 tentang pengadaan barang dan jasa oleh departemen atau instansi pemerintah.

Sumber : ANTARA

Monday, February 22, 2010

Latihan Pengamanan Fasilitas Negara

SERANG - Sejumlah anggota Batalion III Kopassus Banten bersiap melumpuhkan teroris pada acara latihan pengamanan fasilitas negara, di Serang, Senin (22/2). Acara latihan juga dilengkapi simulasi tempur jarak dekat guna mengasah kemampuan prajurit dalam merebut dan mengamankan fasilitas negara seperti gedung pemerintahan, pusat kendali listrik dari tangan teroris.

Sementara itu di Solo Anggota grup 2 Kopassus juga melakukan latihan pembebasan sandera di Stasiun Solobalapan, Jawa Tengah. Latihan ini sama-sama ditujukan untuk persiapan pengamanan fasilitas publik dan obyek vital. FOTO ANTARA/Andika Betha/ss/mes/10FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman/ss/mes/10. Foto : DETIKFOTO.COM




Panglima TNI : Super Tucano Gantikan OV-10 Bronco



JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dalam rapat kerja dengan Komisi I di gedung DPR Jakarta, Senin (22) memastikan bahwa rencana TNI AU membeli pesawat Super Tucano adalah untuk mengganti pesawat OV-10 yang telah"grounded" dua tahun lalu.

Sementara menjawab berbagai pertanyaan dari kalangan anggota Komisi I DPR seputar pembelian pesawat tersebut, Panglima TNI menjawab bahwa proses pembelian pesawat dilaksanakan pada Renstra II tahun 2010-2014, dan bakal ditempatkan di Tarakan, Kaltim. "TNI-AU mengajukan sejumlah anggaran untuk pembelian 16 pesawat beserta sparepart pendukungnya menggenapi jumlah satu skadron," ujarnya.

Terkait upaya pemberdayaan industri strategis pertahanan nasional, menurut Panglima TNI, dalam pembelian ini pihaknya juga melibatkan dan menjalin kerjasama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam berbagai hal yang menyangkut pelatihan, jaminan ketersediaan suku cadang, prosentase kandungan lokal dan alih teknologi.

Tentang pembelian kapal patroli cepat, Panglima TNI mengatakan bahwa sesuai dengan renstra II tahun 2010-2014, TNI AL telah menganggarkan pembelian Kapal Cepat Rudal berkonfigurasi Trimaran dengan panjang 60 meter dan Kapal Cepat Rudal sepanjang 40 meter."Keduanya merupakan produk industri swasta nasional," kata Panglima TNI.

Dalam raker yang dipimpin Ketua Komisi I Aziz Stamboel (FPKS), hadir pula Menhan Purnomo Yusgiantoro, para kepala staf TNI dan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.

Sumber : KOMPAS

Latihan Terjun Penyegaran Statis

ACEH BESAR - Sejumlah penerjun dari Wing I Paskhas Kompi H (BS) TNI AU bersiap terjun dari pesawat Hercules C-30 di Runway Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (20/2). Latihan Terjun Penyegaran itu bertujuan meningkatkan kemampuan prajurit yang siap tempur dalam mengamankan NKRI. FOTO ANTARA/Ampelsa/Koz/mes/10.



Friday, February 19, 2010

Indonesia - Malaysia Akan Latihan Bersama

KUALA LUMPUR - Indonesia dan Malaysia sepakat untuk mengadakan Latihan Gabungan Bersama "Darsasa-07 AB" pada 25 Maret-10 April 2010 di Malaka, Malaysia.

"Selain latihan gabungan bersama, kami sepakat untuk menambah pos gabungan tambahan yang menempatkan tentara kedua negara di Kalimantan Barat. Saat ini, sudah ada lima pos gabungan di mana kedua tentara Indonesia-Malaysia bersama-sama menempati pos itu dan melakukan operasi penjagaan bersama," kata Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro dalam jumpa pers bersama Menhan Malaysia Zahid A Hamidi di Kuala Lumpur, Kamis (18/2).

Latgabma Darsasa-07 AB itu dilaksanakan untuk melawan aksi-aksi teroris sebagai salah satu hasil nyata dari perundingan perbatasan General Border Committee (GBC) Malaysia-Indonesia (Malindo) ke-38 di Kuala Lumpur, 15-18 Februari 2010.

Sedangkan lima pos gabungan yang saat ini telah digunakan untuk operasi penjagaan bersama yakni di Entikong, Kalimantan Barat, Simanggaris di Kalimantan Timur, Biawak dan Lubuk Antu di Sarawak dan Seliku di Sabah.

Menurut Purnomo, letak pos gabungan tambahan akan dirundingkan lagi pada pertemuan tingkat pejabat senior kedua negara nanti.

"Dalam pertemuan GBC ini bukan saja membahas masalah keamanan di perbatasan tapi juga membahas peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi di perbatasan sebagai bagian upaya keterlibatan masyarakat perbatasan dalam mencegah kejahatan di daerah perbatasan," kata Purnomo usai perundingan GBC Malindo ke-38.

Perundingan tersebut juga membahas mengenai revisi perjanjian perdagangan lintas batas (Border Trade Agreement/BTA) tahun 1970 guna menyesuaikan perkembangan perdagangan lintas batas yang semakin maju. Revisi BTA itu kini masih dalam tahap penyelesaian di antara kedua menteri perdagangan Indonesia-Malaysia.

Sumber : DEPHAN.GO.ID

Sukhoi Latihan Membom Dengan Bom Latih P-100

TAKALAR - Pesawat Tempur Sukhoi 27/30 Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin latihan penembakan dengan menggunakan bom P-100 buatan PT.Sari Bahari, Malang Jawa Timur di AWR (Air Weapon Range) di Kabupaten Takalar, Sulawesi selatan. Latihan ini disaksikan langsung oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI I.B. Putu Dunia dan Pejabat Staf di AWR Takalar Rabu (17/2).


Thursday, February 18, 2010

RI-Malaysia Rundingkan Perbatasan

KUALA LUMPUR - Pemerintah Indonesia dan Malaysia menggelar Sidang ke-38 General Border Committee Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) untuk membahas kembali masalah perbatasan darat kedua negara, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (18/2).

"Sidang ke-38 secara umum akan mengevaluasi kerja sama kedua negara dalam menangani wilayah perbatasan RI-Malaysia selama ini," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro kepada ANTARA News menyangkut sidang yang dibuka Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Bin Hamidi itu.

Pada sidang sebelumnya, kedua negara membahas dua hal pokok dalam penanganan perbatasan baik melalui gelar operasi maupun non operasi.

Indonesia kala itu memandang perlu kedua negara untuk terus mengevaluasi sistem pengawasan perbatasan yang telah berjalan dan meningkatkan kinerja serta merumuskan bentuk-bentuk kegiatan baru guna menangani permasalahan-permasalahan yang timbul.

Indonesia berharap kerjasama bidang sosial ekonomi yang sudah berjalan selama ini, dapat ditingkatkan dan difokuskan guna meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat perbatasan sehingga mewujudkan kemandirian dan mendukung keberhasilan kerjasama Malindo secara keseluruhan.

Sumber : ANTARA

TNI AU Gelar Latihan Navigasi Jarak Sedang (NJS)


EC-120B Colibri, TNI AU. (Foto : Indoflyer.net)

TASIKMALAYA - TNI Angkatan Udara (AU) menggelar latihan operasional helikopter Navigasi Jarak Sedang (NJS)/Excersise Navigation di wilayah Kabupaten Ciamis, dan Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (17/2).

Komandan Skadron udara VII, letkol Penerbang, Sri Duto, mengatakan, latihan NJS tersebut salah satu program kerja khusus TNI AU dalam mengoperasionalkan helikopter oleh lulusan anggota TNI AU sekolah penerbangan, Subang, Jawa Barat.

"Ini dilaksanakan untuk tahap akhir pelaksanaan pembelajaran terbang navigasi jarak jauh dan sedang," katanya usai pendaratan di lapangan udara Wiriadinata, Tasikmalaya.

Ia menjelaskan, latihan penerbangan yang diikuti tujuh siswa penerbangan TNI AU dan 21 pilot akan memutari angkasa di sebagian besar Kabupaten Ciamis.

Kata dia pesawat yang digunakan sebanyak tujuh unit diantaranya jenis EC-120B Colibri 3 unit dan empat unit helikopter jenis Bell-47G Soloy melakukan pemantauan wilayah kabupaten Ciamis.

Selain melakukan latihan penerbangan NJS bagi siswa penerbangan, sekaligus menjalin silaturahmi dengan pemerintah daerah Tasikmalaya dan Ciamis dengan TNI AU.

Sumber : ANTARA

Menhan RI Berkunjung ke Malaysia

KUALA LUMPUR - Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro berjabatan tangan dengan menteri pertahanan Malaysia A Zahid Hamidi dalam kunjungan perkenalannya di kementerian pertahanan, Kuala Lumpur, Rabu (17/2), disaksikan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dan Panglima ATM Jenderal Azizan Arifin. FOTO ANTARA/Adi Lazuardi/ss/nz/10

Wednesday, February 17, 2010

Terjun Tempur Paskhas Yon-465

KUBU RAYA - Sejumlah prajurit TNI AU Yon 465 Paskhas melakukan terjun tempur (junpur) static dari pesawat Hercules yang terbang di atas Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (17/2). Sebanyak 165 prajurit TNI AU tersebut berlatih junpur static, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keparaan dalam mengamankan NKRI. FOTO ANTARA/Jessica Wuysang/ss/nz/10






Pemantauan Pulau Terluar KRI Multatuli-561

TALAUD - KRI Multatuli-561 (command ship/AGFH) saat berlabuh di pelabuhan Lirung, Kab Talaud, Sulawesi Utara, Selasa (16/2). KRI tersebut melakukan pemantauan dan operasi di kabupaten kepulauan yang berbatasan dengan Filiphina. FOTO ANTARA/Basrul Haq/Koz/hp/10.


Malaysia Ajak "Kembali" Kerja Sama Industri Pertahanan

JAKARTA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan mantan Panglima Tentera Malaysia Tan Sri Abdul Aziz bin Haji Zainal usai menerima penyematan bintang Yudha Dharma Utama di Jakarta, Selasa (16/2). Dalam kunjungan tersebut Tan Sri Abdul Aziz menyinggung soal kerjasama industri pertahanan kedua negara. Purnomo mengungkapkan kerja sama industri yang dibangun kedua negara haruslah menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak.

"Kita melihat perkembangan kemajuan yang akan datang dalam kerja sama dalam bidang pertahanan. Dilihat dari kekuatan masing-masing untuk kemudian kita dapat memiliki sistem produksi pertahanan sendiri. Kemudian, kita lihat kekuatan anggaran masing-masing," ujar Abdul.

Kemungkinan untuk produksi bersama tak dimungkirinya. Menurutnya, hal itu bisa diwujudkan dengan melihat kekuatan masing-masing negara. Menhan RI menyatakan kerja sama ini bisa diwujudkan dengan adanya pengertian kedua belah pihak. Untuk sekarang, pemerintah masih mempertimbangkan untuk memajukan industri pertahanan di masing-masing negara.

"Apa pun yang Malaysia bisa produksi lebih efisien dan disediakan untuk Indonesia. Sebaliknya, jika produk Indonesia lebih efektif dan efisien Malaysia akan lebih mengimbangi. Jadi, ada mutual benefit," tukas Menhan.

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

Komite Kebijakan Industri Pertahanan Macet


Pabrik perakitan panser Anoa di Pindad, Bandung. Foto : mrpulus09

JAKARTA - Nota kesepahaman atas penggunaan produk alutsista dalam negeri sudah merumuskan untuk membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Draf peraturan presiden yang sudah disusun pemerintah ternyata masih mandek di Sekretariat Negara.

Itu disampaikan oleh Dirjen Sarana Pertahanan Laksda Gunadi kepada Media Indonesia di Jakarta, Selasa (16/2). "KKIP yang nanti mengelola agar pihak terkait dengan revitalisasi industri pertahanan terkoordinir, misalnya Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Polri, TNI, dan Kemenhan. Perpresnya masih menunggu dari Sekretariat Negara," jelasnya.

Revitalisasi industri pertahanan merupakan salah satu program prioritas pemerintah dalam 100 hari kerja. Gaung untuk revitalisasi industri ini tak terlalu terdengar belakangan ini. Gunadi menolak jika disebutkan tak ada langkah berarti lewat 100 hari pemerintahan untuk industri pertahanan. Ia mengaku terus bekerja dalam pembangunan industri pertahanan.

"Siapa bilang? Aturan memang menunggu di atas, di bawah masih jalan terus. Buktinya, saya kemarin malam bertemu dengan kalangan perbankan untuk membicarakan pembiayaan industri. Kita juga sudah bertemu dengan Bappenas untuk mendiskusikan masterplan industri pertahanan," cetusnya.

Masterplan tersebut mempertemukan kebutuhan alutsista dan kemampuan industri pertahanan dalam negeri. Hal itu, sambung dia, untuk menjembatani hal yang selama ini tak bertemu.

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

Mahasiswa Surabaya Rancang Prototipe Senjata Jarak Jauh

SURABAYA - Mahasiswa S1 STIKOM Surabaya, Riza Rahadian Saputra S.Kom, berhasil merancang prototipe senjata pertahanan menggunakan teknologi Coilgun dengan sistem kontrol jarak jauh untuk penembakan peluru ke arah lawan.

Prototipe persenjataan yang merupakan tugas akhir (TA) itu dipamerkan di atrium Royal Plasa Surabaya, Selasa (16/2). Riza juga bertindak sebagai Ketua Tim Robot STIKOM Surabaya pada Kontes Robot Indonesia 2009.

Pada prototipe itu, Riza memberikan inovasi berupa sistem yang mampu melindungi operator senjata saat terjadi serangan musuh yakni dengan menerapkan sistem kontrol jarak jauh pada prototipe rancangannya.

Dengan menggunakan kombinasi antara teknologi Coilgun dengan sistem kontrol jarak jauh yang dikembangkan secara manual dan otomatis diharapkan kombinasi itu dapat dimanfaatkan untuk pengembangan senjata yang efektif ketika jarak dan arah dari target diketahui.

Spesifikasi peluru yang digunakan adalah peluru standar kaliber 5.56mm. Sensor senjata mampu menentukan sudut elevasi secara otomatis dan berjalan baik pada sistem kontrol jarak jauhnya.

Ia mengaku pembacaan sensor pada prototipe rancangannya itu kurang sempurna, sehingga ada sedikit selisih hasil penentuan sudut elevasi bila dijalankan secara otomatis. Namun jika dilakukan penelitian lebih lanjut hal ini bisa diperbaiki.

PAL Pasang Yakhont


Sementara itu industri galangan kapal Indonesia khususnya Divisi Kapal Perang saat ini tengah menginstalasi rudal Yakhont (P-800 Oniks) asal Rusia ke kapal perang kelas Van Speijk KRI Oswald Siahaan-354.

Kepala Proyek Pemasangan Rudal Yakhunt Sutrisno mengatakan, saat ini pihaknya sedang membuat tempat pemasangan misil di lambung KRI OWA. " Diharapkan bulan April mendatang empat rudal dari Rusia akan datang dan siap dipasang di KRI OWA, ujarnya," Selasa (16/2) di Surabaya.

Sebelumnya, PT PAL Indonesia (Persero) juga mampu melakukan overhaul Kapal Selam KRI Cakra dan KRI Nanggala tahun 1995 dan 1997. "Kami sebenarnya mampu. Hanya, selama ini tak diberi kesempatan," kata Ketua Umum Serikat Pekerja PT PAL Indonesia (Persero) Yuniarto Leksana.

Sumber : ANTARA | KOMPAS

Tuesday, February 16, 2010

TNI-AD Bentuk Tiga Batalyon Infanteri Mekanis


Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI George Toisutta (2 kiri), meninjau pasukan saat meresmikan Yonif Mekanis 201/ Jaya Yudha di Depok, Jawa Barat.

JAKARTA - TNI Angkatan Darat membentuk tiga Batalyon Infanteri Mekanis di tiga komando daerah militer (kodam) untuk menghadapi ancaman sesuai perkembangan lingkungan strategis global yang makin dinamis dan beragam.

"Selain disesuaikan dengan analisa ancaman dan perkembangan lingkungan strategis, pembentukan tiga batalyon infanteri mekanis di tingkat kewilayahan, juga disesuaikan dengan tuntutan kekuatan pokok minimum TNI-AD," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta di Jakarta, Selasa (16/2).

Berbicara pada peresmian Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha, George Toisutta mengatakan, pembentukan tiga batalyon infanteri mekanis itu merupakan bagian dari penataan organisasi Angkatan Darat menghadapi tuntutan dan kebutuhan organisasi, agar lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya.

"Selain itu, mampu menjalankan fungsi pembinaan satuan bagi upaya pencapaian tugas Angkatan Darat secara optimal," katanya menambahkan.

Kasad menegaskan, perubahan organisasi Yonif itu telah melalui kajian secara seksama dan cermat selama dua tahun belakangan, diikuti dengan kegiatan uji teori berjenjang terhadap hasil penyusunan orgas Yonif Mekanis Kodam.


Yon mekanis bakal diperkuat oleh ranpur Anoa 6x6 buatan PT.Pindad

"Digelarnya Yonif dengan format organisasi Yonif Mekanis merupakan jawaban atas perkembangan global bidang militer yang berpengaruh terhadap strategi perang dan strategi militer di masa yang akan datang", tutur George.

Sehingga, lanjut dia, setiap Kodam akan dilengkapi dengan satu Brigif dan perkuatannya.

Kasad menjelaskan, Satuan Brigif Kodam itu dikembangkan sesuai kondisi geografi daerah yang menjadi daerah operasi satuan-satuan tersebut, sehingga Yonif Kodam yang ada secara bertahap dilengkapi dengan Yonif Mekanis, khususnya satuan-satuan yang berlokasi di daerah perkotaan, guna menyesuaikan perkembangan strategi perang secara global.

Selain di Kodam Jaya, akan dibentuk batalyon serupa di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih dan Kodam VI/ Tanjungpura.

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha, sebagai salah satu jajaran Brigif 1 Pengamanan Ibukota/Jaya Sakti dilengkapi personel yang profesional dan berklasifikasi sesuai bidangnya, dan materiil atau alat peralatan yang lebih, seperti kendaraan tempur panser Komando, panser Angkut Personel Sedang (APS) dan ambulans.

"Dengan demikian, Yonif Mekanis ini diharapkan memiliki kualitas yang lebih baik daripada Yonif sebelumnya," ujar George.

Sumber : ANTARA

Monday, February 15, 2010

Rencana Pembelian Super Tucano Belum Sampai Ke Komisi I

JAKARTA - Juru bicara Fraksi Partai Golkar di Komisi I DPR RI, Fayakhun Andriadi, mengritik kinerja Kementerian Pertahanan yang hingga kini belum menyelesaikan rencana induk (master plan) Pertahanan Nasional.

"Sulit menyatakan kinerja mereka baik, bila master-plan-nya saja tidak tuntas. Buktinya hingga sekarang, sudah lewat 100 hari pertama Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, master plan-nya belum disampaikan ke komisi," ujarnya kepada ANTARA News, di Jakarta, Minggu (14/2).

Dalam kondisi seperti itu, menurut dia, apa yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pimpinan Menteri Purnomo Yusgiantoro bisa tidak terencana, karena tak memiliki skala prioritas.

"Padahal, dalam masa persidangan pertama DPR RI periode ini, blue print (cetak biru) pertahanan dimasukkan dalam program 100 hari kerja mereka dan akan disampaikan kepada Komisi I DPR RI," ungkapnya.

Sekarang, menurut dia, 100 harinya sudah lewat dan rencana induk kemenhan belum juga jadi.

"Saya belum terima, padahal janjinya Desember tahun lalu sudah harus diserahkan ke Komisi I DPR RI," ujarnya. Ia juga menyoroti cara Kemenhan yang terkesan tebang pilih dalam memberikan informasi kepada Komisi I DPR yang membidangi informasi, pertahanan dan luar negeri.

"Tak jarang kemhan hanya memberikan informasi kepada segelintir orang di Dewan. Kan lucu, kita baru tahu tentang rencana kemenhan mau membeli pesawat EMB-314 Super Tucano dari media massa. Ketika ditanya, mereka mengaku sudah menyampaikan informasinya kepada Komisi I. Maksudnya, Komisi I yang mana," ungkapnya.

Ia menambahkan, "Bisa saja informasinya hanya tiba di tingkat pimpinan komisi, saja. Mereka (Kemenhan) mengira, kalau pimpinan komisi atau banggar-nya sudah diberi tahu, yang lain pasti nurut. Ini tidak benar, perlu diperbaiki dan diluruskan."

Sumber : ANTARA

Pendidikan Pengamanan Penyelamatan VVIP

MANADO - Dua penembak cepat dari pasukan Batalyon Infantri (Yonif) 712 Wiratama melakukan latihan pengamanan penyelamatan VVIP di Markas Yonif 712 Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (13/2). Sebanyak 50 anggota Yonif 712 Wiratama mendapatkan pelatihan khusus untuk mendukung tugas pengamanan VVIP di wilayah Sulawesi Utara. FOTO ANTARA/Basrul Haq/ed/10.

Friday, February 12, 2010

TNI AD Utamakan Produk Alutsista Dalam Negeri

MEDAN - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI George Toisutta menegaskan, pihaknya bertekad untuk mempergunakan alat utama sistem senjata (alutsista) produksi dalam negeri.

"Apapun risikonya kita harus utamakan produk dalam negeri," kata Jenderal TNI George Toisutta usai pelantikan Pangdam I Bukit Barisan di Medan, Jumat (12/2).

KSAD mengatakan, pihaknya tidak ingin tergantung dengan senjata yang diproduksi negara luar dalam memperkuat alutsista TNI AD .

Hal itu disebabkan adanya kekhawatiran jika Indonesia sewaktu-waktu mengalami embargo penjualan alutsista dari negara yang bersangkutan.

"Kalau sewaktu-waktu terkena embargo, kita tidak bisa bergerak," kata mantan Pangdam XVII/Trikora itu.

KSAD menambahkan, Indonesia punya pengalaman yang tidak mengenakkan ketika mengalami embargo penjualan alutsista.

Akibat embargo itu, sistem persenjataan yang dimiliki TNI sebagai suatu kebutuhan dalam mempertahankan kedaulatan negera menjadi lemah.

"Karena itu, TNI AD bertekad sejauh mungkin untuk menggunakan (alutsista) produk dalam negeri," kata mantan Pangkostrad tersebut.

Untuk itu, kata KSAD, pihaknya akan mengupayakan agar industri pertahanan yang dulu dikenal sebagai industri strategis lebih diberdayakan.

Menjawab pertanyaan wartawan tentang tentang penambahan pangkalan dan satuan untuk tingkat Kodim dan Koramil kedepan, Kasad mangatakan, masih dikaji dan sisesuaikan dengan anggran.

Sumber : ANTARA

Hawk 100/200 Latihan Terbang Malam di Halim Perdanakusumah

JAKARTA - Pesawat tempur Hawk 100/200 TNI AU dari Skadron Udara 12 Lanud Pakanbaru yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 12 Letkol Pnb Azhar selama seminggu melakukan latihan terbang malam di Area Lanud Halim Perdanakusuma mulai tanggal 6 - 12 Februari 2010.

Boeing Tawarkan Kerjasama & Penjualan Pesawat Pertahanan


Boeing C-17 Globemaster III (Foto: http://www.military-aircraft.org.uk)

JAKARTA - Menteri Perthanan RI, Purnomo Yusgiantoro , Rabu (10/02), menerima kunjungan Presiden Boeing Int’l Corp Asia Tenggara, Mr. Ralph L Boyce, beserta pendampingnya Senior executive Director S.E. Asia Region, Richard M. Hutehinson dan Vice President Asia Pasific, Joseph H.Song di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Maksud kedatangan Mr. Ralph L Boyce yang merupakan matan duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia tahun 1999-2002, adalah untuk menawarkan kerjasama untuk penjualan pesawat terbang bagi kepentingan pertahanan.

Perusahaan penerbangan Boeing adalah perusahaan milik Amerika Serikat yang telah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan pesawat internasional, termasuk salah satunya dengan PT DI. Bentuk kerjasama dengan perusahaan pembuatan pesawat terbang beberap Negara tersebut, yaitu memberi kesempatan membuat bagian tertentu dari pesawat Boeing.

Menanggapi maksud dari kunjungan ini, Menhan RI menjelaskan bahwa Indonesia membutuhkan pesawat dengan sistem multi fungsi tidak hanya digunakan untuk tujuan perang (Strike), tetapi pesawat ini juga digunakan untuk operasi selain perang seperti contohnya adalah untuk angkutan logistik, sehingga Menhan mengharapkan agar dapat dikirimkan prototype yang dihimpun dalam list penawaran.

Pada kesempatan ini juga Menhan saat menerima tamunya menjelaskan tentang adanya rencana pelaksanaan pameran Indo Defence pada akhir tahun 2010, untuk itu Menhan mengharapkan pihak Boeing juga dapat ikut berpartisipasi di dalam pemeran tersebut.

Sumber : DMC

RI - Thailand Tingkatkan Kerja Sama Bidang Pertahanan

JAKARTA – Usai bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) RI, Laksamana TNI Agus Suhartono, SE, KASAL Thailand, Admiral Khamtom Pumhiran mengujungi Menteri Pertahanan RI, Kamis (11/2) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Pada kesempatan pertemuan tersebut Menhan dan Kasal Thailand membahas hubungan kerjasama di bidang pertahanan khususnya di antara Angkatan Laut kedua negara. Disamping itu kedua pejabat ini juga saling bertukar pikiran dan pengalaman dalam penanganan persoalan pertahanan dan keamanan di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga.

Lebih jauh lagi, pertemuan antara Menhan dan Kasal Thailand membahas rencana kerjasama diantara Angkatan Laut kedua negara dalam rangka program pengamanan di wilayah perbatasan negara-negara Asean di perairan Selat Malaka khususunya di wilayah perairan Sumatera Utara yang panjangnya sekitar 800 Km.

Adapun yang menjadi salah satu perencanaan kerjasama Angkatan Laut kedua negara ini adalah terkait dengan hal koordinasi dan penyusunan draft standar prosedur operasi yang dibutuhkan, untuk bisa bergabung dengan negara-negara di Asean lainnya dalam rangka pengamanan selat malaka tersebut.

Latihan Bersama TNI-AU dan RSAF

Sementara ditempat yang sama Menhan RI, pada Selasa (9/2), juga menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Udara Singapura Brigjen Ng Chee Meng. Dalam pertemuan tersebut Menhan Purnomo juga membicarakan mengenai rencana kegiatan latihan bersama TNI AU - Angkatan Udara Singapura yang disebut Elang Indo-Pura pada September 2010 namun tempat pelaksanaannya belum diputuskan.

Dalam pertemuan tersebut Menhan Purnomo menjelaskan mengenai rencana pelaksanaan Indo-Defence 2010 yang akan diadakan pada akhir tahun ini. Diharapkan pada Indo-Defence 2010 nantinya akan dihadiri beberapa negara produsen alutsista yang dapat menunjukkan hubungan baik antara Indonesia dengan negara-negara lain di dunia.

Menhan Purnomo menjelaskan, pada dasarnya Indonesia dan Singapura memiliki hubungan bilateral yang baik khususnya di bidang pertahanan. Kerjasama pertahanan juga menyangkut penyiapan pasukan reaksi cepat dalam penanggulangan bencana alam. Dijelaskan pula mengenai rencana TNI untuk membangun pusat latihan untuk pasukan perdamaian (UN PKO) yang akan ditugaskan ke berbagai negara.

Sumber : DMC