Wednesday, February 17, 2010

Mahasiswa Surabaya Rancang Prototipe Senjata Jarak Jauh

SURABAYA - Mahasiswa S1 STIKOM Surabaya, Riza Rahadian Saputra S.Kom, berhasil merancang prototipe senjata pertahanan menggunakan teknologi Coilgun dengan sistem kontrol jarak jauh untuk penembakan peluru ke arah lawan.

Prototipe persenjataan yang merupakan tugas akhir (TA) itu dipamerkan di atrium Royal Plasa Surabaya, Selasa (16/2). Riza juga bertindak sebagai Ketua Tim Robot STIKOM Surabaya pada Kontes Robot Indonesia 2009.

Pada prototipe itu, Riza memberikan inovasi berupa sistem yang mampu melindungi operator senjata saat terjadi serangan musuh yakni dengan menerapkan sistem kontrol jarak jauh pada prototipe rancangannya.

Dengan menggunakan kombinasi antara teknologi Coilgun dengan sistem kontrol jarak jauh yang dikembangkan secara manual dan otomatis diharapkan kombinasi itu dapat dimanfaatkan untuk pengembangan senjata yang efektif ketika jarak dan arah dari target diketahui.

Spesifikasi peluru yang digunakan adalah peluru standar kaliber 5.56mm. Sensor senjata mampu menentukan sudut elevasi secara otomatis dan berjalan baik pada sistem kontrol jarak jauhnya.

Ia mengaku pembacaan sensor pada prototipe rancangannya itu kurang sempurna, sehingga ada sedikit selisih hasil penentuan sudut elevasi bila dijalankan secara otomatis. Namun jika dilakukan penelitian lebih lanjut hal ini bisa diperbaiki.

PAL Pasang Yakhont


Sementara itu industri galangan kapal Indonesia khususnya Divisi Kapal Perang saat ini tengah menginstalasi rudal Yakhont (P-800 Oniks) asal Rusia ke kapal perang kelas Van Speijk KRI Oswald Siahaan-354.

Kepala Proyek Pemasangan Rudal Yakhunt Sutrisno mengatakan, saat ini pihaknya sedang membuat tempat pemasangan misil di lambung KRI OWA. " Diharapkan bulan April mendatang empat rudal dari Rusia akan datang dan siap dipasang di KRI OWA, ujarnya," Selasa (16/2) di Surabaya.

Sebelumnya, PT PAL Indonesia (Persero) juga mampu melakukan overhaul Kapal Selam KRI Cakra dan KRI Nanggala tahun 1995 dan 1997. "Kami sebenarnya mampu. Hanya, selama ini tak diberi kesempatan," kata Ketua Umum Serikat Pekerja PT PAL Indonesia (Persero) Yuniarto Leksana.

Sumber : ANTARA | KOMPAS

No comments: