Thursday, September 04, 2008

Pendanaan Super Puma TNI AU Temui Titik Terang



6 Heli Direvisi Menjadi NAS-532 Cougar

PENDANAAN pengadaan helikopter Super Puma TNI AU yang terkatung-katung menemui titik terang dengan keluarnya peraturan pemerintah Nomor 57 Tahun 2008. Peraturan yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan lalu itu menetapkan pengadaan senjata TNI akan dialihkan dari skema kredit ekspor (KE) ke pinjaman dalam negeri menggunakan mata uang rupiah murni.

"Kami harapkan adanya pinjaman dari bank dalam negeri secepatnya," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesai (PTDI) Budi Santoso di Jakarta, Rabu (3/9). Kelanjutan pengadaan Super Puma terbengkalai karena tak ada dana. Dari 16 unit yang dipesan matra udara, baru tujuh unit yang diserahkan. Tiga helikopter lanjutan yang sedang dibangun terpaksa dihentikan.

Padahal, kontrak sudah ditandatangani sejak 1996. Budi mengatakan, mangkraknya tiga pesawat yang sudah tahap finalisasi itu jelas menambah beban perusahaannya. Saking lamanya mangkrak, PT DI harus melakukan overhoul ulang. Belum lagi kerugian karena empat badan (main frame) Super Puma yang juga sudah dibangun terpaksa dihancurkan lagi.

Alasannya, usia Super Puma sudah semakin habis. "Prancis sudah mengeluarkan tipe terbaru," katanya. Karena itu, pihaknya akan melakukan penyesuaian kontrak. Sisa enam pesawat yang belum dibangun akan direvisi menjadi helikopter generasi selanjutnya buatan Aerospatiale, Cougar.

PTDI akan membahas intensif hal ini dengan TNI AU. "Buat kami yang penting ada anggarannya, karena kontraknya sudah ada. Kalau tidak ada dana ya tidak akan jalan," kata Budi.

Kontrak pembelian 16 Super Puma tersebut telah lama ditandatangani, yakni dalam event Paris Air Show, Juni 1997 di Le Bourget, Paris. Dari ke-16 heli yang lisensinya diperoleh dari Aerospatiale, Prancis tersebut, TNI AU
memesan dua unit jenis VIP. Selebihnya jenis transpor taktis dan tempur
yang dilengkapi peluncur roket.

Versi VIP sudah ditempatkan di Skadron Udara 17 di Lanud Halim
Perdanakusuma, Jakarta. Sisanya ditempatkan di Skadron Udara 6 di Lanud
Atang Senjaya, Bogor. Super Puma akan menggantikan posisi jajaran S-58T
Twin Pac yang tingkat kesiapan operasinya sudah sangat menurun. Dari
delapan helikopter Twin Pack yang dimiliki, saat ini hanya dua yang laik
terbang dan operasi.

Sumber : JURNAS

No comments: