Wednesday, October 15, 2008

TNI Diminta Optimalkan Alat Militer dari Dalam Negeri



SURABAYA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Tentara Nasional Indonesia mengoptimalkan pengembangan riset serta pemakaian produk dalam negeri guna menutup kekurangan alat sistem persenjataan utama. Permintaan ini disampaikan sehubungan dengan anggaran TNI yang terbatas.

"TNI harus sanggup memutakhirkan dan (melakukan) pengembangan strategi pertahanan modern sehingga institusi militer ini siap berperang secara konvensional ataupun nonkonvensional," kata Yudhoyono dalam pidato perayaan ulang tahun ke-63 TNI di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (14/10).

Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono sebelumnya mengemukakan alokasi anggaran pertahanan tahun depan lebih kecil dibanding pada 2008. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009, pertahanan mendapat alokasi Rp 35 triliun. Tahun ini pertahanan memperoleh Rp 36,39 triliun.

Penurunan ini dinilai berdampak pada tingkat kesiapan operasional TNI. Menurut Juwono, anggaran hanya mendukung sekitar 36 persen kebutuhan minimal TNI, yakni Rp 100,53 triliun.

Dalam pengadaan alat militer, pemerintah telah mengupayakan pengadaannya dari industri dalam negeri. Pemerintah telah mendukung pengembangan alat militer dari PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, dan PT PAL. TNI sudah memesan sejumlah peralatan militer ke perusahaan itu.


Korvet Nasional buatan PT.PAL

Selain persenjataan, kata Yudhoyono, TNI harus memelihara latihan dan memantapkan kualitas. Tujuannya, TNI siap digerakkan secara cepat dan tepat pada situasi kapan pun.

TNI diminta mengikuti kecenderungan potensi ancaman dunia. Negara maju, katanya, saat ini berlomba menggunakan kekuatan politik dalam menyelesaikan masalah. Sebagian negara lain memperkuat kekuatan politik dengan memproduksi senjata nuklir.

Namun, TNI diminta menuntaskan reformasi internal yang sudah dilakukan selama sepuluh tahun ini. TNI tetap diminta netral dan konsisten tanpa terlibat politik praktis. Meski setiap lima tahun kepemimpinan berubah, kata dia, TNI tak boleh berubah.

Sumber : KORAN TEMPO

No comments: