Friday, July 06, 2007

Ambisi Green Water Navy

Angkatan Laut RI memiliki misi menjadi Green Water Navy (angkatan laut yang mampu menjaga kedaulatan negara) yang mampu menahan agresi dan melumpuhkan lawan, menjaga stabilitas negara, serta mendukung politik luar negeri.

Dengan armada sekitar 114 kapal dan 16.000 personel, akan sulit merealisasikan ambisi tersebut. "Sebagai negara maritim, seharusnya kita memiliki 274 armada dan lebih banyak lagi personel AL. Tapi, selain anggaran yang terbatas, banyak orang belum memahami bahwa potensi masa depan kita, demikian juga orientasi politik pertahanan kita, itu ada di laut," kata Slamet Soebijanto.

Rencana pembelian empat kapal perang ini telah dirintis sejak tahun 2004 dan pembuatan dua kapal telah dimulai sejak awal 2005, sedang dua sisanya dibuat tahun 2006. Dalam kunjungan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono ke Belanda, September 2006, kapal itu diberi nama. Yang pertama KRI Diponegoro dan yang kedua KRI Hasanuddin.

Menurut jadwal, korvet kedua, KRI Hasanuddin, akan diluncurkan Desember 2007. Korvet ketiga, KRI Sultan Iskandar Muda, selesai September 2008 dan KRI Frans Kaisiepo akan diluncurkan Maret 2009.

Pemerintah belum mengisyaratkan pembelian kapal jenis fregat yang lebih mahal. Korvet dinilai memiliki fleksibilitas fungsi dan bisa dipesan dalam waktu relatif cepat. (Denny Sutoyo-Gerberding)

Rencana Tambahan Alutsista RI

Program pengadaan ketiga jenis alutsista dari Kredit Ekspor (KE) untuk kebutuhan TNI sudah lama berjalan dengan alokasi KE 2005 yang akan habis September 2007.Bahkan, sejak Pemerintah Rusia menawarkan kredit negara pada Maret 2006, Dephan sudah menyusun daftar belanja TNI. Antara lain, untuk TNI AD 10 unit helikopter angkut jenis MI- 17 V5 dan 5 unit helikopter serang jenis MI-35P. Untuk TNI AL,dua Kapal Selam jenis Kilo Class versi Project 636, 20 tank amfibi BMP-2, dan peluru kendali antikapal jenis Yakhont berserta sistem pengendalian tembakan untuk dua kapal.

Sementara untuk TNI AU, dianggarkan tiga pesawat tempur jenis Sukhoi SU-27 SKM dan tiga pesawat tempur jenis Sukhoi SU-30 MKM beserta paket suku cadang dan persenjataannya. Slamet melanjutkan, Indonesia tetap akan menggunakan jatah kredit negara Rusia tersebut untuk pembelian alutsista lainnya. Menurut dia, hingga kini pihaknya masih belum menentukan daftar belanja baru alutsista yang akan dibeli secara kredit tersebut. Slamet juga mengungkapkan, bersama nota kesepahaman, Rusia juga melampirkan penawaran 13 jenis persenjataan kepada Indonesia. Salah satunya adalah sistem senjata antitank metis dan transfer teknologinya. ( amril)

No comments: