Tuesday, February 23, 2010

Penunjukan "Super Tucano" Sudah Sesuai Prosedur


EMB-314 Super Tucano beserta persenjataannya (Foto : gustafalattas)

JAKARTA - KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, penetapan pesawat tempur taktis "Super Tucano" dari Brazil, untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco, sudah sesuai prosedur.

"Kita sudah lakukan kajian terhadap beberapa jenis pesawat yang bisa menggantikan tugas dan peran OV-10F Bronco. Dari sekian jenis yang ada, terpilihlah `super tucano` yang kemudian kita ajukan ke Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan," ujarnya di Jakarta, Senin (22/2).

Ketika dikonfirmasi ANTARA usai menghadiri rapat kerja Menteri Pertahanan dan Panglima TNI dengan Komisi I DPR, Imam mengatakan, kajian yang dilakukan terhadap beberapa pesawat calon pengganti OV-10F Bronco itu lalu diserahkan ke Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan untuk ditindaklanjuti proses pengadaannya.

Untuk menggantikan OV-10F Bronco, TNI AU melakukan pengkajian terhadap tiga jenis pesawat yakni EMB-314 Super Tucano dari Brazil, KIA KT-1C dari Korea Selatan, dan JL-8 dari Cina (K-8 Karakorum).

"Kami diminta mengajukan satu pesawat pengganti yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional serupa OV-10F Bronco. Selanjutnya proses pengadaan seperti tender dan lain-lain diserahkan ke Kementerian Pertahanan. Jadi kita tidak menunjuk langsung, tetapi kita ada beberapa pilihan dan setelah dikaji `super tucano` yang sesuai," tuturnya.

"Yang jelas, super tucano sesuai untuk menggantikan OV-10F Bronco. Ya kita lihat saja, keputusannya bagaimana. Yang jelas penggantiannya sudah sangat mendesak. Sudah hampir tiga tahun skadron pesawat OV-10 Bronco itu tidak berjalan karena pesawatnya sudah dihanggarkan semua," ungkap Imam.

Tak hanya itu, pihaknya terpaksa mengajukan tambahan anggaran pembelian untuk satu skadron Super Tucano dari 200 juta dolar AS (untuk 18 pesawat) pada 2007, menjadi 250 juta dolar AS pada 2010 hanya untuk 16 pesawat.

"Ini terjadi karena selisih kurs yang tinggi antara tahun 2007 dan 2010 dan karena harganya yang memang naik. Belum teknologi yang harus disesuaikan lagi," ungkap Kasau.

Pada rapat kerja Komisi I DPR dengan Menhan dan Panglima TNI itu, sebagian anggota Komisi I DPR mempertanyakan kebijakan TNI AU yang langsung menunjuk pesawat Super Tucano buatan Brazil, sebagai pengganti OV-10 Bronco yang ditengarai sebagai penunjukkan langsung.

Penunjukkan langsung dalam pengadaan barang dan jasa bertentangan dengan Keppres 80 tentang pengadaan barang dan jasa oleh departemen atau instansi pemerintah.

Sumber : ANTARA

No comments: