Thursday, January 31, 2008

Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional Diresmikan

Surabaya (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris, pada Selasa meresmikan Gedung Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) di Taman Teknologi, kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang terletak di Sukolilo, Jatim.

Gedung PDRKN atau National Ship Design and Engineering Center (NaSDEC) yang diresmikan itu menempati lahan sekitar 2.200 meter, sedangkan pembangunan dan pengadaan perangkat keras (hardware) serta perangkat lunak (software) pendukung menelan biaya sekitar tujuh miliar rupiah.

Hadir dalam peresmian itu diantaranya pejabat di lingkungan Departemen Perindustrian, pengusaha galangan kapal dan pelayaran nasional serta pejabat dari Departemen Perhubungan dan Departemen Kelautan dan Perikanan.

PDRKN merupakan lembaga baru yang didirikan atas kerjasama antara Departemen Perindustrian dan ITS Surabaya. Pendirian lembaga itu sudah dimulai sejak 2004 hingga 2005.

Pendirian PDRKN direalisasikan menyusul terbitnya Inpres Nomor 5Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran nasional yang mengamanatkan kepada Departemen Perindustrian untuk mengembangkan pusat-pusat desain, penelitian dan pengembangan industri kapal.

Industri Strategis

Menperin mengemukakan, industri galangan kapal merupakan salah satu industri strategis dan industri masa depan yang penting untuk dikembangkan sebagai penyedia sarana transportasi dan sarana kerja pertambangan, perikanan, pariwisata serta penyedia alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Menurut dia, pengembangan industri kapal di dalam negeri sendiri untuk memanfaatkan potensi pasar dalam maupun luar negeri yang cukup besar.

Bahkan, dengan diterapkannya aza "cabotage" sesuai Inpres Nomor 5 Tahun 2005 diperkirakan berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan angkutan laut dalam negeri sekitar 44 persen dari kondisi 2004.

Sementara itu, kenaikan Bahan bakar Minyak industri yang cukup besar juga telah mendorong perusahaan pelayaran untuk menggunakan kapal-kapal baru dengan desain yang lebih hemat bahan bakar.

Pangsa pasar kapal dunia juga sangat besar, khususnya sejak diberlakukannya peraturan baru keamanan pelayaran Safety of Life at Sea (SOLAS) dari International Maritime Organization (IMO) yang menetapkan agar kapal tangker menggunakan konstruksi lambung ganda (double hull) maupun regulasi Common Structural Rules (CSR) dari International of Classification Societies (IACS).

Di dalam negeri, kata Menperind, saat ini ada sekitar 250 perusahaan galangan kapal yang telah menanamkan investasi sekitar satu miliar dolar AS dengan kapasitas terpasang sekitar 500.000 DWT per tahun untuk pembangunan kapal baru dan 6.000.000 DWT per tahun untuk reparasi kapal (docking repair).

Namun demikian, pengembangan potensi industri galangan kapal di dalam negeri saat ini masih jauh dari yan diharapkan sehingga dibutuhkan peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi program pengembangan industri perkapalan diperlukan PDRKN.(*)

Sumber : ANTARA

Perang Israel 2006 'kelalaian serius'

Perang Israel terhadap Hizbullah tahun 2006 adalah kelalaian "besar dan serius", kata penyelidikan bentukan pemerintah Israel.
"Kami mendapati kelalaian serius dalam pengambilan keputusan...baik di tingkat militer dan politik," kata ketua tim penyelidik Eliyahu Winograd.

Perdana Menteri Israeli Ehud Olmert telah menerima salinan penyelidiki Winograd itu.

Olmert bersikukuh menyatakan, dia tidak akan mundur dari kursi perdana menteri setelah temuan penyelidikan itu diterbitkan.

Laporan akhir itu memuat kesimpulan perang, termasuk serangan kontroversial terhadap para pejuang Hizbullah beberapa jam sebelum gencatan senjata diberlakukan.

Meski demikian, kecaman keras mungkin mendatangkan tekanan bagi para mitra politik dalam koalisi yang memerintah Israel, kata para pengamat.

Hakim senior Eliyahu Winograd menyerahkan kepada Olmert salinan laporan tersebut, sekitar sembilan bulan setelah laporan sementara mengecam "kelalaian serius" pada awal perang 34-hari tersebut.

Olmert diberi waktu satu jam untuk meninjau laporan Winograd sebelum temuan itu dipublikasikan dalam keterangan pers pukul 1800 waktu setempat (2300 WIB).

Pertikaian bersenjata pecah pada Juli 2006, ketika para pejuang milisi Hizbullah menawan dua serdadu Israel dalam satu serangan lintas perbatasan yang menyebabkan tiga serdadu Israel tewas.

Dalam konflik, lebih dari 1.000 warga sipil Libanon tewas, yang kebanyakan warga sipil, dan 160 warga Israel, yang kebanyakan tentara.

Sumber : BBC Indonesia

TNI AL Tetap Bangun 'Air Stream' di Alas Tlogo

JAKARTA--MI: TNI AL tetap melanjutkan niat membangun Air Stream di atas lahan pusat latihan tempur, Alas Tlogo, Grati, Pasuruan.

"Kami tetap menawarkan lima hektare lahan pengganti bagi warga yang sempat tinggal di wilayah yang akan dibangun itu," kata Kadispenal Laksamana Pertama Iskandar Sitompul, di Jakarta, Rabu (30/1).

Dia melanjutkan pihaknya memang sangat membutuhkan air stream tersebut sebagai pendukung utama latihan-latihan tempur personel TNI AL. Dia mengatakan Air Stream akan digunakan sebagai landasan bagi pesawat kecil milik TNI AL semacam Nomad dan Cassa.

Hingga sekarang, lanjut mantan Danlanal Bali itu, baru separuh dari warga yang tinggal di wilayah yang akan dibangun Air Stream yang bersedia menerima lahan pengganti. "Sisanya belum mau menerima dan saat ini masih terus diadakan pendekatan khususnya oleh pihak Pemda setempat," kata Iskandar.

Puslatpur TNI AL Alas Tlogo, Grati, Pasuruan sempat memiliki kisah yang menjadi isu nasional. Medio 2006 lalu, beberapa personel Marinir yang berjaga melepaskan tembakan ke arah warga yang sedang berunjuk rasa memprotes pengambilalihan lahan yang selama ini dikelola warga. Akibatnya setidaknya delapan warga terluka parah, bahkan beberapa diantaranya tewas.

Saat ini pihak POM TNI sedang memproses hukum prajurit yang melakukan penembakan. Sedang mengenai status tanah itu, TNI AL beralasan seluruh tanah di wilayah itu adalah milik mereka. Sedang warga yang tinggal adalah pendatang yang sama sekali tak memiliki sertifikat sah atas tanah yang mereka olah. (Mjs/OL-03)

Sumber : MIOL

Kerjasama TNI AU dan RSAF



TNI Angkatan Udara dan Republic of Singapore Air Force (RSAF) mengadakan pertemuan membahas kerjasama dibidang Joint Air Force Training Working Group (JAFTWG) dan diskusi tentang pemanfaatan keselamatan terbang dan kerja (Lambangja) di Mabesau Cilangkap, Rabu (30/1).

Dalam pertemuan tersebut TNI Angkatan Udara dipimpin oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsda TNI I Made Oka, sedangkan dari RSAF dipimpin oleh Chief of Staff-Air Staff Brigadier General Charles Sih. Selain itu RSAF memperkenalkan tentang pemanfaatan teknologi generasi ketiga serta mengundang para perwira TNI AU dalam Singapore Air Show mendatang.

Sumber : Dispenau

Wednesday, January 30, 2008

KSAD Serukan Penguatan Pasukan Komando

JAKARTA--MI: Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen Agustadi SP menegaskan perlunya peningkatan kekuatan pasukan, khususnya pasukan komando Indonesia.

Langkah itu ditempuh, lanjut Agustadi, agar perbedaan kualitas pasukan TNI dengan tentara negara lain tidak terlalu jauh.

"Akan terus ditingkatkan kualifikasinya. Pasukan komando paling tidak harus bisa mengamankan kedaulatan negara kita," kata Agustadi seusai acara pemberian brevet komando Kopassus TNI AD, di Jakarta, Rabu (30/1).

Ditanya soal persenjataan, Agustadi mengatakan secara bertahap pihaknya akan mengganti yang dianggap sudah tidak layak. Yakni dengan mengutamakan produk senjata dalam negeri.

"Dalam waktu dekat belum ada pengadaan. Masih akan dipastikan. Belum sekarang. Februari akan dibahas dalam rapat khusus," kata Agustadi. (Mjs/OL-03)

Sumber : MIOL

KRI Anaconda Menangkap Kapal Penyelundup KM Berkat Saudara


KRI Anaconda, masuk dalam kategori Patrol Boat (36m) buatan PT Palindo

Penyelundupan melalui perairan kepulauan Riau masih terus berlangsung. Sedikit saja aparat lengah, para penyelundup langsung menjalankan aksinya. Kapal Republik Indonesia (KRI) Anaconda milik TNI AL berhasil menangkap KM Berkat Saudara bermuatan balpres yang tak sesuai dengan manifest, Jumat (25/1).

”Kapal yang diamankan adalah KM Berkat Saudara GT 99 nomor 997 PPn ditangkap di perairan kepulauan Riau yang diperkirakan berasal dari Singapura dengan tujuan ke Tembilahan,' ujar Danlanal Tanjungbalai Karimun, Letkol Laut (P) Arief, Senin (28/1) melalui Palaksa, Mayor Laut (P) Imam Hidayat.

Setelah tertangkap, kata Palaksa, KRI Anaconda menyerahkan kapal tersebut ke Lanal Tanjungbalai Karimun untuk ditindaklanjuti. Ada pun muatan yang terdapat di atas kapal adalah pakaian bekas yang dikemas dalam bentuk balpres.

”Jumlah keseluruhan jumlah sebenarnya balpres yang ada di dalam kapal kita belum tahu, sebab harus dibongkar baru bisa mengetahui. Hanya saja, berdasarkan dokumen kapal, seperti manifest menyebutkan jumlah muatan 200 lebih balpres,' terangnya.

Tapi, kata dia, jika dilihat dari luar, memang mengenai jumlah muatan tidak sesuai dokumen, yakni lebih. Untuk itu, dokumen tak sesuai dengan muatan dan juga balpres dilarang ke Indonesia, maka KRI Anaconda mengambil tindakan mengamankan.

”Dari penyerahan KM Berkat Saudara ke Lanal Tanjungbalai Karimun, kita sudah mengamankan nakhoda kapal, Amir beserta Anak Buah Kapal (ABK) sebanyak sembilan orang. Dan untuk saat ini kita sedang melakukan pemeriksaan,' jelasnya.

Dilanjutkannya, jika dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Lanal Tanjungbalai Karimun bisa ditangani sendiri, maka akan dilakukan penyidikan oleh pihaknya.

Sebaliknya, jika pelanggaran yang dilakukan bukan kewenangan Lanal Tanjungbalai Karimun, maka akan diserahkan ke instansi yang terkait.

Sumber : Dispenal

Marinir akan Menurunkan RM-70 Grad di Karang Tekok



SURABAYA--MI: Korps Marinir akan melakukan uji coba roket RM Grad 70 MM buatan Ceko di pusat latihan tempur Karang Tekok, perbatasan Kabupaten Situbondo dengan Banyuwangi, Jatim, Sabtu, 2 Februari 2008.

Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Toni Syaiful di Surabaya, Selasa (29/1), mengemukakan bahwa uji coba itu merupakan rangkaian dari latihan puncak TNI AL bersandi Armada Jaya XXVII/2007.

"Roket itu mampu menghancurkan sasaran seluas tiga hektar dengan jangkauan sekitar 60 kilometer dari pusat penembakannya. Namun karena ini ujicoba, maka jangkauannya hanya distel sekitar 15 kilometer. Kalau sesuai kemampuannya, nanti bisa meledak di Jember," katanya.

Perwira menengah melati dua itu mengemukakan bahwa roket yang dimiliki Marinir sekitar dua tahun lalu itu, bisa diluncurkan satu kali dalam satu laras sebanyak 40 unit sekaligus.

Selain peluncuran roket, sebanyak 1.300 prajurit korps baret ungu Marinir akan melakukan pendaratan di Pantai Banongan, Situbondo sebagai simulasi penyerangan terhadap kekuatan musuh yang berada di daratan, pada Sabtu (2/2) dinihari.



Latihan Armada Jaya kali ini melibatkan 23 kapal perang berbagai jenis dari Koarmatim bermarkas di Surabaya dan Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) serta Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang bermarkas di Jakarta.

"Sebelumnya, memang direncanakan melibatkan 51 kapal perang dengan cadangannya, tapi akhirnya dikurangi, karena kapal-kapal TNI AL itu nantinya akan dilibatkan lagi dalam latihan gabungan TNI yang dilaksanakan Juni atau Juli 2008," katanya menjelaskan.

Ia mengemukakan, tempat pendaratan Marinir yang semula direncanakan di Kaimana, Papua sebagai puncak latihan juga dipindah ke Karang Tekok.

Ia menjelaskan, 25 Januari ini pasukan Marinir yang dari wilayah barat atau Jakarta diberangkatkan ke Surabaya menggunakan kapal perang. Pada 30 januari, puluhan kapal perang TNI AL dan ribuan Marinir akan berlayar dari Surabaya ke arah Situbondo.

Setelah pendaratan Marinir dan uji coba penembakan roket, kapal-kapal TNI dan personel nantinya akan bertolak menuju ke barat untuk ujicoba penembakan di pulau gundul utara Karimun Jawa. (Ant/OL-03)

Sumber : MIOL

Catatan moderator :
Dengan tidak mengurangi makna dari berita tsb, moderator telah merubah judul asli berita ini.

Tuesday, January 29, 2008

KRI Hasanuddin (366) Tiba Lantamal II Tanjung Priok



Sejumlah prajurit TNI AL menyambut kedatangan KRI Hasanuddin yang merapat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (29/1). KRI yang dipesan dari Belanda dengan nomor lambung 366 ini memiliki bobot 1600 ton dan dilengkapi persenjataan anti serangan udara, permukaan laut, maupun dari kapal selam. (ANTARA/Fouri Gesang Sholeh/kim)

Berita terkait :
Kapal Perang dari Belanda Pesanan TNI Tiba di Jakarta

KRI Kelas Gilimanuk (531)

KRI Teluk Gilimanuk (531) merupakan kapal pertama dari kapal perang jenis kapal pendarat medium (LSM) kelas Teluk Gilimanuk milik TNI AL. Dinamai menurut nama sebuah teluk di pulau Bali.

KRI Teluk Gilimanuk dibangun oleh VEB Peenewerft, Wolgast, Jerman Timur pada tahun 1976 untuk Angkatan Laut Jerman Timur dengan nomor lambung 611. Kapal berjenis Frosch-1 Class/Type 108 ini kemudian dibeli pemerintah untuk TNI Angkatan Laut pada tahun 1994.

KRI ini termasuk dalam paket pembelian sejumlah kapal perang eks Jerman Timur pada masa pemerintahan Presiden Suharto
KRI Teluk Gilimanuk bertugas sebagai armada pendarat bagi pasukan Marinir TNI AL dan juga sebagai kapal pengangkut logistik.

Kapal-kapal KRI Kelas Teluk Gilimanuk

• (531) Teluk Gilimanuk >> (GDR:1976/TNI-AL:1994)
• (532) Teluk Celukan Bawang >> (GDR:1976/TNI-AL:1994)
• (533) Teluk Cendrawasih >> (GDR:1977/TNI-AL:1994)
• (534) Teluk Berau >> (GDR:1977/TNI-AL:1995)
• (535) Teluk Peleng >> (GDR:1978/TNI-AL:1993)
• (536) Teluk Sibolga >> (GDR:1977/TNI-AL:1993)
• (537) Teluk Manado >> (GDR:1977/TNI-AL:1995)
• (538) Teluk Hading >> (GDR:1978/TNI-AL:1994)
• (539) Teluk Parigi >> (GDR:1978/TNI-AL:1995)
• (540) Teluk Lampung >> (GDR:1979/TNI-AL:1994
• (541) Teluk Jakarta >> (GDR:1979/TNI-AL:1994)
• (542) Teluk Sangkulirang >> (GDR:1979/TNI-AL:1994
• (543) Teluk Cirebon >> (GDR:1979/TNI-AL:1995)
• (544) Teluk Sabang >> (GDR:1979/TNI-AL:1995

Data Teknis

KRI Teluk Gilimanuk memiliki berat 1,900 ton. Dengan dimensi 90,70 meter x 11,12 meter x 3,4 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel, 2 shaft menghasilkan 12,000 bhp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 18 knot.
Diawaki oleh maksimal 42 pelaut. Mampu mengangkut kargo hingga seberat 600 ton.

Persenjataan

KRI Teluk Gilimanuk bukanlah termasuk armada tempur maupun pemukul. Sebagai armada pendarat dan pengangkut logistik, KRI Teluk Gilimanuk hanya dibekali senjata pertahanan diri berupa:
• 1 kanon laras ganda kaliber 37mm Model 1939
• 1 Meriam Bofors 40/70 berkaliber 40mm dengan kecepatan tembakan 120-160 rpm, jangkauan 10 Km untuk target permukaan terbatas dan target udara.
• 2 kanon laras ganda kaliber 25mm

Sensor dan elektronis

KRI Teluk Gilimanuk diperlengkapi radar MR-302/Strut Curve Air/Surface Search.



KRI Teluk Gilimanuk (531), ex-611, GDR ship Hoyerswerda


KRI Teluk Celukan Bawang (532), ex-632, GDR ship Hagenow


KRI Teluk Cendrawasih (533) ex-613, GDR ship Frankfurt/Oder


KRI Teluk Berau (534) ex-634, GDR ship Eberswalde-Finow


KRI Teluk Sibolga (536), ex-612, GDR ship Schwerin
Foto by : corporaldjono


KRI Teluk Manado (537), ex-633, GDR ship Neubrandenburg


KRI Teluk Hading (538), ex-614, GDR ship Cottbus


KRI Teluk Parigi (539), ex-635, GDR ship Anklam


KRI Teluk Lampung (540), ex-636, GDR ship Schwedt

Asisten Operasi KASAL Tinjau Kesiapan Armada Jaya XXVII A/08



Memasuki awal tahun 2008, TNI AL kembali menggelar latihan Armada Jaya XXVII A/ 08 yang akan mengambil lokasi di Banyuangi, Situbondo dan Tanjung Jangkar, sekaligus akan menguji beberapa persenjataan yang dimiliki Korps Marinir antara lain senjata strategis Howitzer 120mm dan senjata RM Grad 70 mm multi laras yang merupakan senjata pamungkas Korps Marinir.

Menjelang keberangkatan ke daerah sasaran sebelumnya pada Jumat, (25/01) bertempat di Pusat Latihan Kapal Perang (Puslatkaprang) ASTT Action Speed Tactical Trainner Koarmatim, Asisten Kasal bidang Operasi (Asops Kasal) Laksamana Muda TNI Moeklas Sidik, MPA didampingi Pangarmatim Laksda TNI Adi Prabawa SIP, MM yang juga bertindak sebagai Direktur Latihan (Dirlat) menerima paparan RO (Rencana Operasi).

Dalam kesempatan tersebut Asops kasal juga menerima paparan Sub Kogasgabfib, paparan pelintasan BTK (Bantuan Tembakan Kapal), paparan rencana operasi pasrat dan dilanjutkan dengan kegiatan TFG (Tactical Floor Game).

Latihan Armada Jaya XXVII A/08 kali ini mengambil Thema ”Komando Tugas Gabungan Melaksanakan Operasi Amfibi Didahului dengan Operasi Laut Gabungan Diteruskan dengan Operasi Pendaratan Administrasi Di Wilayah Banyuangi, Situbondo dan Tanjung Jangkar, Dalam Rangka Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Sumber : Dispenal

Kodam VI/TPR Mendapat Tambahan Heli NBell-412


Helikopter serbaguna NBell-412 dengan teknologi rotor empat blade, mampu mengangkut 15 penumpang.

PENDAM VI (29/1),- Kodam VI/Tpr akan menambah satu buah helikopter untuk memperkuat pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Demikian dikemukakan Pangdam VI/Tpr Mayjen TNI Tono Suratman usai bertemu dengan Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) ke-17 di ruang Danrem 091/Asn, Senin (28/01).

Sesuai program Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) 2008 secara umum tidak ada pergantian. Kecuali sarana dukung pasukan berupa kendaraan dan helikopter, rencana kita akan menambah satu lagi,” kata Pangdam yang didampingi Danrem 091/Asn Kolonel Inf Bambang Budi Waluyo. Pangdam menjelaskan, helikopter didatangkan dari Mabes TNI usai Latihan Gabungan (Latgab) Juni itu adalah jenis Bell 412. Menurut Pangdam meski ada penambahan helikopter masih belum cukup untuk mengamankan wilayah perbatasan.

“Selama ini proses pengamanan kita gunakan helikopter Bell 412 dan pesawat-pesawat lainnya. Kita juga dibantu helikopter Puma dari TNI AU. Namun ini sifatnya hanya pendukung saja, karena fungsi utamanya untuk SAR, Kodam juga akan menambah 600 personil setiap tahun. Perekrutan dilakukan pada Tamtama, Bintara hingga Perwira. Kuotanya akan kita atur dengan cara take and out, maksudnya masuk dan pensiun harus seimbang,” ujar Pangdam.

Selengkapnya>>

Menyambung Nyawa Dirgantara Indonesia

Oleh : Orin Basuki dan BM Lukita Grahadyarini

Tanggal 4 September 2007 adalah masa paling kelam bagi PT Dirgantara Indonesia atau PT DI . Industri strategis ini dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. PT DI dinilai tidak mampu membayar utang berupa kompensasi dan manfaat pensiun serta jaminan hari tua kepada eks karyawannya yang diberhentikan sejak 2003.

Dengan keputusan itu, otomatis tidak ada lagi kegiatan produksi di perusahaan itu. Padahal, dua hari sejak tanggal pemailitan, kabarnya, mereka akan menandatangani nota kesepahaman dengan Merpati Nusantara Airlines (MNA), tentang pembelian 10 unit pesawat CASA 212-400.

Itu berarti ada penerimaan riil bagi perusahaan yang dibangun di masa Orde Baru ini. Pendapatan riil berarti nyawa bagi pabrik pesawat yang dipelopori BJ Habibie ini.

Apa mau dikata. Saat itu, PT DI berada di titik terbawah. Luka akibat pemailitan masih terasa hingga saat ini. Namun, upaya tetap bertahan hidup tetap dilakukan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah merealisasikan nota kesepahaman dengan MNA pada 28 Januari 2008. Harapan pun mulai ada di depan mata.

Pemesanan 10 CASA 212 seri 400 bernilai 60 juta dollar AS merupakan suntikan dana yang lumayan bagi PT DI. Ini seolah tambahan nyawa bagi perusahaan yang dirundung malang sejak krisis ekonomi mendera Indonesia tahun 1998.


NC-212-200 Merpati Airlines di Sam Ratulangi, Manado.

Seluruh pesanan pesawat baru selesai diproduksi 2009. Akan tetapi, hal itu seolah menjadi sinyal bahwa PT DI tak perlu ”mati”.

Seperti diungkapkan Direktur Utama PT DI Budi Santoso, tahun 2008 belum ada produksi pesawat besar-besaran, karena perusahaan ini baru mulai merangkak setelah dipailitkan. Setahun ini fokus untuk menghimpun pesanan sebanyak mungkin. Diharapkan, kepercayaan pembeli pulih setelah MNA memesan 20 pesawat penumpang.

”Kami akan mempercantik perusahaan. Tidak mungkin menawarkan sesuatu jika kondisinya masih acak-acakan,” ujarnya.

Sembari menunggu produksi dalam volume besar, PT DI masih memiliki beberapa kontrak yang lebih dari cukup untuk menyambung hidup. Mereka masih melayani pembuatan komponen pesawat dari dua produsen bus udara terbesar di dunia, yaitu Airbus dan Boeing.

Kapasitas produksi komponen untuk kedua perusahaan itu baru 30 komponen per bulan. Padahal permintaannya 46-50 komponen per bulan.


NC-212 TNI-AU di bandara Adisucipto, Yogyakarta.

Selain itu, ada penawaran kepada investor dalam negeri, yakni TNI Angkatan Laut, yang tengah berupaya memperkuat armada patrolinya. Mereka ditawari pesawat patroli jenis terbaru, gabungan dari CASA 212 dan CN 235. Nilai jualnya pun tinggi, sekitar 30 juta dollar AS per unit.

”Kalau diminta membuat satu unit, kami akan memulai dari satu unit. Tetapi kalau diminta 10 unit, kami siap memulai 10 unit dari sekarang. Satu unitnya perlu waktu pembuatan 18 bulan, tidak ada yang bisa dibuat dalam setahun. Kami harap keputusan dari TNI AL bisa diperoleh dalam waktu dekat,” ujar Budi.

Dukungan CASA

Dari pesanan yang diterima, maka sebagai sebuah industri, PT DI masih punya masa depan. Apalagi setelah mendapat dukungan dari CASA yang bermarkas di Spanyol. CASA dengan sukarela memindahkan pabriknya ke Indonesia. CASA berharap dapat mengembangkan industri penerbangan di kawasan regional.

Dengan kerja sama ini, PT DI tidak perlu mengeluarkan dana untuk investasi. CASA telah memasukkan seluruh perlengkapan pabrik pembuatan pesawatnya dalam kontainer saat ini, dan siap dikirim ke Indonesia. Nantinya, seluruh produksi CASA akan dialihkan ke Indonesia.

CASA bisa tetap hidup tanpa dibebani ongkos tenaga kerja di Eropa yang melonjak akibat menguatkan nilai tukar euro terhadap dollar AS. Padahal, penerimaan yang diterima CASA dari penjualan pesawatnya berupa dollar AS.

Melalui kerja sama dengan PT DI, setiap pesawat yang diproduksi akan dibuat oleh tenaga kerja Indonesia, yang relatif lebih murah dibanding tenaga kerja di Eropa.

”Kami akan memperoleh pendapatan sekitar 20 persen dari setiap pesawat yang terjual,” ujar Budi.

Kerja sama ini diharapkan dapat memperluas area penjualan pesawat hasil kerja sama PT DI dan CASA, antara lain pasar Amerika Selatan dan Asia.


EADS/Casa C212-400 variant patroli maritim AL Argentina

EADS/Casa C212-400 variant angkut personel AU Portugal

PT DI sudah menawarkan pesawat CASA 212 ke Thailand. CASA 212 adalah salah satu varian pesawat yang dibuat sebagai hasil kerja sama PT DI dan CASA.

Pasar di dalam negeri pun menjanjikan. Kebutuhan pengadaan pesawat sejenis CASA 212 mencapai 50 unit. Menurut Direktur Utama MNA Hotasi Nababan, diperlukan pesawat kecil untuk menembus kawasan terpencil yang belum tersentuh maskapai penerbangan.

Sebanyak 10 pesawat pesanan MNA itu akan digunakan untuk menembus daerah-daerah terpencil di Kalimantan, Sumatera, dan kawasan Indonesia timur.

”Kami baru memiliki 22 pesawat bermesin jet dan 15 pesawat berbaling-baling. Kami akan menggantikan pesawat lama jika yang baru selesai,” katanya.

Masalah utama

Biarpun pasar sudah terbuka, kemampuan PT DI untuk mengejar kontrak masih terbatas. Mesin produksi yang menjadi andalan mereka saat ini masih jauh dari memadai. Mesin terbaru yang dimiliki buatan 1992 bahkan ada yang usianya 20 tahun. Idealnya, mesin yang sudah berusia 14 tahun harus diganti.

Penggantian mesin produksi PT DI sepenuhnya tergantung pada keputusan DPR. Lembaga perwakilan rakyat inilah yang akan menetapkan kapan langkah-langkah penyehatan PT DI dilakukan. Pemerintah sudah mengusulkan penjualan sebagian saham milik pemerintah kepada investor strategis. Namun, ini tergantung persetujuan DPR.

PT DI sudah menerima pernyataan minat dari dua perusahaan asing, yaitu dari Eropa dan Asia, yang bersedia menjadi rekanan strategis untuk membangun kembali perusahaan tersebut.

”Jika izin diberikan dalam waktu dekat, kami optimistis PT DI bisa pulih, dan menjadi besar kembali dalam tiga tahun mendatang,” tutur Budi.

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sofyan A Djalil menegaskan, industri penerbangan PT DI akan dikembangkan menuju dua arah, yakni penerbangan komersial dan pertahanan. Privatisasi yang dilakukan diarahkan untuk memperkuat basis produksi pesawat komersial PT DI. Sedangkan industri pertahanannya tetap diawasi pemerintah.

PT DI pun tetap memiliki hak hidup, karena masih sangat bernilai. Pendapatannya masih bisa mencapai rata-rata 100 juta dollar AS per tahun, dan keuntungan bersihnya rata-rata Rp 30 miliar per tahun.

Tahun 2007, sudah ada kontrak perawatan 15 pesawat Boeing jenis 737 seri 200, 300, dan 400 dari maskapai dalam negeri, antara lain Adam Air, RPX Airlines, dan Batavia Air senilai Rp 80 miliar. Kontrak dengan TNI Angkatan Udara untuk membuat satu pesawat senilai 27 juta dollar AS dan helikopter senilai 7 juta dollar AS.

PT DI juga memiliki kontrak untuk perawatan dan modifikasi pesawat, antara lain dari Turki, Pakistan, dan Iran. Nilai kontraknya sekitar 300 juta dollar AS, meliputi pengadaan komponen, peralatan, dan pembuatan pesawat CN-235 dan CASA 212-400. Perusahaan ini juga masih menghidupi 3.600 karyawan.

Mulai 24 Oktober 2007, status pemailitan PT DI dimentahkan Mahkamah Agung. Mungkin ini bisa menjadi batu loncatan untuk memulai lembaran baru menghidupkan industri penerbangan dalam negeri.

Sumber : KOMPAS

KOOPSAU II Siap Hadapi Ancaman

Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yushan Sayuti menegaskan, meskipun kondisi Lanud jajaran di Koopsau II saat ini belum mencapai kondisi minimum esential force (kekuatan idial minimum), tetapi masih mampu untuk menghadapi ancaman yang ada.

”Karena keterbatasan anggaran, kita baru mampu menyiapkan tiga puluh persen dari ukuran idial. Namun demikian bila dihadapkan dengan kondisi ancaman sekarang, kita masih memadai” tegas Pangkoopsau II Masda TNI Yushan Sayuti.

Penegasan tersebut disampaikan Pangkoopsau II kepada wartawan disela-sela acara Rakernis Koopsau II TA. 2008 di Makoopsau II, Makassar, Senin (28/1). Rakernis berlangsung hari ini dan besok (Senin – Selasa) diikuti 19 (sembilan belas) Komandan Lanud jajaran Koopsau II, 7 (tujuh) LO Kodam, serta para pejabat teras Makoopsau II.

Pangkoopsau II menambahkan, Lanud-Lanud jajaran Koopsau II akan senantiasa all out dalam mendukung kebijakan pimpinan TNI AU/TNI, khususnya di bidang pertahanan. Di Lanud jajaran Koopsau II, saat ini terdapat delapan Skadron Udara, baik dari unsur tempur, angkut maupun intai yang sewaktu-waktu siap untuk di gerakan. Selain itu juga terdapat bebarapa Skadron Teknik.

Menyinggung kesiapan jajaran Koopsau II dalam kegiatan latihan gabungan (Latgab) TNI Juni 2008 mendatang, Pangkoopsau II optimis kalau jajarannya, baik unsur skadron udara, skadron teknik maupun personel pendukung dalam kondisi siap.

”Setidaknya enam puluh persen dari sekitar 4600 personil TNI AU yang terlibat dalam Latgab TNI 2008, merupakan unsur-unsur dari jajaran Koopsau II” terang Pangkoopsau II.



Rapim TNI yang digelar di Mabes TNI Cilangkap pekan kemarin, salah satunya adalah mengagendakan pelaksanaan Latgab TNI 2008. Latgab TNI 2008, akan digelar di empat titik trouble spot, masing-masing Natuna dan Batam (kepulauan Riau), Singkawang Kalimantan Barat dan Sangata, Kalimantan Timur.

”Titik titik itu memang tempat-tempat yang rawan terhadap pelanggaran wilayah, karena berbatasan langsung dengan negara tetangga, kita akan coba show force disitu” lanjut Pangkoopsau II sembari menambahkan kalau latihan yang gelar TNI hakikatnya juga merupakan bagian dari pertanggung jawaban TNI kepada rakyat.

Unsur Alutsista jajaran koopsau II yang akan dilibatkan meliputi pesawat tempur Sukhoi, F-16 Figthing Falcon, F-5E Tiger, Boeing 707 serta unsur angkut seperti C-212 Kasa dan C-130 Hercules.

Sumber : Dispenau

Berita terkait lainnya :
Pesawat Tempur Sukhoi Mulai Dipersenjatai

Juni 2008 : TNI Gelar Latihan Perang Gabungan di Kepulauan Riau

Tanjungpinang, Tentara Nasional Indonesia (TNI) Juni tahun ini menggelar latihan perang gabungan (lapgab) di wilayah perairan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), tanpa melibatkan negara asing.

Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Laksamana Muda TNI Agus Suhartono, Senin memastikan lapgab hanya melibatkan TNI AL, AU dan AD dari wilayah barat dan timur Indonesia.

"Sekitar 10 ribu personel TNI dilibatkan dalam lapgab itu. Sebanyak 70 persen berasal dari wilayah timur," ujarnya kepada wartawan setelah melantik Laksamana Pertama TNI Marsetio sebagai Danlantamal IV menggantikan Laksamana Pertama TNI Among Margono.

Menurutnya, lapgab TNI tahun 2008 digelar di wilayah Barat Indonesia yaitu di perairan Batam dan Natuna, Provinsi Kepri.

Batam akan dijadikan sebagai lapgab operasi khusus, sedangkan operasi Amphibi digelar di perairan Natuna.

"Pematangan rencana lapgab dilaksanakan bulan Februari. Kemungkinan pelaksanaannya pada Juni atau Juli mendatang," katanya.

TNI AL akan mengerahkan 12 kapal perang, dan dimungkinan juga lapgab menggunakan armada lain seperti pesawat tempur.

"Kami memiliki 40 kapal perang. Direncanakan 12 kapal perang akan dimanfaatkan untuk lapgab," ungkapnya.

Ia menerangkan, tujuan dilaksanakan lapgab adalah untuk menguji dan menambah ketrampilan TNI, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban pembinaan TNI terhadap masyarakat.

Sumber : ANTARA

Monday, January 28, 2008

Jepang Rencanakan Tingkatkan Pertahanan Hadapi Serangan Rudal

Sebuah harian Jepang mengatakan Jepang merencanakan untuk meningkatkan pertahanannya terhadap serangan rudal menanggapi peningkatan kemampun serangan udara Cina.

Yomiuri Shimbun mengatakan dalam sebuah artikelnya Minggu, bahwa Kementerian Pertahanan Jepang akan meningkatkan jumlah pesawatnya yang dilengkapi dengan sistem peringatan dan pengendalian udara.

Laporan itu mengatakan Kementerian Pertahanan juga sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan sistem rudal darat ke udara jarak jauh untuk meningkatkan kemampuan Jepang mendeteksi dan menghancurkan rudal-rudal yang mengarah ke Jepang.

Laporan itu mengatakan Cina telah melengkapi pesawat tempur dan kapal selamnya dengan rudal yang dikembangkannya sendiri yang memiliki kemampuan jelajah sebesar 1000 kilometer.

Laporan itu mengatakan Beijing diperkirakan telah mulai mengembangkan peluru kendali yang akurat dan canggih serta memiliki kemampuan jelajah sejauh 3000 kilometer, jarak tempuh yang sama seperti rudal Amerika Tomahawk.

e-book : KOPASSUS Inside Indonesias Special Forces




Download e-book:
Link 1
Link 2

Latihan Bersama TNI-AL & RSN "Sea Eagle 20/08"

Foto-foto latihan bersama pengamanan laut antara TNI Angkatan Laut dan Republic Singapore Navy (RSN) dengan sandi Sea Eagle 20/08, yang dipimpin oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Agus Suhartono, dimulai tanggal 16 sampai 25 Januari 2008.


KRI Ki Hajar Dewantara (364) dan RSS Sea Dragon





Foto by : KARBOL

CASA Memindahkan Fasilitas Produksi C212-400 ke PTDI


Pesawat patroli C212-400 Venezuella

JAKARTA--MI: PT Dirgantara Indonesia (Persero) satu-satunya industri pesawat terbang yang ada di dunia yang direkomendasi EADS CASA (Spanyol) untuk memproduksi pesawat C212-400. Untuk merealisasikan program pembuatan pesawat jenis propeler ini maka seluruh fasilitas produksi yang ada di CASA akan dipindahkan ke PT Dirgantara Indonesia yang berlokasi di Bandung.

Menurut Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso, dengan adanya pemindahan fasilitas produksi dari CASA ke PTDI tentunya semua pesanan melalui EADS CASA (Spanyol) maka pembuatan pesawat C212-400 dilaksanakan di Bandung. "Berapa banyakpun EADS CASA menjual pesawat ini, pembuatannya tetap di PTDI," ujar Budi Santoso di sela-sela penandatanganan MoU Pembelian 10 unit pesawat C212-400 antara PTDI-MNA di Kantor Kementerian BUMN, Senin (28/1).

Sementara itu di tempat yang sama, disaksikan Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, PTDI menandatangani fasilitas kredit senilai US$100 juta, dari Bank BNI (US$50 juta) dan dari Bank BRI (US$50 juta). (Ant/OL-03)

Sumber : MIOL

KRI Hasanuddin (366) Merapat di Tanjunguban, Pulau Bintan



LANTAMAL IV (28/1) - Kehadiran KRI Hasanuddin-366, kapal perang yang canggih dan modern ini merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, karena kapal ini merupakan generasi yang terbaru dan mempunyai kemampuan yang jauh lebih maju dari kapal yang kita miliki sekarang ini, karena kapal jenis Korvet terbaru yang kita miliki adalah buatan sekitar tahun 1981/1982 atau sekitar 25 tahun yang lalu. Kapal tersebut, menambah perkuatan jajaran Armada atau khususnya menambah perkuatan bagi sistem pertahanan di laut bangsa Indonesia.

On Board di kapal tersebut, Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Sumardjono beserta beberapa Staf Kasal, ‘Sang Inspirator’ kapal korvet Sigma class yang juga mantan Kepala Staf TNI AL yaitu Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh dan Menristek Prof. Kusmayanto Kadiman, MSc, PHD

Acara penyambutan tersebut dihadiri Komandan Lantamal IV Laksma TNI Among Margono SE, Laksma TNI Marsetio MM, para pejabat teras Lantamal IV dan Komandan Guskamlabar, Minggu (27/1) di dermaga Fasharkan Mentigi, Tanjunguban, Pulau Bintan.



KRI Hasanuddin-366 dirancang secara unik sesuai dengan bentuk dan model SIGMA atau Ship Geometric Modullarity Approach dimana rancang bangun kapal terintegrasi dalam satu modular geometris yakni suatu kapal yang didesain integral yang fungsi asasinya dapat disesuaikan dengan yang diinginkan, terutama dalam hal persenjataan.

Persenjataan yang dimiliki KRI Hasanuddin-366, terdiri dari AAW/Anti Air Warfare (anti serangan udara), AsuW/Anti Surface Warfare (anti kapal atas air), ASW/Anti Submarine Warfare (anti kapal selam), EW/Electronic Warfare (perang elektronika) dengan rincian, Meriam Super Rapid 76 mm, Rudal Anti Kapal Exocet MM-40, Rudal Anti Pesawat Udara jenis Mistral Simbad-Tetral, Canon Denel Vektor 20 mm dan Torpedo.

Serupa dengan KRI Diponegoro-365, KRI Hasanuddin-366 dirancang secara flexibility dan affordability sebagai Naval Patrol Vessel, yang mampu menembus segala cuaca. Karakteristik kapal memiliki bobot 1.600 ton, panjang geladak utama 90 meter, draft 3,46 meter, lebar 12,2 meter, tinggi 8,2 meter, kecepatan jelajah 25,2 knot, kecepatan maksimal 28 knot, awak kapal 80 orang, dengan daya tahan operasi di laut 20 hari.

Kehadiran SIGMA yang sarat dengan teknologi mutakhir akan menambah efisiensi dan efektivitas operasional TNI AL, karena kapal tersebut selain mengemban tugas utama tempur laut melalui pelaksanaan pengamatan maritim (Maritime Surveillance), peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan, peperangan anti udara, juga mampu menyelenggarakan tugas-tugas tambahan yakni pengamanan dan SAR di laut.

Sumber : Dispenal

Saturday, January 26, 2008

Pengadaan CN-212 Dipercepat untuk Gantikan Nomad



JAKARTA--MEDIA: TNI Angkatan Laut (AL) berharap proses pengadaan pesawat jenis CN-212 produksi PT Dirgantara Indonesia dipercepat sebagai pengganti Nomad untuk fungsi patroli maritim.

Hal itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Sumarjono dalam jumpa pers di sela-sela Rapim TNI AL di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta, Jumat (25/1).

"Awalnya pesawat patroli maritim kita pesan pruduksi dari Polandia. Tapi karena ada kebijakan baru dari pemerintah untuk diadakan dari PT DI, jadi kita alihkan ke PT. DI," kata Sumarjono.

Sumarjono menekankan pihaknya bisa dan mau menerima kebijakan pemerintah tersebut. Hanya saja, lanjut dia, pihaknya meminta PT DI memproduksi pengganti pesawat patroli maritim sesuai dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan TNI AL.

"Kita mendukung kebijakan pemerintah itu, ini yang perlu percepatan. Kemungkinan besar produksinya sudah dimulai sejak tahun 2008 ini," beber KSAL.


Nomad TNI AL P837 yang jatuh di NAD

Sebelumnya TNI AL memutuskan untuk menggunakan hanya 14 dari 22 unit pesawat jenis Nomad yang dimiliki. Sedang delapan unit lainnya tidak akan digunakan lagi. Keputusan tersebut sebagai hasil evaluasi pasca-jatuhnya pesawat Nomad TNI AL P837 833 di Batu Daun, Sabang, Aceh, beberapa waktu lalu.

Selengkapnya>>

TNI AU dan TNI AL Tambah Radar

JAKARTA--MEDIA: TNI Angkatan Udara (AU) memperkuat pengawasan di kawasan Timur Indonesia. Dalam waktu dekat, TNI AU membangun dua radar di wilayah udara nasional di kawasan Timur.

Kepala Staf Angkatan udara (KSAU) Marsekal Madya Subandrio menyampaikan hal itu di sela Rapim TNI AU di Mabes Cilangkap, Jakarta, Jumat (25/1). "Kita mulai tahun ini di Timika dan Merauke," kata Subandrio.

Dia melanjutkan sebenarnya penambahan dua radar di kawasan timur Indonesia itu sudah mendapat persetujuan dari Mabes TNI dan Departemen Pertahanan. Karenanya, lanjut dia, pihaknya akan mempercepat pembangunan dimulai tahun 2008.

"Kami harapkan pembangunan radar selesai pada 2009," imbuh KSAU..

Selain itu, tambah KSAU, pihaknya juga segera membangun markas baru di kawasan timur untuk semakin memperkuat pengawasan wilayah udara. Rencana itu akan diwujudkan dalam pembangunan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) IV di Biak, Provinsi Papua.


Selengkapnya>>

Mabes TNI AU Belum Tetapkan Pilot Baru Sukhoi



Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar TNI Angkatan Udara (TNI-AU) hingga kini belum menetapkan delapan calon pilot baru pesewat tempur Sukhoi, yang diajukan Skadron Udara II Pangkalan Udara (Lanud) Hassanudin, penaung Su-27/30 Flanker.

"Belum, masih dipertimbangkan," kata Asisten Operasi (Asops) Kasau Marsekal Muda Eddy Hardjoko ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Sabtu.

Eddy Hardjojo mengatakan, pihaknya sedang melakukan seleksi untuk menetapkan calon-calon pilot pesawat jet tempur buatan Rusia tersebut.

"Jadi belum yaa...kita tetap dapat segera memenuhi, begitu dua pesawat Sukhoi baru tiba di Indonesia," ujar Eddy.

Komandan Skadron 11 Lanud Hassanudin Letkol Pnb Andi Kustoro mengatakan, pihaknya mengajukan delapan penerbang baru Sukhoi kepada Mabes TNI AU.

"Kedelapan penerbang itu, akan dipilih lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1994 hingga 2001. Setiap angkatan mendapat jatah satu orang," katanya.

Andi menambahkan, mereka yang direkrut minimal sudah mengantongi 300 jam terbang on type di pesawat tempur satuannya. Selanjutnya, ke delapan pilot baru itu akan dikirim ke Rusia untuk ground school selama 1,5 bulan.

Program penambahan pesawat tempur Sukhoi telah dicanangkan dalam Program Pengembangan Kekuatan (Probangkuat) TNI AU 2005-2009. Untuk kebutuhan pesawat tempur sergap, TNI AU memprioritaskan pengadaan Sukhoi hingga satu skadron, lengkap dengan persenjataannya dalam dua tahun kedepan.

Pada Tahun Anggaran (TA) 2005 telah dialokasikan dana 310 juta dolar AS untuk pengadaan enam pesawat Sukhoi dan pada TA 2006 telah dialokasikan dana sebesar 356,7 juta dolar untuk enam lainnya.

Pengadaan enam Sukhoi baru itu akan dilakukan bertahap mulai 2007 hingga 2009. (*)

Sumber : ANTARA

Friday, January 25, 2008

TNI AL Targetkan Empat Radar di Selat Malaka Beroperasi Akhir 2008

Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mentargetkan empat radar intai di Selat Malaka sudah dapat beroperasi pada akhir 2008.

"Yang dua memang sudah operasional dan dua lagi ditargetkan selesai pembangunannya pada akhir 2008 sehingga keempatnya sudah dapat operasional," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Sumardjono di sela-sela Rapat Pimpinan TNI AL di Cilangkap, Jumat.

Ia mengatakan, keempat radar itu akan diintegrasikan dengan delapan radar hibah dari Amerika Serikat (AS) yang kini juga akan dimulai pemasangannya.

"Radar-radar itu nantinya didaftarkan ke International Maritime Organization (IMO) untuk di nomor beri registrasi, lalu dimasukkan ke dalam buku kepanduan bahari internasional," ujar Sumardjono.

Dengan begitu, tambah dia, dunia internasional tahu bahwa seluruh radar yang ada di Selat Malaka sudah beroperasi sebagai alat pandu navigasi dan keselamatan pelayaran di selat terpadat di dunia tersebut.

"Jadi, kalau ada kapal yang lewat Selat Malaka, kapal ini harus lapor ke pos tertentu," ujarnya.

Tentang kewenangan terhadap operasional radar-radar tersebut, KSAL mengatakan akan dikoordinasikan antara instansi terkait dengan keamanan pelayaran laut internasional seperti imigrasi, bea cukai, dan lain-lain.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul mengatakan TNI AL membangun empat radar dengan menggunakan dana APBN senilai Rp40 miliar.

"Dari empat radar itu dua di antaranya sudah operasional di Bengkalis dan Sinoboy. Kedua radar itu merupakan buatan Jepang yakni JRC yang memiliki daya jangkau 40-50 mil laut," katanya.



Sedangkan dua unit radar yang belum operasional dipasang di Sabang dan Batam buatan Jepang dengan merek Furuno dengan daya jangkau yang sama.

"Pertengahan Februari diharapkan diresmikan dan mulai operasional," ujar Iskandar.

Selain empat radar yang dibangun TNI AL di Selat Malaka juga akan dipasang delapan radar hibah dari AS dengan total nilai 18,4 juta dolar AS. "AS menghibahkan sepuluh unit radar dimana dua diantaranya cadangan dan delapan di pasang di Selat Malaka," kata Iskandar seraya menambahkan merk `sperry marine` dengan jangkauan 40 mil laut.

Kedelapan unit radar hibah AS itu akan selesai dipasang pada akhir 2008. Jadi pada akhir 2008 ke-12 radar di Selat Malaka sudah dapat beroperasi. "Masalahnya bagaimana mengintegrasikan alat buatan Jepang dan AS, apalagi mereka tidak memberikan dana untuk itu," ungkapnya.

Iskandar mengatakan, pengoperasiannya dilakukan seluruhnya oleh TNI AL. tidak ada tenaga asing, apalagi tenaga pendamping. "Yang ada adalah teknisi dan tenaga ahli yang memberikan pelatihan pada awal operasional. Setelah itu mereka kembali dan kita yang mengoperasikan," katanya.(*)

Sumber : ANTARA

Pesawat angkasa luar Virgin



Virgin Galactic memaparkan rancangan akhir pesawat ruang angkasa yang akan membawa para wisatawan angkasa luar.

Pesawat itu didasarkan pada konsep yang meraih penghargaan X-Prize yang disebut SpaceShipOne, yang akan dibawa oleh pesawat pengangkut sebelum ditembakkan ke orbit.

Pesawat ruang angkasa Virgin sama persis dengan SpaceShipOne, namun ukurannya diperbesar sehingga mampu membawa 8 penumpang dalam satu perjalanan ke ruang angkasa.

Boss Virgin, Sir Richard Branson, mengatakan bisnis wisata ruang angkasa mempunyai potensi yang besar dan akan direncanakan bisa dimulai Tahun 2010.

"Saya kira amat penting untuk membuat proyek ini berhasil secara komersial," katanya dalam konperensi pers di New York.

"Jika kita berhasil mewujudkannya maka kita membuka kunci dari sektor pribadi ke sistem peluncuran pesawat dan teknologi ruang angkasa."

Branson menambahkan wisata ke ruang angkasa ini sama seperti telepon genggam dan internet.

"Bisa menjadi saingan dalam investasi untuk telepon genggam dan internet setelah dibuka dari asalnya, militer, ke sektor pribadi."

Pengalaman ruang angkasa

Virgin Galactic sudah menghubungi perancang pesawat angkasa luar, Burt Rutan, untuk membangun pesawat pengangkut, White Knight Two atau WK2.

Pembuatan pesawat pengangkut WK2 disebut sudah hampir selesai dan akan menajalani uji cba akhir tahun ini.

Sedangkan SpaceShipTwo atau SS2, menurut Virgin Galactic sudah selesai 60%.

SS2 dan WK2 dikerjakan di hanggar milik Burt Rutan di California.

Pesawat SS2 akan membawa 2 pilot astronot dan 6 penumpang --yang mampu membayar harga ticket sebesar $ 200.000 atau sekitar Rp. 2 milyar.

Mereka akan terbang dari landas pacu baru yang disebut Spaceport di gurun pasir New Mexico, Amerika.

Total perjalanan dari sejak awal hingga akhir sekitar 2,5 jam dengan ketinggian mencapai 110 kilomter.

Dalam ketinggian itu para penumpang akan berada dalam situasi tanpa gravitasi selama beberapa menit dan menyaksikan planet bumi serta gelapnya angkasa luar.

Virgin Galactic mengatakan saat ini sudah tercatat 200 calon penumpang yang memsan tempat sedang sekitar 85.000 lainnya mengatakan keinginan untuk ikut wisata angkasa luar.

Dan uang muka yang mencapai puluhan juta dollar sudah dibayarkan kepada Virgin Galactic untuk menjamin tempat guna menikmati pengalaman angkasa luar.

Terbuka untuk penelitian

Sir Richard Branson mengatakan sistem peluncuran untuk wisata angkasa milik Virgin juga bisa digunakan oleh indusrti maupun peneliti.

"Fakta bahwa sistem itu memiliki kemampuan untuk membawa beban tertentu atau satelit dengan biaya rendah amat penting," katanya saat peluncuran rancangan SS2 di Museum Sejarah Alami Amerika.

Dan dengan adanya SS", menurut Branson, maka para peneliti mempunyai kemungkinan untuk lebih sering melakukan eksperimen ke angkasa luar guna menjawab pertanyaan tentang iklim bumi dan misteri tata surya.

Rancangan SS2 dan WK2 dipaparkan Rabu 23 Januari. Dasarnya adalah SpaceShipOne yang meraih penghargaan Ansari X-Prize pada tahun 2005 dengan hadiah US$ 10 juta.

Yang berbeda adalah ukuran SS2 sampai dua kali lipat dari SS1 agar bisa membawa 8 penumpang.

Adapun simulasi SS2 kini sudah bisa digunakan untuk melatih para pilot.

Virgin Galactic merupakan salah satu dari beberapa perusahaan yang ingin melaksanakan wisata ruang angkasa.

Pemilik situs Amazon.com, Jeff Bezos, juga merencanakan wisata ruang angkasa dengan versinya sendiri, begitu juga industri penerbangan Eropa, EADS Astrium, yang sedang mengembangkan persawat ruang angkasa sendiri.

Saat ini wisata ruang angkasa baru bisa dilaksanakan lewat peluncur Soyuz milik Rusia dengan harga tiket dilaporkan mencapai US$ 20 juta.

Dengan harga ticket itu, wisatawan juga akan mendapat kesempatan untuk singgah sebentar di Stasiun Ruang Angkasa Internasional.

Anda tertarik? Saatnya untuk mulai menabung dari sekarang.

Source : BBC