Tuesday, January 31, 2012

Komisi 1 Pertanyakan Pembelian UAV dari Philipina

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin curiga, pesawat tanpa awak (UAV) yang akan di beli Kemhan dari Philipina merupakan pesawat buatan Israel. Sebab, selama ini tidak pernah terdengar akan kemampuan Philipina dalam pengembangan industri pesawat terbang, termasuk soal pengembangan pesawat tanpa awak untuk penunjang kegiatan Militer.

"Saya curiga, pesawat tanpa awak yang akan dibeli Kemhan dari Philipina itu sesungguhnya pesawat tanpa awak hasil produksi Israel. Ini kita tengah mengumpulkan dari informasi di lapangan akan kebenaran hal ini," ujar TB Hasanuddin di gedung DPR Selasa (31/1).

TB Hasanuddin mengaku kaget, atas rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Philipina ini. Karena hal ini selain tidak pernah diusulkan dan dibahas di Komisi I DPR. Rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Philipina ini penuh tanya, terutama soal kemampuan yang dimiliki pesawat tersebut.

"Karena itu kami akan telusuri soal kemampuan sesungguhnya pesaawat tanpa awak yang akan dibeli dari Philipina tersebut," tegasnya.

TB hasanudin mengakui, dalam daftar belanja alutsista TNI, rencana pembelian pesawat itu sudah diajukan, untuk belanja 2012-2014 ini. "Namun, di situ tidak ada disebutkan pesawat tanpa awak itu akan dibeli dari Philipina. Hanya glondongan anggaran besarnya sudah masuk dan diajukan," tegas politisi PDI-P ini.

Karena itu,kata Hasanuddin, Komisi I DPR dalam raker berikutnya dengan Menhan dan Panglima TNI, akan secara khusus mendalami rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Philipina ini, yang ditengarai merupakan pesawat tanpa awak buatan Israel.

Sebelumnya, dalam raker dengan Menhan, Panglima TNI, dan Menkeu anggota Komisi I DPR Ahmad Muzani juga sempat mempertanyakan rencana Kemenhan membeli pesawat tanpa awak dari Philipina. Muzani mempertanyakan dasar yang digunakan Kemenhan yang menjatuhkan pilihan Philipina sebagai negara tujuan membeli pesawat tanpa awak untuk kepentingan TNI ini.

Sumber : JURNALPARLEMEN.COM

Indonesia - Malaysia Tandatangani MoU Keamanan Teritorial

KUALA LUMPUR - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia memandang penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Pemerintah Indonesia dan Malaysia tentang keamanan teritorial laut dapat memberikan perlindungan optimal bagi para nelayan tradisional kedua belah pihak.

"MoU ini bertujuan untuk memberikan perlindungan optimal bagi nelayan tradisional kedua negara," kata Kepala Bidang Penerangan, Sosial, Budaya KBRI untuk Malaysia, Suryana Sastradiredja saat dijumpai di Kuala Lumpur, Senin (30/1).

Menurut dia, MoU ini sebagai upaya untuk menyepakati dan memberikan perlindungan bagi para nelayan di kedua belah pihak, jika selama ini melakukan penangkapan ikan yang belum ditentukan batas-batas wilayah di kedua negara itu.

Seperti diketahui para nelayan tradisional memiliki kapal berukuran kecil yang tidak dilengkapi dengan peralatan navigasi yang sewajarnya sehingga mereka tidak mengetahui lokasi secara jelas (apakah di perairan Indonesia ataupun Malaysia -red).

"Ini bisa saja terjadi (penangkapan nelayan -red) mengingat masih adanya tumpang tindih klaim wilayah perbatasan laut antar kedua negara sehingga dikawatirkan bisa menimbulkan kesalahpahaman.

Terkait dengan hal tersebut, kedua negara menyadarinya dan bila terjadi penangkapan terhadap nelayan tradisional dikawatirkan dapat membuat hubungan kedua negara serumpun ini menjadi memanas.

Oleh karenanya, kata dia, dengan adanya pedoman umum penanganan masalah laut perbatasan RI-Malaysia maka dalam praktiknya kedua negara akan berkoordinasi dengan melakukan patroli bersama.

Sementara itu, kesepahaman ini ditandatangani masing-masing oleh Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Indonesia Lakma TNI Y. Didik Heru Purnomo dan Sekretaris Majelis Keselamatan Negara Malaysia Dato Mohamed Thajudeen Abdul Wahab di Nusa Dua, Bali, Jumat (27/1).

Sumber : ANTARANEWS.COM

Alokasi Dana APBN untuk Pertahanan Sebesar Rp.72 Trilyun

JAKARTA - Kementerian Keuangan menyatakan alokasi dana APBN untuk Kementerian Pertahanan (Kemhan) sebesar Rp72 triliun (US$ 8 Milyar). Dana ini dinilai cukup untuk memajukan sektor pertahanan Tanah Air.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, alokasi anggaran ini cukup besar jika dibandingkan kementerian dan lembaga lain. Pengalokasian dana yang besar ini bertujuan mengejar ketertinggalan dan memajukan sistem pertahanan Tanah Air.

"Anggaran ini untuk percepatan pembangunan pertahanan," ujarnya saat rapat dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung DPR, Jakarta, Senin 30 Januari 2012.

Selain itu Agus menambahkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp2 triliun kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertahanan. Hal ini untuk mengembangkan pengadaan industri pertahanan nasional.

Perusahaan seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Bahana menjadi tujuan anggaran untuk pengembangan ini. Dalam implementasi nantinya pihak BUMN akan bekerja sama dengan PT Perusahaan Pengelola Asset untuk mengelola dana ini. "Akan diajukan kepada komisi privatisasi untuk penyehatan," tuturnya.

Sumber : VIVANEWS.COM

Monday, January 30, 2012

Panglima TNI : Opsi Pembelian Tank Akan Digelar


Main Battle Tank Rusia, T-90E (versi ekspor). Unit barunya dijual sekitar US$ 2,23 juta, nyaris sama dengan tank Leopard bekas pakai AD Belanda. (Foto: Uralvagonzavod)

JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyatakan, banyak opsi untuk membeli tank guna melengkapi alutsista TNI AD. Oleh karena itu, menurut Agus, tidak perlu berpolemik mengenai rencana pembelian tank Leopard.

"Kan memang belum final," ujar Agus di DPR RI, Jakarta, Senin (30/1). Penjelasan menyeluruh mengenai rencana pembelian alutsista memang harus dilakukan sebelum memutuskan pilihan bersama-sama DPR.

"Kalau mau beli peralatan itu kan ada opsinya. Banyak. A, B, C, semuanya digelar, lalu mana yang cocok, nah itu baru dibeli," kata Agus. Agus memastikan ada banyak opsi yang dapat dibahas dan dipilih bersama DPR.

Ditanya mengenai opsi membeli tank T-90 dari Rusia, Panglima TNI menjawab "Ya, itu salah satu. Tapi kan ada banyak sekali opsi,". Dia menilai tank medium yang dikembangkan PT Pindad pun menjadi opsi menarik untuk dilirik. "Bagus sekali kalau bisa dibuat didalam negeri," katanya.

Meski begitu, Agus menjelaskan bahwa ada aturan untuk pembelian alutsista produksi dalam negeri dan luar negeri. "Kalau bisa di produksi didalam negeri, ya harus dalam negeri. Kalau tidak bisa dalam negeri, harus joint production. Kalau joint production tidak bisa, baru beli dari luar negeri. Itu ada pedomannya. Kami ikuti itu saja. Kita lihat nanti seperti apa perkembangannya," kata Agus.

Sebelumnya, rencana pembelian tank tempur utama Leopard sempat jadi polemik karena DPR menolak rencana TNI AD itu. DPR beralasan, tank Leopard tidak sesuai untuk kondisi medan di Indonesia.

Sumber : VIVANEWS.COM

Berita terkait lainnya :
INILAH.COM

Komisi I Raker Gabungan Bahas Modernisasi Alutsista TNI

JAKARTA - Komisi I DPR Senin (30/1) pagi ini menggelar rapat gabungan, antara Menteri Keuangan, Menhan, Panglima TNI dan jajarannya, serta Kepala Bappenas. Rapat ini membahas grand design modernisasi alutsista TNI. Terutama dalam hal kebijakan anggaran dan pembiayaan untuk kepentingan modernisasi alutsista TNI tersebut.

”Jadi pagi ini rapat gabungan antara Kementerian Keuangan dengan Dephan, dalam rangka dukungan anggaran untuk proses modernisasi alutsista, menuju postur kekuatan yang ideal. Karenanya, kita perlu mendengarkan paparan kebijakan dari Menkeu untuk dukungan modernisasi alutsista TNI ini,” ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq saat membuka rapat kerja gabungan ini.

Mahfudz mengatakan, program modernisasi alutsista TNI dibuat tiga tahap, hingga tahap akhir pada 2024 untuk tercapainya kekuatan pertahanan negara yang ideal.

”Anggaran untuk modernisasi TNI hingga 2014 mendatang, atau tahap pertama sebesar Rp 150 trilun. Dimana peningkatan anggaran untuk dukungan modernisasi itu telah dimulai, dengan setiap tahunnya anggaran Kemenhan ditingkatkan,” tegas Wasekjen DPP PKS ini.

Menurut Mahfudz, dalam raker sebelumnya, pekan lalu, dengan Menhan dan Panglima TNI serta jajarannya, terungkap adanya dukungan dana yang berbasis dari pinjaman dalam dan luar negeri untuk realisasi modernisasi belanja alutsista ini. Alokasi pinjaman luar negeri untuk belanja alutsista bagi TNI mencapai US$ 6,5 miliar.

”Kita perlu mendengarkan penjelasan Menkeu, alokasi pinjaman luar negeri itu bersumber dari mana saja dan bagaimana mekanisme. Dalam artian, syarat-syaratnya seperti apa, mengikat atau tidak. Kita perlu penjelesan dalam hal ini,” tegasnya.

Ia berharap peningkatan anggaran untuk Kemenhan ini juga dapat memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat. Seperti penyerapan tenaga kerja dalam negeri, dari pengerjaan produksi alutsista untuk modernisasi alutsista TNI.

”Sehingga peningkatan anggaran untuk modernisasi alutsista bagi TNI semestinya mampu memberi multi-efek bagi kegiatan ekonomi dalam negeri, yang pada gilirannya mampu memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan mengatasi pengangguran,” tegasnya.

Sumber : JURNALPARLEMEN.COM

Berita Terkait Lainnya : ANTARANEWS.COM

Sunday, January 29, 2012

Anggaran TNI AU Tahun Ini Fokus Pada Pengadaan Alutsista


Jet latih tempur KAI T-50 Golden Eagle. TNI AU memesan 16 unit pesawat jenis ini dari Korea untuk menggantikan pesawat Hawk MK-53. (Foto: Lockheed Martin)

JAKARTA - Penambahan anggaran yang diterima TNI AU pada 2012 bakal difokuskan untuk pengadaan dan peningkatan kemampuan alutsista sesuai program kekuatan pokok minimum (MEF).

Tahun ini total dana yang didapat sekitar Rp.8,10 triliun (US$ 890 milyar). Dana tersebut digunakan untuk mendapat tambahan beberapa pesawat tempur, pesawat angkut dan pesawat tanpa awak. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, dalam Rapat Pimpinan TNI AU Jumat (27/1) lalu telah ditetapkan beberapa sasaran untuk 2012, di antaranya percepatan pengadaan alutsista dan peningkatan kesiapan pesawat.

“Untuk peningkatan kemampuan, kebutuhan jam terbang pesawat tahun ini adalah 60.061 jam dan 18 jam per hari untuk radar,” ujarnya. Sejauh ini ada beberapa program pengadaan pesawat yang sudah mulai berjalan dan tinggal menunggu kedatangannya. Seperti 16 pesawat Super Tucano dari Brasil, 6 jet tempur Sukhoi dari Rusia, hibah 24 unit F16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat dan 4 pesawat angkut Hercules hibah Australia.

TNI AU juga dijadwalkan bakal menerima jet latih tempur dari Korea Selatan, T-50 Golden Eagle, serta program produksi bersama jet tempur KFX/IFX. Untuk KFX/IFX dijadwalkan baru mulai diproduksi pada tahun 2024. Terkait hibah pesawat Hercules dari Australia, KSAU menuturkan pihaknya sudah melakukan pengecekan langsung ke Australia dan diketahui kondisinya masih baik.

“Ini hibah murni dan sudah disetujui Amerika Serikat selaku produsen,” sebutnya. Tahun ini juga akan diluncurkan skuadron pesawat tanpa awak (UAV) di Lanud Supadio, Kalimantan Barat. Penempatan skuadron UAV disana melengkapi skuadron pesawat tempur Hawk 100/200 yang sudah ada.

Untuk memperluas jangkauan radar di Indonesia timur, TNI AU akan membentuk Satuan Radar 246 di Timika. Radar ini akan saling overlapping dengan jangkauan dua radar yang diresmikan November tahun lalu,yakni Satrad 245 Saumlaki di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Satrad 241 Buraen di Kupang.

KSAU menegaskan, setiap instansi yang terkait dengan program pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI AU harus betul-betul terencana dan pelaksanaannya sesuai prosedur dan tataran kewenangannya.

Sumber : SEPUTAR-INDONESIA.COM

Museum Dirgantara Mandala Dilengkapi Mini Theater

Akan Ada Tambahan F-5 Tiger dan Simulator Mustang

JAKARTA
– Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala yang terletak di Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta kini telah dilengkapi dengan sebuah Mini Theater yang menyajikan film yang terkait kedirgantaraan.

Mini theater menjadi salah satu fasilitas teknologi informasi dan multi media untuk memberikan informasi kepada para pengunjung melalui pemutaran film tentang berbagai hal terkait kedirgantaraan.

Museum Dirgantara Mandala ini tidak hanya dikunjungi wisatawan lokal saja, akan tetapi juga pernah dikunjungi beberapa Kepala Staf Negara Sahabat yang terkesan melihat koleksi pesawat-pesawat yang ada di museum TNI AU tersebut.

Hal tersebut ungkapkan KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, pada peresmian Mini Theater Museum Dirgantara Mandala di Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jumat (27/1). Mini Theater ini bertujuan untuk menampilkan tayangan sejarah secara lebih menghibur, mendidik, informatif, sehingga diharapkan dapat mendorong animo masyarakat mengunjungi museum.

Kedepannya Museum Dirgantala Mandala juga bakal dilengkapi dua simulator pesawat tempur P-51 Mustang, dengan harapan pengunjung dapat merasakan bagaimana layaknya terbang dengan pesawat tempur Perang Dunia ke-2 tersebut.

Juga direncanakan koleksi pesawat di musium akan ditambah berupa pesawat jet tempur F-5 Tiger dan helikopter.

Sumber : POSKOTANEWS.COM

Saturday, January 28, 2012

BPPT - PINDAD Siap Ekspor Ranpur APC



BANJARMASIN - Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Marzan A Iskandar mengatakan institusinya bekerjasama dengan Industri pembuat senjata Pindad siap mengekspor produk hasil kajiannya berupa kendaraan tempur 'Anoa' ke Malaysia dan Brunai Darussalam.

"Kami (BPPT) dan PT Pindad siap melakukan produksi ranpur APC pesanan Malaysia dan Brunai Darussalam," ujar Marzan saat kunjungannya ke Banjarmasin, Jumat (27/1) kemarin.

Marzan mengungkapkan BPPT sekarang ini tengah berkonsentrasi memodernisasi peralatan tempur TNI AD yang sudah tua dan perlu di perbaharui. Dia juga menambahkan kini institusi yang dipimpinnya hampir rampung menyelesaikan pengerjaan 150 ranpur APC pesanan kementrian Pertahanan untuk menggantikan ranpur TNI-AD yang obselete.

"Tidak hanya ranpur yang sedang dikembangkan BPPT, kami juga sedang mengembangkan produk bahan peledak untuk mengurangi ketergantungan impor dari luar," Ungkapnya.

Sumber : KOMPAS.COM

Friday, January 27, 2012

Timor Leste Pesan Seragam Militer ke Sritex

SUKOHARJO - Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao akan melakukan kunjungan kerja ke pabrik tekstil Sritex yang terletak di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (28/1) besok. Kunjungan tersebut dalam rangka pembelian seragam militer untuk pasukan militer negaranya.

"Besok, Perdana Menteri Xanana Gusmao akan berkunjung ke Sritex untuk menjalin kerjasama bisnis," kata Presiden Direktur PT Sritex Rejeki Tekstil Isman, Iwan Setiawan Lukminto, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat (27/1).

"Beliau (Xanana) akan membeli seragam militer untuk pasukan Timor Leste dan seragam sipil," sebutnya.

Danrem 074/Warastrama Surakarta Kolonel Inf Ahmad Supriyadi mengatakan rencana kedatangan Xanana Gusmao sekitar pukul 10.45 WIB. Setelah di Sritex, acara akan dilanjutkan dengan acara penanaman pohon.

"Karena Beliau perdana menteri maka pengamanan yang dilakukan selama berkunjung di Sritex ya setingkat pengamanan presiden. Nanti kami akan gelar gladi resik untuk rangkaian kedatangan Xanana," ujarnya.



Tak hanya seragam militer dan seragam PNS Timor Leste yang bakal diproduksi Sritex. Pabrik swasta nasional ini juga telah memproduksi seragam militer untuk 27 negara, termasuk untuk seragam tentara Jerman dan Inggris. Sementara itu, 40 negara lain juga menjalin kerja sama perdagangan dengan Sritex, meliputi produk pakaian dengan berbagai model, kain dan benang.

Sumber : VIVANEWS.COM

Pembelian MBT Mengikuti Prosedur Yang Ada

JAKARTA - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengungkapkan pembelian MBT Leopard tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Menurutnya, pengadaan alutsista termasuk Main Battle Tank (MBT) Leopard dilakukan melalui sejumlah prosedur. “Pembelian alutsista ada prosedurnya. Pertama kami minta persetujuan alokasi dananya, memungkinkan atau tidak.” ujar Panglima TNI usai upacara pembukaan Operasi Kepolisian Militer 2012 di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Kamis (26/1).

Jika alokasi dana yang diajukan TNI mendapat persetujuan pemerintah dan DPR, pengguna (TNI AD) harus menentukan spesifikasi teknis alutsista yang dibutuhkan. Selanjutnya dilakukan tender bebas ke pihak-pihak yang dapat menyediakan kebutuhan alutsista tersebut, baru kemudian dipilih yang sesuai dengan standar yang ditentukan,” papar Panglima.

Proses pengadaan MBT Leopard, jelasnya, baru sampai pada tahap penjajakan atas tawaran yang diterima TNI AD dari Belanda. TNI AD saat ini baru memiliki tank kelas ringan (light) dan sedang (medium). “Hingga kini belum ada kesepakatan, baru pilihan dan opsi-opsi, Leopard hanya salah satu alternatif pememenuhan kebutuhan tersebut,” ujarnya.

Menurut Agus, modernisasi alutsista TNI dilakukan dengan tiga cara. Untuk alutsista yang sudah tua, akan dihapus dan dinonaktifkan. Sedangkan yang masih bisa ditingkatkan kemampuannya, akan kita tingkatkan. Pilihan terakhir adalah dengan melakukan pembelian. “Pengadaan MBT ini masuk dalam pengadaan baru,” imbuhnya. Modernisasi alutsista ini harus dilakukan, selain karena tank yang kita miliki sudah berusia tua, teknologinya pun sudah tertinggal jauh oleh yang dimiliki negara tetangga.

Jerman Tawarkan MBT Leopard Refurbishment

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan tidak khawatir dengan penolakan parlemen Belanda atas penjualan tank Leopard ke Indonesia. Menurutnya, jika memang Belanda tidak mau menjual, sudah ada negara lain yang juga menawarkan pada Indonesia. “Jerman sebagai negara produsen juga menawarkan pada Indonesia,” ungkap Sjafrie di Bontang.


Tank Leopard 2A5 KWS II: merupakan hasil peningkatan dari type 2A5 dengan pembaharuan pada penggantian turret dan composite armor generasi ke-3. (Foto: Krauss-Maffei Wegmann GmbH & Co. KG.)

Dikatakan Sjafrie, tawaran Belanda adalah tank bekas yang jika jadi kita beli akan diupgrade kemampuannya. Sedangkan Leopard yang ditawarkan Jerman adalah refurbishment (perbaharuan), “Jadi bukan bekas, karena sudah ditingkatkan lebih dulu kemampuannya,” jelasnya.

Namun begitu, Sjafrie menegaskan Indonesia akan lebih diuntungkan dengan membeli pada Belanda. Dengan dana US$280 juta, Indonesia akan mendapat 100 unit tank Leopard. “Kalau di tempat lain tidak bisa. Dana itu kami alokasikan untuk 44 tank, tapi bisa mendapat 100 unit,” imbuhnya.

Sumber : JURNAS.COM

Empat Jet Tempur Tiba Tahun Ini



YOGYAKARTA - Empat pesawat tempur akan Tiba Tahun ini dari Rusia dan Brasil dalam waktu dekat untuk melengkapi alutsista TNI AU, kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat.

"Delapan pesawat tempur itu masing-masing terdiri atas dua jet tempur Sukhoi dari Rusia, dan dua EMB-314 Super Tucano dari Brasil. Kedelapan pesawat tempur baru tersebut diharapkan tiba tahun 2012 ini," katanya di sela Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Kamis (26/1).

Menurut dia, untuk pengadaan alutsista tahap berikutnya, hingga 2014 TNI AU akan mendatangkan total enam jet tempur Sukhoi, 16 unit Super Tucano, 16 unit T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan, dan 30 unit F-16C.

"Dengan pengadaan alutsista tersebut TNI AU pada 2024 akan memiliki 180 jet tempur. Hal itu sebagai upaya TNI AU membangun kekuatan serta memodernisasi dan meregenerasi alutsista yang dimiliki saat ini," kata KSAU.

Ia mengatakan banyak pesawat yang dimiliki TNI AU saat ini sudah uzur, usianya rata-rata mencapai 30 tahun, sehingga perlu dilakukan peremajaan. Jika tidak diganti biaya perawatannya sangat tinggi, apalagi ada beberapa suku cadang pesawat yang sudah tidak dibuat lagi karena pabrik yang membuat pesawat sudah tidak beroperasi.

"Meskipun beberapa pesawat sudah tidak dapat berfungsi secara maksimal, kami telah memaksimalkan pesawat tempur untuk mengamankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman luar. Hal itu juga didukung oleh penambahan alutsista yang didasarkan penghitungan dari kebutuhan pesawat tempur dan jumlah landasan yang bisa mengoperasikan pesawat tempur," katanya.

Menurut dia, TNI AU sudah mempunyai anggaran rutin dan alutsista melalui pemerintah yang cukup besar dan pengadaan di Kementerian Pertahanan (Kemhan) sehingga bisa membeli persenjataan dan pesawat untuk meningkatkan kemampuan alutsista dan memperkuat pertahanan negara di udara.

"Rencana kesiapan alutsista yang ada untuk melanjutkan program peningkatan kemampuan alutsista sudah dicanangkan dalam Rencana dan Strategi (Renstra) Pembangunan TNI AU 2010-2014," kata KSAU.

Sumber : ANTARANEWS.COM

Thursday, January 26, 2012

Salah Satu Target TNI AU Tahun 2012 ini Adalah Pembentukan Skuadron UAV

YOGYAKARTA – Kesiapan operasional TNI AU difokuskan pada tercapainya kemampuan operasional secara terpadu dari satuan-satuan TNI AU, sehingga kesiapan operasional dan tuntutan kualitas SDM TNI AU dapat tercapai dan diandalkan.

Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, saat membuka Rapim TNI AU dan Apel Komandan Satuan Tahun 2012 di AAU, Yogyakarta, Kamis. (26/1).

Rapim ini merupakan tindak lanjut dari Rapim TNI yang baru saja dilaksanakan dan sebagai upaya untuk memantapkan konsolidasi dalam jajaran AU, sehingga lebih memantapkan peran pengabdian sesuai bidangnya serta kepadulian AU terhadap agenda nasional beserta dinamikanya.

Adapun sasaran TNI AU di tahun 2012 adalah right sizing organisasi, terbentuknya Satuan Radar 246 di Timika, Skadron pesawat mata-mata (UAV) di Lanud Supadio dan peningkatan Lanud tipe B ke tipe A (Supadio dan Pekanbaru), peningkatan Lanud tipe C ke tipe B (El Tari Kupang, Patimura Ambon, Manuhua Biak, Ngurah Rai Bali), tipe D ke tipe C (Lanud Morotai). Serta pembentukan Satuan pemeliharaan 14, Depo pemeliharaan 10 dan perubahan nama lanud.

Selain itu implementasi kerjasama dengan negara sahabat di bidang pendidikan dan latihan operasi, sinkronisasi kerjasama industri dalam negeri, percepatan pengadaan alutsista dan peningkatan kesiapan pesawat, inovasi teknologi di bidang litbang.

Sedangkan untuk melanjutkan program peningkatan kemampuan alutsista TNI AU, sudah dicanangkan dalam rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014.

Sumber : POSKOTANEWS.COM

Gelar Operasi Kepolisian Militer 2012

JAKARTA - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono memeriksa pasukan saat gelar Operasi Kepolisian Militer tahun 2012 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (26/1). Kegiatan operasi militer ini melibatkan seluruh prajurit Polisi Mliter, TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Kepolisian dalam rangka penegakan hukum dan menekan tingkat pelanggaran bagi prajurit TNI. FOTO ANTARA/Teguh/Koz/aw/12.


Heli NBell-412 TNI AL Mendarat Darurat

SLAWI - Sejumlah massa melihat helikopter yang mendarat darurat di lapangan Desa Padaharja, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jateng, Rabu (25/1). Helikopter jenis Bell-412 milik TNI AL yang dikemudikan oleh Pilot Kapten Endi Mawalaga dan CO Pilot Lettu Herman beserta penumpang Sertu Heri, Serma Dadang dan Kopda Harun. Heli dengan tujuan Surabaya-Jakarta ini mendarat darurat di lapangan Desa Padaharja pukul 12.30 wib akibat cuaca buruk disertai angin kencang dan hujan. FOTO ANTARA/Oky Lukmansyah/ss/pd/12


Wednesday, January 25, 2012

Kebutuhan Bahan Baku Peledak Indonesia Sebesar 700 Ribu Ton



BONTANG - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 700 ribu ton amonium nitrat per tahun baik untuk bahan peledak komersial maupun militer.

"Namun, kapasitas produksi yang kita miliki masih belum mencukupi," kata Wakil Menhan Sjafrie saat meninjau kesiapan produksi perdana PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) di Bontang, Kalimantan Timur, Rabu (25/1).

Sjafrie mengatakan kehadiran KNI sebagai salah satu industri bahan peledak diharapkan dapat menjadi alternatif bagi penambahan kapasitas produksi yang belum dapat dipenuhi saat ini.

Sebelumnya, Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan , Pos M Hutabarat mengatakan, selain perijinan sembilan perusahaan itu sudah mendekati selesai, maka evaluasi difokuskan pada konsistensi mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Selama ini, dari kebutuhan dalam negeri sekitar 450 ribu ton per tahun baru dapat dipenuhi sekitar 40 hingga 60 ribu ton oleh badan usaha bahan peledak dalam negeri," papar Pos Hutabarat.

Padahal, lanjut Pos Hutabarat, bahan baku bahan peledak berupa amonium nitrat di dalam negeri cukup melimpah.

"Hanya campurannya saja yang masih impor. Namun, kondisi saat ini baik bahan baku maupun bahan campurannya kebanyakan masih impor. Padahal, kita ingin Indonesia bisa memproduksi bahan peledak utamanya untuk pasar dalam negeri baik untuk kepentingan militer maupun komersial," ujarnya.

Kewenangan Kemhan untuk mengatur perijinan Badan Usaha Bahan Peledak sesuai Keputusan Presiden Nomor 125/1999 tentang Bahan Peledak yang merupakan salah satu kebijakan strategis nasional di bidang bahan peledak.

Pabrik bahan peladak KNI yang dibangun pada 2009 ini memiliki kapasitas produksi sebesar 300 ribu ton. Pada awal produksinya pada Februari 2012, KNI akan menghasilkan 190 ribu ton per tahun.

Sumber : ANTARANEWS.COM

HIMARS, The Next MLRS for TNI AD

JAKARTA - Rencana TNI AD memodernisasi arsenal artileri medan (Armed) patut diapresiasi, salah satunya rencana matra darat ini mengakuisisi peluncur roket multilaras atau High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) dari Lockheed Martin, Amerika. Bukan tanpa alasan, peluncur roket yang diusung truck berpenggerak roda 6x6 ini pada penggelaran operasinya mampu diintegrasikan bersamaan dengan platform tempur lain, seperti : tank, pesawat mata-mata, helikopter dan ranpur lainnya.

Singapore adalah salah satu negara tetangga Indonesia yang sudah menggunakan ranpur peluncur roket ini. Batalyon HIMARS AD Singapore (SAF) ditempatkan di Camp Khatib di Batalyon 23SA. HIMARS Selain mampu meluncurkan 6 roket 227mm secara salvo, arsenal ini juga kapabel meluncurkan rudal ATACMS yang bisa membawa bom tandan berdaya jangkau 128 Km.

SAF mendapatkan HIMARS sejak tahun 2007, dan secara resmi mengoperasikan pada September 2011. Sebelum dibawa ke Singapura, HIMARS SAF ini pernah diuji tembak di Fort Sill-Oklahoma, Amerika pada November 2010. Berikut video pengoperasian HIMARS oleh SAF yang diambil dari CYBERPIONEER. (ALUTSISTA)

KRI Pati Unus-384 Ikuti Latihan Bersama di India


KRI Pati Unus-384 merupakan kapal perang jenis Korvet kelas Parchim (Foto: Forummarine.com)

JAKARTA - TNI AL kembali mengirimkan satu kapal perangnya mengikuti ajang pertemuan dua tahunan negara-negara pantai ke perairan India dalam latihan bertajuk "MILAN 2012" di Port Blair, India.

"Selain memenuhi undangan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) India, muhibah TNI AL ini juga dalam rangka meningkatkan kerja sama dan mempererat hubungan baik kedua AL," demikian diungkapkan Kepala Penerangan Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar), Letkol Laut (KH) Agus Cahyono, di Jakarta, Selasa (24/1).

Rencananya kapal perang TNI AL yang akan diberangkatkan adalah KRI Pati Unus-384 yang dikomandani Letkol Laut (P) Eka Prabawa. KRI ini sehari-harinya merupakan kapal Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmabar.

KRI Pati Unus-384 dijadwalkan juga akan mengikuti serangkaian kegiatan, antara lain seminar tentang Building Capacity Through Maritime Cooperation, diskusi dan latihan atraksi budaya.

Personel yang terlibat dalam Satgas MILAN 2012 ini berjumlah 102 Personel terdiri dari 85 orang ABK, 12 orang Staf Satgas MILAN 2012, satu orang Bintara Kesehatan dari Diskesarmabar, dua orang penyelam dari Dislambairarmabar dan dua orang staf Dispenarmabar.

Sumber : ANTARANEWS.COM

MBT Leopard Bukan Pilihan Mutlak


Dari kiri Menhan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, KASAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, dan KASAL Laksamana TNI Soeparno menyimak pertanyaan anggota Komisi I DPR saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1). (Foto: ANTARA/Andika Wahyu)

JAKARTA - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyatakan pembelian Main Battle Tank (MBT) Leopard 2A6 milik militer Belanda bukan pilihan mutlak dalam rencana pembelian tank.

“Pengadaannya sedang dibahas, dan Leopard hanya satu opsi untuk pengadaan MBT-nya. Keputusannya belum final dan kami masih mengkaji mana yang lebih tepat,” kata Agus, di sela-sela Raker dengan Komisi I di Gedung DPR, Selasa (24/1).

Pengadaan MBT ini merupakan salah satu program dalam memodernisasi alutsista demi mencapai Minimum Essential Forces (MEF). Panglima juga meminta persoalan ini tidak dijadikan isu yang mencolok sehingga seolah-olah terdapat masalah antara pemerintah dengan DPR. Menurutnya, selain MBT Leopard ada juga tawaran MBT dari negara lain.

DPR Setuju MBT & Menolak Leopard Belanda

Meskipun menolak pengadaan tank Leopard 2A6, DPR menyetujui pengadaan MBT oleh TNI AD. DPR dan Kementerian Pertahanan serta TNI akan memperdalam kajian terhadap kebutuhan MBT ini.

"Untuk pengadaan MBT-nya kami setuju. Tapi untuk detailnya perlu pembahasan. Kami senang ada dialog, karena mereka sebelumnya tidak terbuka dan kesannya sudah pasti akan membeli Leopard,” kata wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin usai raker.

Dalam raker tersebut terungkap kebutuhan TNI adalah pada MBT, bukan semata pada Leopard-nya. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan, MBT yang dibeli tidak harus Leopard asal memenuhi spesifikasi kebutuhan TNI sebagai pengguna.

Jerman Tawarkan Leopard-nya Ke Indonesia


Tahu Indonesia sedang mencari MBT, Jerman menawarkan langsung tank Leopard buatannya ke Indonesia. Perwakilan negara dan produsen Krauss-Maffei Wegmann (KMW) direncanakan akan datang ke Indonesia untuk melakukan pembicaraan terkait rencana jual-beli ini.

“Kamis, 26 Januari nanti tim dari Jerman akan datang ke Indonesia. Jadi kami bisa membandingkan apakah lebih baik membeli dari Jerman atau Belanda,” kata KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.


Tank Leopard 2A7, salah satu produk MBT Terbaru yang akan ditawarkan KMW Jerman kepada Indonesia. (Foto: armyrecognition.com)

Menurut KSAD, persoalan ketidaksetujuan parlemen Belanda terhadap penjualan Leopard pada Indonesia sudah disampaikan pada pemerintah Belanda. Dalam pertemuan dengan Belanda, 21 Desember 2011 lalu, KSAD telah mempertanyakan keseriusan Belanda dalam menjual Leopard-nya.

“Mereka tanya, kami jadi mau beli atau tidak. Sebelum saya jawab saya tanya, Belanda jadi jual atau tidak,” katanya.

Pengadaan MBT ini, kata Pramono, untuk menyamakan teknologi alutsista dengan negara-negara lain. Di wilayah Asia Tenggara, mayoritas negara telah memilikinya, bahkan di seluruh dunia. Selain Indonesia, negara tetangga yang belum memiliki MBT adalah Timor Leste dan Papua Nugini.

Saat ini ada beberapa varian tank Leopard. Varian yang diklaim terbaik adalah Leopard 2A6. Varian bermesin diesel ini pengembangan dari Lopard 2A5.

Sumber : JURNAS.COM

TNI AD Tertarik Membeli Peluncur Roket Multilaras HIMARS


HIMARS milik AD Singapore (Foto: mindef.gov.sg)

JAKARTA - Selain pengadaan Main Battle Tank, TNI AD juga melirik peluncur roket multi laras (Multiple Launch Rocket System/MLRS) guna memperkuat arsenal artileri medan (Armed) dan pertahanan udara (Hanud).

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhi Wibowo dalam paparannya saat raker antara Komisi I dan Kementerian Pertahanan mengungkapkan, Selasa (24/1) kemarin mengungkapkan rencana pengadaan MLRS ini sudah dimasukkan dalam shopping list alutsista yang akan dibeli TNI AD.

Salah satu incaran TNI AD adalah truck berpeluncur roket HIMARS (High Mobility Artilery Rocket System) buatan buatan Lockheed Martin, Amerika. “Selain digunakan untuk Armed juga untuk Hanud karena saat ini yang kami punya produk kelahiran tahun 1960-an. Nantinya setelah kami dapatkan harga pastinya akan disampaikan ke Parlemen,”kata KSAD di gedung DPR RI.

Dengan persenjataan ini, KSAD yakin, Indonesia akan memiliki efek gentar terhadap negara-negara lain sehingga tidak akan mengganggu kedaulatan negara. Senjata ini tidak kalah tangguh dengan tank Leopard, hanya beda fungsi dan penggunaannya. HIMARS memiliki jarak tembak 70 km dengan akurasi 10 meter. “Bahkan jarak tembaknya bisa ditingkatkan menjadi 300 km.

Peluncur roket HIMARS dikembangkan Lockheed Martin pada 1996, truck yang mengangkut peluncur roket ini mampu menembakkan enam roket sekaligus dalam waktu 45 detik. Selain Amerika Serikat, HIMARS juga dipakai oleh tetangga kita Singapura. HIMARS ini sendiri baru diproduksi massal pada Desember 2005.

Sumber : JURNAS.COM

Tuesday, January 24, 2012

KSAD : Kami Tidak Mengemis Kepada Belanda!

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Pramono Edhie Wibowo, menyatakan saat ini pemerintah masih dalam tahap negosiasi dengan pemerintah Belanda untuk membeli 100 tank Leopard 2 miliknya.

"Kami sedang nego harga. Jadi, kata putus dan harga pasti belum ada keputusan," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1).

Menurut Pramono, saat ini pemerintah dalam kondisi terjepit untuk membeli Tank Leopard tersebut. Karena mendapat tekanan dari parlemen Indonesia dan parlemen Belanda. "Parlemen Belanda menolak. Parlemen Indonesia menanyakan. Sebetulnya kami ini posisinya sulit," ujarnya.

Meski demikian, Pramono menegaskan tidak akan mengemis kepada pemerintah Belanda jika pembelian tank itu ditolak. "Andai Belanda tidak menjual maka kami tidak akan mengemis," ujarnya.

Ditolak Parlemen

Diberitakan sebelumnya, Parlemen Belanda (Tweede Kamer) menolak permintaan Kementerian Pertahanan Belanda untuk menjual tank Leopard ke Indonesia. Dalam mosi penolakan parlemen, mereka mengatakan tidak ingin terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang kerap terjadi di Indonesia.


Tank Leopard 2A6 AD Belanda. (Foto: FLICKR.COM)

Seperti diberitakan Radio Nederland Siaran Indonesia, pertengahan Desember lalu, mosi penolakan awalnya diajukan oleh Partai Kiri Hijau (Groenlinks). Dari seluruh anggota parlemen, hanya dua partai yang mendukung, yaitu partai CDA (Kristen Demokrat) dan VVD (Liberal Konservatif).

Pramono kembali menegaskan pentingnya Indonesia membeli Tank Leopard 2 ini. Menurutnya, Leopard 2 memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan tank yang dimiliki negara tetangga. "Kami pada dasarnya ingin membangun kekuatan. Malaysia sudah punya lama, tapi kita masih baru mau beli. Yang tidak punya Timor Leste, Papua Nugini," ujarnya.

Sumber : VIVANEWS.COM

Anggaran TNI Tahun 2012 Capai US$8 Milyar

JAKARTA - Pada tahun 2011, Tentara Nasional Indonesia sudah masuk jajaran 10 lembaga dengan anggaran terbesar. Tahun 2012 ini, dengan kenaikan anggaran yang mencapai 27 persen, predikat ini dipastikan bertahan.

Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq menyatakan, anggaran TNI untuk 2012 mencapai Rp72,5 triliun atau sekitar US$8 milyar. Di samping itu, masih ada anggaran untuk penambahan alutsista sebesar US$6,6 miliar.

"TNI AD mendapat sekitar US$1,4 miliar, TNI AL mendapat US$2,1 miliar, TNI AU mendapat US$2,6 miliar dan Mabes TNI sekitar US$328 juta," ungkap politikus asal Partai Keadilan Sejahtera itu dalam rapat kerja dengan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Selasa (24/1).

Namun Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyampaikan, anggaran TNI untuk 2012 hanya mencapai Rp53,53 triliun. Agus tak memasukkan anggaran remunerasi Rp8 triliun dan anggaran untuk Kementerian Pertahanan.

Menurut Agus anggaran tersebut dibagi untukm markas Besar TNI Rp6,27 triliun, TNI AD Rp30,297 triliun, TNI AL Rp9,204 triliun dan TNI AU Rp8,010 triliun.

Anggaran itu terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. "Anggaran untuk Mabes TNI akan digunakan dalam operasi militer dan yustisi, pemeliharaan alutsista dan non-alutsista," kata Agus.

Sumber : VIVANEWS.COM

Pengembangan Tiga Komando Armada RI Selesai 2014

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno mengatakan pengembangan Armada RI menjadi tiga Komando Wilayah Laut (Kowila), diharapkan selesai pada 2014.

"Masih dikaji dan jika perlu pengembangan Armada RI juga sejalan dengan pengembangan organisasi di TNI AU dan TNI AD sehingga kita bersama-sama," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa (24/1).

Ditemui usai membuka Rapat Pimpinan TNI Angkatan Laut 2012, Soeparno mengatakan pengembangan armada RI itu akan berjalan sesuai tahapan skala prioritas yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) TNI Angkatan Laut (AL) hingga 2024.

Ia mengatakan, pengembangan Armada RI menjadi tiga komando wilayah didasarkan pada luas wilayah perairan nasional yang cukup luas dan kondisi lingkungan strategis yang tengah berkembang.

Selain itu, pengembangan komando wilayah laut dari saat ini dua komando, Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) dan Komando RI Kawasan Timur (Koarmatim), menjadi tiga komando wilayah laut, merupakan penjabaran dari renstra TNI AL hingga 2024 untuk mewujudkan TNI AL yang besar, kuat dan profesional, lanjutnya.


Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Soeparno (tengah), Wakil Kasal, Laksamana Madya TNI, Marsetio (kiri), dan Asisten Pengamanan Kasal, Laksamana Muda TNI, I Putu Yuli Adnyana (kanan), saat Rapat Pimpinan TNI AL di Cilangkap, Jakarta, Selasa (24/1). (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani)

Terkait pergeseran fokus kekuatan Amerika Serikat ke Asia Pasifik, salah satunya dengan penempatan pasukan Marinirnya di Darwin yang berdampak meningkatnya pelayaran kapal-kapal militer asing terutama melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia II dan III, Kasal menilai masih bisa diantisipasi dengan pengamanan oleh Komando Armada RI Kawasan Barat dan Komando Armada RI Kawasan Timur.

"Kekuatan di dua komando armada yang telah ada itu kan bisa dimobilisasi, sesuai kebutuhan. Dan dengan tercapainya kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Forces/MEF) maka semua bisa dikoordinasikan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat ancaman yang dihadapi, dan perkembangan lingkungan strategis yang ada," kata KSAL menambahkan.

Tetapi, lanjut Soeparno, pihaknya berharap pengembangan armada tersebut dapat diselesaikan pada 2014.

Direncanakan, Komando Wilayah Laut (Kowilla) Barat akan berkedudukan di Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), Kowilla Tengah di Makassar (Sulawesi Selatan), dan Kowila Timur berpusat di Sorong, Papua.

Dalam Rapat Pimpinan TNI AL 2012, dibahas beberapa agenda utama yakni pengadaan alutsista, pembinaan personel, kesejahteraan prajurit dan reformasi birokrasi.

Sumber : ANTARA

Video Kilas Balik Pembuatan Jet Tempur F-22 Raptor

Video kilas balik tentang orang-orang yang berada dibalik pembuatan dan pengembangan jet tempur F-22 Raptor. Video ini dibuat dalam rangka memperingati produksi terakhir F-22 Raptor bernomor registrasi 4195.

Monday, January 23, 2012

DSME Serahterimakan KRI Nenggala-402

KOREA - Jumat (20/1) lalu, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co Ltd (DSME) resmi menyerahterimakan KRI Nanggala-402 yang telah selesai menjalani perbaikan dan perawatan total di Korea Selatan. Rencana perbaikan yang dilakukan selama 24 bulan tepat sesuai jadwal. Sebelumnya Nanggala diberangkatkan dari Surabaya pada Desember 2009.



Sunday, January 22, 2012

Latihan Trimatra TNI di Pusatkan di Lanud Husein Sastranegara

JAKARTA – Latihan Gabungan Penanggulangan Teror (Gultor) ke-6 Tahun 2012 tiga matra (Trimatra) Pasukan Khusus TNI yakni Detasemen Bravo, Paskhas AU, Detasemen 81 Kopasus dan Denjaka direncanakan bakal digelar di Pangkalan Udara Husen Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.

Guna kesiapan dan kelancaran latihan tersebut, di Markas Komando Korpaskhas, Jumat (20/1) dilaksanakan paparan Rencana Garis Besar latihan oleh Ketua Wasit dan Pengendali (Kawasdal) Kolonel Psk Rolland DG Waha yang sehari-hari menjabat sebagai Asisten Operasi Korpaskhas.

Dalam sesi tanya jawab dan diskusi Rolland menjelaskan, latihan Goltor Trimatra TNI ini tidak hanya menampilkan kemampuan serta kesiapan gelar operasi Pasukan Khusus semata, akan tetapi untuk menguji kesiapan Lanud Husen Sastranegara dan Bandara Sipil Husen Sastranegara mengantisipasi dan menangani keadaan bahaya yang terjadi.

Harapannya melalui latihan ini selain untuk melatih para pasukan elit TNI juga melatih personel Pangkalan Udara mengenal karateristik bandaranya.

Selain itu dipaparkan juga pelaksanaan dan peninjauan medan latihan oleh semua unsur dan koordinator latihan untuk lebih memudahkan dan sekaligus untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan yang sebenarnya.

Sumber : POSKOTANEWS.COM

Saturday, January 21, 2012

Presiden: Percepat Modernisasi Kekuatan TNI


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo menghadiri acara Rapat Pimpinan TNI dan Polri Tahun 2011 di Balai Samudera, Jakarta, Jumat (21/1). (Foto: ANTARA//Widodo S)

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan perlu melakukan percepatan modernisasi dan pembangunan kekuatan TNI untuk tiga tahun kedepan. Modernisasi dan pembangunan kekuatan ini diarahkan agar kekuatan TNI makin mendekati postur minimum essensial force (MEF) yang ditetapkan dalam kebijakan dan strategi pertahanan negara, baik untuk Angkatan Darat, Laut dan Udara.

“Kita mendapatkan justifikasi moral karena ekonomi kita tumbuh dengan baik dan lebih banyak lagi anggaran yang tersedia untuk melakukan pembangunan kekuatan itu,” kata Presiden SBY pada pembukaan Rapat Pimpinan TNI dan Polri tahun 2012 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Jumat (20/1).

Menurut Presiden, selama 20 tahun terakhir sesungguhnya Indonesia tidak melakukahttp://www.blogger.com/img/blank.gifn modernisasi dan pembangunan kekuatan secara penuh. Namun itu bisa dijelaskan antara lain karena 10 tahun sejak terjadinya perubahan dramatis 1998-2008, ekonomi kita jatuh yang berawal dari krisis. Kemudian kami bangun kembali secara bertahap.

“Baru pada beberapa tahun terakhir ekonomi kita tumbuh kuat sehingga memungkinkan untuk mengalokasikan anggaran yang lebih besar lagi bagi pembangunan kekuatan TNI-Polri,” kata Kepala Negara.

Presiden berharap pimpinan TNI dapat melaksanakan dengan sungguh-sungguh modernisasi dan pembangunan kekuatan tersebut. “Lakukan perencanaan dengan baik, dan dilaksanakan dengan baik pula. Gunakan anggaran yang dialokasikan negara yang jumlahnya cukup besar. Cegah terjadinya penyimpangan,” katanya.

Sumber : JURNAS

Friday, January 20, 2012

Kemhan & Komisi 1 Bakal Gelar Pertemuan Bahas Pembelian Leopard

JAKARTA — Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, tank Leopard 2A6 dari Belanda telah sesuai dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan TNI Angkatan Darat. Leopard 2A6 ini juga telah masuk dalam daftar belanja TNI yang diajukan kepada Kementerian Pertahanan.

"Kita mengikuti apa yang diusulkan Angkatan Darat sebagai user," kata Purnomo kepada wartawan di sela-sela Rapat Pimpinan TNI-Polri di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian di Jakarta, Jumat (20/1).

Terkait pembelian 100 tank Leopard bekas ini, Purnomo mengatakan, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda telah melakukan pembicaraan. Saat ini, kedua pemerintah masih menunggu persetujuan dari parlemen negara masing-masing.

Ketika ditanya lebih lanjut, Purnomo meminta wartawan untuk hadir dalam rapat yang digelar antara Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Komisi I DPR pada Selasa (24/1).

Seperti diwartakan, Komisi I DPR telah menolak rencana pembelian 100 tank Leopard 2A6 bekas. Penolakan didasari pada upaya reformasi TNI dan membangun angkatan perang yang kuat dan profesional. Selain membeli tank, pemerintah juga berencana membeli 6 pesawat tempur Sukhoi dan 3 kapal selam.

Secara terpisah, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, rencana pembelian alutsista itu tetap dijalankan. Apabila ada kecurigaan terhadap pengadaan alutsista, Komisi Pemberantasan Korupsi dipersilakan menyelidikinya. Rencana pembelian ini masih menjadi perdebatan. Leopard 2A6 dinilai tidak sesuai dengan letak geografis Indonesia.

Niat Pemerintah Belanda menjual peralatan militernya ke Indonesia juga menghadapi mosi parlemen yang meminta supaya transaksi itu tidak dilakukan. Indonesia dinilai belum menghormati hak asasi manusia (HAM), terutama di Papua. Dikhawatirkan, kalau dibeli Indonesia, tank Leopard akan digunakan untuk aktivitas pelanggaran hak asasi manusia.

Sumber : KOMPAS.COM

Pembelian Tank Leopard Tidak Ada Kaitannya Dengan HAM

JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Priyo Santoso, menilai pernyataan Parlemen Belanda yang mengaitkan masalah pembelian 100 tank Leopard dengan masalah HAM tidak tepat dan tak ada kaitannya sama sekali.

"Kita mendapatkan pemberitaan yang kuat pemerintah Belanda mengait-kaitkan pembelian Leopard tersebut dengan masalah HAM. Ini pernyataan tidak bersahabat dari pimpinan dan anggota Parlemen Belanda," kata Priyo, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/1).

Dia menyebutkan, Komisi I DPR berikhtiar sekuat tenaga memperbesar alokasi anggaran terhadap pengadaan arsenal militer Indonesia dan meminta Kementerian Pertahanan segera memodernisasi alat-alat perang secara canggih agar menjadi negara yang disegani.

"Tapi di sisi lain, ternyata Kementerian Pertahanan sering tidak pernah memberikan rancangan besar. Mereka kadangkala secara sepihak, ujug-ujug, tidak ada pembicaraan, tiba-tiba sudah ada pembelian atau rencana membeli dengan pihak lain," katanya.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah sedang memberdayakan agar TNI bisa menggunakan arsenal produksi dalam negeri seperti yang dihasilkan banyak perusahaan nasional.

Sumber : ANTARA

Tiga Kapal Perang Rusia Merapat di Surabaya

SURABAYA - Tiga kapal perang Angkatan Laut Rusia masing-masing Admiral Pantelev, Fotiy Krylov dan Boris Butoma merapat di Pelabuhan Tanjung Perak Terminal Jamrud Utara, Surabaya, Kamis (19/1).

Kedatangan ketiga kapal perang itu disambut pejabat Kedutaan Besar Rusia di Indonesia dan petinggi Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya, serta tarian khas Surabaya, Remo.

Siaran pers Lantamal V Surabaya menyebutkan, kunjungan ketiga kapal perang Rusia ke Indonesia itu, dalam rangka mempererat hubungan kedua negara, selain melaksanakan latihan bersama dengan TNI AL.

Ketiga kapal perang tersebut direncanakan berada di Surabaya selama empat hari hingga 22 Januari 2012 dan melakukan serangkaian kegiatan.

Sejumlah agenda yang dilakukan awak kapal Rusia selama di Surabaya, antara lain melakukan kunjungan kehormatan ke Komandan Lantamal V, kunjungan perwira TNI AL ke kapal perang Rusia Admiral Pantelev, bertemu Wali Kota Surabaya, dan olahraga bersama di Koarmatim.


Kapal perang Admiral Panteleev (Foto : NAVAL.COM.BR)

Kapal Perang Admiral Pantelev merupakan jenis kapal buru selam, kemudian Fotiy Krylov adalah kapal penyelamat tunda, dan Boris Butoma merupakan kapal tangki laut.

Asisten Operasi Danlantamal V Kolonel Laut (P) Maman Firmansyah mengatakan, pihaknya hanya menyambut kedatangan ketiga kapal perang Rusia itu, baik ketika bersandar maupun bertolak.

Sebelumnya dalam perjalanan dari Selat Malaka hingga Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kapal Rusia itu mendapatkan pengawalan dari kapal perang Indonesia.

"Kami juga akan kembali mengawal ketiga kapal itu saat bertolak dari Surabaya hingga ke wilayah perbatasan Indonesia," katanya.

Sumber : ANTARA

Thursday, January 19, 2012

Prototype Ranpur Angkut Amfibi Berbasis BTR-50

JAKARTA - Perusahaan asal Indonesia, PT. Wirajayadi Bahari berhasil membangun prototype kendaraan tempur (Ranpur) angkut pasukan amfibi berbasis ranpur BTR-50 yang di proyeksikan untuk memodernisasi ranpur lama untuk kebutuhan Marinir TNI AL.

"Hasil produksinya telah diuji coba dan memenuhi standar dan keselamatan TNI AL serta ergonomis sebagai kendaraan tempur amphibi, yang memenuhi standar operasional TNI AL," ungkap pemilik PT Wirajayadi Bahari, Bintoro, di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (18/1).

Dia menjelaskan, proses pembangunan dilakukan di Detasemen Pemeliharaan dan Perbekalan Marinir Surabaya. Ranpur angkut Amphibi ini dapat disejajarkan dengan produk sejenis dari negara lain, jelasnya. Berikut foto-foto hasil ujicoba ranpur tersebut di Karang Pilang, Jawa Timur.