Tuesday, March 04, 2008

TNI-AB Malaysia Bahas Keamanan Perbatasan


KUALA LUMPUR,4/3- INDONESIA-MALAYSIA. Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso (kiri) dan Panglima Angkatan Tentera Malaysia (ATM) Abd Azizi melakukan jumpa pers di Kementerian Pertahanan Malaysia, Kuala Lumpur, Selasa (4/3). Panglima TNI Djoko Santoso melakukan kunjungan perkenalan sebagai pejabat baru TNI kepada Panglima ATM Malaysia. Panglima TNI berada di Malaysia 4-6 Maret 2007. FOTO ANTARA/Adi Lazuardi/mes/07

JAKARTA--MI: Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Bersenjata Malaysia (Angkatan Tentara Malaysia/ATM) akan membahas peningkatan pengamanan di perbatasan RI-Malaysia.

"Ya kami akan bahas itu, kan kita ada forumnya di tingkat General Border Committee (GBC) Malaysia-Indonesia (Malindo)," kata Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso sesaat sebelum bertolak ke Malaysia, di Jakarta, Selasa.

Djoko Santoso mengatakan, pembahasan tentang keamanan perbatasan itu penting bagi kedua negara mengingat banyak kegiatan ilegal yang terjadi di sepanjang perbatasan RI-Malaysia.

"Terkait itu, kami akan membahas peningkatan pos pengamanan bersama kedua negara, dan patok-patok pembatas yang banyak bergeser dan lain-lain, patroli bersama," ujar Djoko.

Dalam rapat dengan Komisi I DPR Senin (3/3) bersama Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, ia mengatakan, TNI bersama ATM dalam kerangka GBC Malindo akan terus berupaya meningkatkan kerja sama pengamanan di perbatasan darat kedua negara.

"Ya kita tingkatkan kerja sama kan sudah ada forumnya. Apa yang mejadi tugas TNI dan ATM dalam pengamanan perbatasan tentu akan kami kerja samakan," ujarnya.

Pada kunjungan kerjanya ke Malaysia itu, pimpinan militer kedua negara juga akan membahas kerja sama militer yang selama ini telah terjalin antara dua pihak termasuk pendidikan dan latihan bersama yang rutin dilakukan baik angkatan darat, laut, dan udara.

Komponen Cadangan

Panglima TNI Djoko Santoso juga menekankan pentingnya Indonesia segera memiliki komponen cadangan seperti layaknya yang dimiliki Malaysia yakni Askar Wataniah, sebagai pendukung cadangan TNI melakukan fungsi pertahanan.

"Hanya saja, itu kan perlu payung hukum jadi sulit komponen cadangan itu diwujudkan. Harus disahkan dulu RUU komponen cadangan," katanya.

Djoko menegaskan, keberadaan komponen cadangan sangat diperlukan untuk mendukung komponen utama pertahanan yakni TNI.

"Untuk membangun postur pertahanan yang kuat, diperlukan komponen utama yakni TNI, komponen pendukung dan komponen cadangan..jelas perlu itu hanya RUU nya belum kelar," katanya. (Ant/OL-2)

Sumber : MEDIA INDONESIA OL

No comments: