Dephan Teliti Persaingan Produsen Sukhoi
Su-27SKM produksi Knaapo
Indonesia-Russia sepakat mempermurah dan mempermudah pengadaan alutsista.
JAKARTA - Departemen Pertahanan saat ini sedang menelaah rekam jejak, reputasi dan kesehatan keuangan perusahaan pembuat enam pesawat Sukhoi yang akan dibeli Indonesia.
"Ada persaingan antara perusahaan Knaapo dan Irkut," kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono kepada Tempo, Senin lalu.
Knaapo dan Irkut adalah pabrik pembuat pesawat Sukhoi di Rusia. Indonesia, yang mendapat kredit ekspor dari Russia, ada kemungkinan akan membeli pesawat dari Knappo.
Kabarnya, pesawat buatan Knaapo memiliki kualitas yang lebih rendah daripada buatan Irkut.
Menanggapi kabar ini Juwono hanya berkomentar, "Saya sudah minta pak Sekretaris Jenderal dan Inspektur Jenderal dengan kepala staf yang bersangkutan menelaah apakah itu benar atau tidak."
Sumber Tempo yang pernah mengikuti proses negosiasi masalah ini menjelaskan Indonesia membeli Sukhoi ke Knaapo karena pabrik inilah yang ditunjuk oleh Rosoboronexport.
Rosoboronexport adaIah agen yang menjual perlengkapan militer Russia ke luar negeri. Jasa Rosoboronexport digunakan karena agen ini bisa memberikan kredit ekspor ke Indonesia. Sedangkan pemerintah Russia tidak dapat memberikan pinjaman kepada pembeli.
"Tapi sekarang pemerintah Russia sudah mau memberikan kredit kepada kita. kita bisa tidak menggunakan Rosoboron lagi," kata sumber itu.
"Jika Rosoboronexport tidak lagi digunakan, kata sumber ini, pemerintah bisa membeli melalui Federal Service Military Technical Corporation, yang memang masuk dalam pemerintah Rusia. "Artinya government to government," kata dia.
Sumber Tempo ini mengakui pesawat yang dijual Irkut lebih mahal. Tapi pesawat yang dijual Knaapo-pun harus di upgrade lagi karena kita pakai sistem Barat. Jadi harus keluar biaya lagi," kata dia.
PasaInya, pesawat Sukhoi yang diproduksi Knaapo adaIah pesawat yang menggunakan standar Russia sehingga tidak bisa dioperasikan di Indonesia.
Sementara itu, Irkut bisa menyediakan pesawat yang sesuai dengan permintaan pembeli. Negara yang membeli pesawat dari Irkut antara lain India dan Malaysia. Sedangkan produk Knaapo, selain dibeli oleh Indonesia, juga dibeli oleh Afrika.
Menurut Juwono, penelaahan kepada kedua pabrik ini merupakan kesepakatan kedua negara. Saat Presiden Russia Vladimir Putin berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu, Juwono sempat berbincang-bincang dengan Ketua BPK Rusia SV Stephasin. "Kami sepakat untuk menyederhanakan, mempercepat dan mempermurah pengadaan aIat utama sistem persenjataan.
Ini (persaingan perusahaan pembuat Sukhoi) adalah salah satu yang ingin ditertibkan," katanya. Dalam perbincangan itu, kata Juwono, pemerintah Russia pun mengakui banyaknya pialang-pialang dan faksi-faksi di Departemen Pertahanan dan Departemen Keuangan Russia. "Sama dengan di kitalah."
Rencananya, Indonesia akan nembeli tiga unit pesawat Sukhoi jenis Su-27SKM dan tiga unit jenis Su-30MK2. Enam pesawat ini dibeli dengan kredit senilai US$ 350 juta.
Rencananya, pembelian enam pesawat ini tidak akan mengutak-atik state credit sebesar US$ 1 milliar yang diberikan oleh pemerintah Russia pada Desember tahun lalu.
Sebab, state credit ini akan digunakan untuk membeli kapal selam kilo-class, helikopter serbu, kendaraan tempur marinir, radar dan perangkat avionik, yang nilainya mencapai US$ 850 juta.
Fanny F | Raden R/ Koran Tempo (12/9)
No comments:
Post a Comment