Saturday, September 01, 2007

Jepang Siapkan Dana Modernisasi Senjata

Sikap Permusuhan pada China Tak Mengendur

Tokyo, Jumat - Departemen Pertahanan Jepang menganggarkan 4,82 triliun yen (Rp 374,400 triliun). Dana itu bertujuan untuk membiayai pembuatan sendiri pesawat tempur siluman dan perbaikan kualitas pesawat tempur F-15. Hal itu dilakukan karena Amerika Serikat tak mau menjual pesawat tempur Raptor kepada Jepang.

Anggaran sebesar 4,82 triliun yen akan digunakan pada periode anggaran April 2007-Maret 2008. Usulan anggaran itu naik 0,7 persen dari anggaran pertahanan tahun periode sebelumnya.

Anggaran tersebut sudah diajukan, Jumat (31/8) di Tokyo. Persetujuan atas anggaran itu dilakukan Desember dan disahkan parlemen pada Maret 2008.

Termasuk di dalam anggaran itu adalah dana sebesar 112 miliar yen untuk perbaikan kualitas dari 32 pesawat tempur F-15. Sejauh ini Jepang mempunyai 200 buah F-15 dan baru delapan F-15 yang diperbarui.

Departemen Pertahanan Jepang menyatakan, perbaikan kualitas F-15 itu bertujuan untuk mengimbangi modernisasi persenjataan China dan Korea Selatan, setidaknya hingga Jepang menemukan pengganti baru atas alat perangnya yang sudah menua.

"Kami ingin memodernkan F-15 untuk merespons modernisasi persenjataan tetangga kami," kata seorang pejabat pertahanan Jepang. "Walau F-15 adalah peralatan utama perang, jenis senjata ini sudah mulai ketinggalan," kata pejabat itu.

Mengincar Raptor


Departemen Pertahanan Jepang ingin membeli Raptor atau juga disebut sebagai pesawat tempur jenis F-22 yang bisa mengelabui radar. Pesawat jenis F-22 ini dibuat oleh perusahaan Lockheed Martin (AS). Jepang juga mengincar pesawat tempur F-15FX buatan Boeing untuk menggantikan pesawat F-4EJ.

Undang-undang di AS melarang ekspor Raptor, pesawat siluman yang paling modern, dengan alasan keamanan.

Jepang masih tetap mengincar Raptor, yang diperlengkapi dengan kemampuan serangan darat, elektronik. Raptor dianggap sebagai pilihan terbaik untuk menggantikan semua senjata dalam rangka menghadapi tetangga atau ancaman.

Jepang juga mengincar saingan F-22, seperti Eurofighter Typhoon yang dibuat konsorsium BAE Systems (Inggris) dan juga pesawat tempur Rafael (buatan Perancis).

Untuk mengantisipasi penolakan AS soal penjualan Raptor, Departemen Pertahanan Jepang meminta anggaran 15,7 miliar yen untuk riset dan pengembangan pesawat siluman.

Departemen itu juga menganggarkan 158 miliar yen untuk rudal pertahanan, termasuk pembelian rudal pencegat rudal, PAC-3, senilai 9,7 miliar yen.

Jepang dan AS sedang meningkatkan kerja sama persenjataan sehubungan dengan meningkatnya ketegangan di kawasan.

Selain itu, Departemen Pertahanan Jepang juga mengusulkan pembelian satu kapal perusak berbobot 5.000 ton, satu kapal selam diesel berbobot 2.900 ton dan penyapu ranjau berbobot 570 ton, serta empat helikopter untuk tugas-tugas patroli.

Percobaan senjata rudal nuklir Korea Utara pada Oktober 2006 lalu menjadi salah satu pendorong Jepang melakukan modernisasi. Peningkatan anggaran militer China pun semakin memicu niat Jepang meningkatkan kekuatan persenjataan. (REUTERS/AP/AFP/MON)

No comments: