Thursday, September 13, 2007

Gempa Bengkulu Porakporandakan Bangunan dan Infrastruktur

Catatan Moderator :
Maaf sebelumnya, karena sedikit keluar dari topik. Rabu (12/9) kemarin, gempa tektonik kembali mengguncang Indonesia, khususnya di bengkulu dan area sekitar Jambi.
Saya turut prihatin atas bencana alam ini, semoga para korban diberikan kesabaran dalam menghadapi ujian-Nya.


Jakarta--RoL-- Gempa teknonik berkekuatan 7,9 SR yang mengguncang Bengkulu pada Rabu (12/9) pukul 18:10:23 WIB dan diikuti beberapa kali gempa susulan telah mengakibatkan korban meninggal dan luka-luka manusia, serta memporakporandakan bangunan rumah dan infrastruktur.

Hingga berita ini disiarkan, Direktur Utama RSUD M Yunus Bengkulu Dr Zaini Dahlan mengatakan jumlah korban meninggal dunia tercatat dua orang dan korban luka-luka mencapai 14 orang dirawat di RS M Yunus.

Menurut catatan, meski dampak gempa kali ini tidak separah dibanding akibat gempa yang terjadi pada 4 Juni 2000 --berkekuatan 7,3 SR yang menelan korban meninggal 95 orang, dan menghancurkan puluhan ribu bangunan--, namun sempat menimbulkan kekhawatiran akan adanya potensi tsunami.

Ketika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengumumkan terjadi gempa dengan kekuatan 7,9 SR, dalam beberapa saat kemudian diumumkan bahwa terjadi potensi tsunami.

Menurut Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Sri Woro Harijono, gempa tersebut karena semua persyaratan terjadinya tsunami terpenuhi.

Persyaratan tersebut, menurut dia, yaitu terpenuhi dengan besar gempa lebih dari 6,3 SR, posisi gempa yang ada di titik 4.67 LS - 101.13 BT atau berada di laut dan dengan kedalaman 10km (laut dangkal).

Bahkan Woro sempat berkomentar bahwa biasanya tsunami bakal datang setelah 30 menit terjadi gempa. "Karena itu masyarakat dan Pemda setempat diminta selalu siap siaga. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," katanya.


Tentara tengah membangun tenda darurat dihalaman RS. M. Yunus, Bengkulu.

Guncangan gempa Bengkulu ini cukup keras sehingga bisa dirasakan oleh warga Jakarta, khususnya yang berada di gedung-gedung bertingkat.

Di kota Bengkulu, ribuan warga berhamburan keluar rumah dan berebut ke tempat-tempat terbuka dan di jalan-jalan atau ke lokasi yang lebih tinggi, ketika gempa mengguncang.

Sebagian besar warga yang panik itu memenuhi jalan gelap di kota Bengkulu menuju kawasan yang lebih tinggi, guna mencari tempat pengungsian yang lebih aman. Guncangan gempa cukup keras sehingga bisa dirasakan oleh warga di Padang, Palembang, Lampung, dan sebagian wilayah Jakarta.

Bahkan getaran gempa juga terasa hingga di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia. Sedangkan sejumlah negara seperti India dan Sri Lanka langsung memperingatkan waspada kepada warganya menyusul gempa di Bengkulu tersebut.



Hingga Kamis (13/9) dini hari sejumlah warga berlokasi di pesisir pantai Padang, masih sepi ditinggal para penghuni yang sebagian besar mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk mengantisiapsi ancaman tsunami. Di kawasan perumahan Pasir Kandang, Jondul, Wisma Indah, Filano, Pasir Putih, Mega Permai dan Parupuk Tabing (berada di pesisir pantai, red), sebagian besar rumah ditinggal penghuninya.

Warga pergi mengungsi ke daerah By Pass, Kampung Kelawi, Kuranji dan Limau Manis yang berjarak cukup jauh dari kawasan pesisir pantai. "Sebagian besar keluarga sudah diungsikan ke Kelawi, karena gempa susulan masih terjadi dan ada peringatan ancaman tsunami dari BMG melalui media massa," kata Ing (26), warga Tabing.

Di komplek-komplek perumahan tersebut, sebagian besar rumah dalam kondisi gelap, termasuk masjid. Tidak terdengar Tadarusan pada hari pertama Ramadhan dari Masjid Darussalam di Komplek Wisma Indah V.

Warga yang bertahan, adalah lelaki dewasa yang siaga dengan kendaraan diparkir menghadap arah jalan agar cepat bergerak jika bencana kembali terjadi. Para pemuda nampak berjaga-jaga di jalan masuk komplek untuk mencegah adanya orang tidak bertanggung jawab masuk ke perumahan yang sebagian besar rumah ditinggal penghuni.

Sementara itu, di RS Selasih Jalan Khatib Sulaiman Padang, masih banyak penghuni yang dirawat di luar gedung RS, karena gempa susulan masih terjadi. Lalu lintas di pusat kota Padang sepi dan banyak rumah makan atau kedai nasi yang tidak buka, padahal biasanya buka hingga subuh.



Sejumlah ruas jalan di kota Bengkulu mengalami retak-retak, gedung-gedung kantor banyak yang rusak. Teriakan "Allahu Akbar", "Aku tidak mau mati sekarang", berbaur dengan tangisan wanita dan anak-anak mewarnai gerak mereka ke arah kantor gubernur yang letaknya lebih tinggi.

Warga di pesisir barat Lampung Barat dilaporkan menghadapi kekhawatiran hebat. Umumnya warga di sekitar pantai tersebut merasakan getaran gempa agak lebih lama, sehingga sempat mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya tsunami pasca gempa Bengkulu.

Sekitar 2.000-3.000 warga di Kota Bengkulu, mengungsi. Jaringan telepon di beberapa bagian di kota Bengkulu masih mengalami gangguan bahkan jaringan telpon seluler sempat tidak bisa berfungsi.

Analis Stasiun Klimatologi KL II Pulau Baai Rudi Wahyu Hidayat menyampaikan peringatan tsunami kepada warga setelah Sirine peringatan tsunami berbunyi dan meminta warga tidak kembali ke rumah masing-masing sampai kondisi dinyatakan aman.

Dua alat peringatan tsunami (Tsunami Early Warning System) dari lima unit telah terpasang di wilayah pantai Bengkulu. Koordinator BMG Bengkulu Adjat Sudarajat menyatakan mendengar sirine itu berbunyi. Namun hingga satu jam setelah peringatan berbunyi, tsunami yang dikhawatirkan banyak warga tidak terjadi.

Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Dr Adrin Tohari di Jakarta, Rabu mengatakan, gempa tersebut tidak akan menyebabkan ambles (turun) tanah sepanjang pantai Bengkulu karena percepatan gelombang gempanya kurang dari 0,4 gal. "Dari peta intensitas gempa, MMI (Modified Mercally Intensity -red) di kota Bengkulu berkisar antara V sampai VI dan percepatan gempanya berkisar 100cm per detik kwadrat atau gal," kata Andrin.

Hasil analisis menyebutkan likuifaksi umumnya tidak mungkin terjadi pada kondisi ini, kecuali untuk daerah Kuala Lempuing dan Pelabuhan Teluk Baai yang bisa mengalami ambles sekitar 15cm jika mengalami gempa dalam waktu lama, ujarnya. "Kalau banyak bangunan rusak itu mungkin karena masalah struktur bangunan yang tak memenuhi standar tahan gempa misalnya bangunan dengan struktur berat di bagian atas," kata Adrin.

Koordinator BMG Bengkulu, Adjat Sudrajad mengatakan, gempa susulan dimungkinkan masih terus akan terjadi namun kekuatannya tidak akan sebesar gempa pertama.

Bengkulu merupakan salah satu daerah paling rawan gempa, di daerah ini setiap hari terjadi gempa bumi, namun sebagian besar dengan kekuatan di bawah 4,0 SR sehingga getarannya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat.

Untuk mengatasi bencana di Bengkulu, Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Depkes, dr Rustam S Pakaya mengatakan, akan mengirimkan 15 orang tim medis guna membantu penanganan korban. "Petugas tim medis akan diberangkatkan sekitar pukul 10.00 pagi yang diberangkat bersamaan dengan pengiriman empat pesawat Hercules yang mengangkut ambulans dan logisitik," kata Rustam.

Usai melakukan rapat koordinasi Kantor Badan Koordinasi Nasional (Bakornas), ia menjelaskan, selain mengirimkan tim medis pesawat Hercules milik TNI AU juga akan mengangkut obat-obatan, tenda-tenda darurat bagi pengungsi, dan bahan makanan siap saji bagi korban. "Obat-obatan dan bahan makanan yang dikirim mencapai sekitar 1 ton. Jumlah pengiriman tergantung kebutuhan jika masih kurang akan dikirim lagi," katanya. Ia menuturkan, berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, korban meninggal dunia hingga berita ini disiarkan tercatat dua orang, dan sekitar 14 orang lainnya luka-luka.

Pasca gempa pukul 18:10:23 WIB, BMG juga mencatat gempa susulan seperti yang terjadi pada pukul 19:21:53 WIB berkekuatan 5,8 SR yang berpusat di kedalam 60 km laut dan 2.64 Lintang Selatan-100.04 Bujur Timur, atau sekitar 260 km barat daya Bengkulu.

Gempa juga terjadi pukul 21.40:04 WIB berkekuatan 6,6 SR pada kedalaman laut 18 km, serta pukul 23:35:04 WIB, berkekuatan 6,1 SR dengan kedalaman 15 km, atau 106 km Barat Laut Bengkulu. Tiga gempa susulan tersebut juga dirasakan di Painan, Padang Panjang, kota Padang, Sumatera Barat dan Jakarta.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan semua pihak turut mendukung aksi tanggap darurat untuk membantu mengatasi dampak gempa. "Presiden telah menginstruksikan kepada Menko Kesra, Panglima TNI, Kapolri dan jajarannya, agar melakukan tanggap darurat dengan memberi bantuan atas musibah tersebut," kata Juru Bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng.

Tiga menteri yakni Menkokesra Aburizal Bakri, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah dan Menteri Komunikasi dan Informasi M Nuh pada Kamis pagi sekitar pukul 10.00 WIB diinstruksikan langsung berangkat ke Bengkulu.

Andi menjelaskan, Presiden Yudhoyono terus memonitor situasi terkait gempa Bengkulu baik melalui kepala pemerintahan di daerah seperti Gubernur dan Wakil Gubernur, maupun dari BMG. Terkait penanganan korban meninggal dan korban luka-luka Presiden juga menginstruksikan segera ditangani sebaik mungkin.

Presiden yang saat terjadi musibah berada di kediaman pribadi di Cikeas, Bogor, sempat memperoleh informasi bahwa gempa disusul tsunami. "Namun Kepala Negara dan semua kita (masyarakat--red), patut bersyukur bahwa tsunami ternyata tidak terjadi. Ini melegakan kita, karena apa yang dikhawatirkan itu tidak ada, seperti halnya kejadian di Aceh beberapa tahun lalu," ungkap Andi.

Presiden Yudhoyono belum memutuskan kapan akan meninjau lokasi gempa termasuk melihat dari jarak dekat saudara-saudara atau masyarakat yang menjadi korban.
Presiden terus memantau perkembangan penanganan gempa dan merasa lega bahwa masyarakat telah lebih paham cara menghindarkan diri dari ancaman gempa dengan cara langsung mencari tempat-tempat terbuka, dan tempat pengungsian yang lebih tinggi mengantisipasi kemungkinan potensi tsunami. "Kita harapkan dampak dari gempa tidak separah Aceh dan Nias, dan masyarakat tetap waspada terhadap gempa susulan," katanya. Salah satu infrastruktur yang menjadi sangat vital saat gempa terjadi adalah telekomunikasi dasar yaitu telepon.

Jaringan telekomunikasi baik seluler maupun telepon tetap kabel serta nirkabel di Bengkulu, dan Sumatra Barat pasca gempa bumi sempat mengalami gangguan, namun berangsur pulih setelah catuan daya listrik segera dialihkan ke generator listrik para operator.

Kepala Divisi Regional I Sumatra, Muhammad Awaluddin, mengatakan, sejauh ini tidak ada laporan kerusakan yang berarti atas infrastruktur telekomunikasi milik Telkom Grup (Telkomsel, dan Telkom) di Bengkulu. "Gempa hanya merusak sarana perumahan, dan gedung perkantoran termasuk kantor Telkom. Kalaupun ada infrastruktur telekomunikasi yang rusak namun tidak terlalu menggangu jalur komunikasi," katanya.

Hal itu juga diamini Manager Corporate Communication PT Telkomsel Suryo Hadiyanto, mengatakan, komunikasi masyarakat baik yang menghubungi dan dihubungi di lokasi gempa, melalui layanan seluler Telkomsel masih berfungsi normal.

Keduanya berpendapat, tersendatnya sambungan telekomunikasi juga dipicu tingginya trafik percakapan karena telepon merupakan sarana komunikasi yang paling penting dan praktis.

Sementara itu, Head of Publc Relations PT Indosat Tbk, Adita Irawati mengatakan, berdasarkan laporan petugas di lapangan infrastruktur telekomunikasi milik Indosat tidak ada yang mengalami kerusakan. Antara/yto

No comments: