Tuesday, August 04, 2009

70 Persen Kenaikan untuk Pemeliharaan Persenjataan

JAKARTA - Kenaikan alokasi anggaran belanja pertahanan tahun anggaran 2010 menjadi Rp 40,7 triliun disambut baik sejumlah kalangan. Besaran kenaikan lebih dari Rp 7 triliun itu akan difokuskan untuk membiayai ongkos pemeliharaan dan operasional alutsista TNI.

Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Senin (3/8). Dari besaran kenaikan lebih dari Rp 7 triliun itu, sebanyak 70 persen akan dialokasikan terutama ke TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Sisanya dialokasikan ke TNI Angkatan Darat.

Meski begitu, Juwono juga mengisyaratkan perlunya departemen serta instansi terkait lain di luar Departemen Pertahanan segera melakukan ”pembersihan”, terutama terkait dengan proses pengadaan alutsista TNI lewat mekanisme kredit ekspor (KE). Upaya serupa, menurut dia, terus coba dilakukan di Dephan.

”Kalau di Dephan terus coba kami kurangi, cuma di departemen lain semacam Departemen Keuangan dan Bappenas banyak di level eselon II dan III yang masih sering ’masuk angin’ dengan masih minta-minta bagian atau menghambat proses (pengadaan),” ujar Juwono.

Akibatnya, jangan heran, lanjutnya, proses pengadaan alutsista TNI lewat mekanisme KE selalu berjalan lambat, bahkan bisa lebih dari 18 bulan. Belum lagi bentuk ”masuk angin” lain akibat pengaruh sejumlah rekanan yang mengiming-imingi bermacam supplier dan kredit pihak luar.

Bahkan, tak jarang pula iming- iming tersebut, menurut Juwono, disampaikan ke tingkat pengguna terakhir (TNI dan markas besar angkatan), dengan menggunakan jalur ”paguyuban” mantan petinggi militer atau bahkan anak-anak mereka.

Tambahan lagi, menurut Juwono, Lembaga Pengawasan Pengadaan Negara belum punya keahlian memonitor pengadaan teknis keuangan alutsista TNI dan baru sebatas pengawasan pengadaan peralatan dan perabotan kantor. Padahal, alutsista canggih tidak bisa dibeli lewat e-procurement. ”Simpul dan birokrasinya terlalu panjang dan banyak,” ujar Juwono.

Sumber : KOMPAS

No comments: