Panser Listrik? Mungkinkah...
TIDAK hanya bahan bakar berbahan baku plankton yang dinamai Bahan Bakar Nusantara asal Yogyakarta dan padi merah putih yang ditemukan BSW Adji Koesoemo atau akrab dipanggil Bung AK. Pria yang diberitakan didatangi seorang anggota tentara pemerintah RRC berpangkat Kolonel untuk diajak mengembangkan temuannya ke China itu juga berhasil mengembangkan prototipe Panser listrik.
Prototype Panser Listrik yang pengembangannya mendapat bantuan dari Sekolah Tinggi Angkatan Laut (STAL) Surabaya itu diperkenalkan ke publik beberapa hari lalu bersamaan dengan peringatan 100 Tahun Kebangkitan Reformasi dan 10 Tahun Reformasi di Gedung Jogja Expo Center (JEC). Bukan hanya Panser Listrik, Bung AK bersama Tim Indonesia Bangkit yang dipimpinnya juga memperkenalkan mobil berbahan energi listrik non generator di depan seribuan warga Yogya yang mengikuti senam sehat yang digelar Tim Indonesia Bangkit di JEC.
Keunggulan panser listrik maupun mobil berbahan bagi energi listrik tersebut tertenaga listrik yang tidak perlu lagi diisi ulang, tetapi energi listrik jalan terus yang cara kerjanya mirip dengan kerja dinamo untuk menghasilkan lampu pada sepeda onthel.
"Meski masih belum sempurna, ke depan Panser Listrik ini akan kami kembangkan menjadi kendaraan taktis (rantis) untuk operasional TNI/Polri agar kedaulatan pertahanan dan keamanan bisa terwujud di bumi pertiwi ini,"kata Bung AK di sela-sela memperkenalkan prototipe Panser Listrik yang dikerjakan selama sebulan, yang dibantu pihak STAL untuk perlengkapan persenjataan meriam berbasis komputer.
Selain itu, kata Bung AK, Sabtu (22/5), rantis yang listriknya tidak perlu di-charge lagi bisa dipakai untuk keperluan lain selain untuk menjalankan rantis karena listrik yang dihasilkan pada rantis mencapai 40.000 watt. Misalnya untuk perbaikan jembatan yang putus, listrik pada rantis ini bisa dipakai untuk ngelas, bisa juga untuik ngejam sinyal HP, HT, saluran televisi.
Menyinggung pengembangan listrik non generator tersebut, salah satu cicit Raja Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono VII ini mengaku sudah diujicoba dipakai untuk penerangan berkuatan 40.000 watt di Pesantren Istiqomah, Palbapang, Bantul, Yogyakarta.
"Obsesi saya dari Tim Indonesia Bangkit nantinya setiap Kepala Keluarga bisa mendapatkan daya 5.000 watt listrik non generator ini," katanya. Mengenai sosok Adjikoesoemo sebagai penemu BBM dari biota laut yang diberi nama Bahan Bakar Nusantara (BBN) pernah diberitakan Tribun edisi awal Desember 2007 lalu. Saat itu, tepatnya pada 29 November 2007 Bung AK melakukan sosialisasi BBN berupa bensin yang per liternya hanya Rp 1.500 di Gedung DPRD DIY, disaksikan Ketua Dewan DIY Djuwarto.
Namun sungguh disayangkan, pemerintah tidak meresponnya. Belakangan ini, kata Bung AK , beberapa tokoh politik dan pemerintah mencoba mendekati pihaknya dengan tujuan agar BBN bisa digunakan sebagai alat kampanye.
"Sudah tentu kami menolak secara tegas. Karena sejak awal telah kami sampaikan BBN tidak akan kami produksi sendiri melainkan akan kami serahkan kepada pemerintah yang betul-betul bisa kami percaya dan teguh memegang amanat untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Bung AK yang emoh disebut Superman karena kemampuannya menciptakan berbagai produk unggulan strategis.
"Saya bukan Superman, tapi Supertim," ujar Bung AK yang juga dikenal sebagai penemu padi beras merah putih yang kini bibitnya kini sudah disosialisasikan kepada para petani di berbagai daerah. Untuk mewujudkan semua obsesinya tersebut, penggagas gerakan Tim Indonesia Bangkit ini meminta dukungan masyarakat luas.
Melalui konsep 5 Kedaulatan yang dikuasainya ia mengaku siap untuk maju ke kancah kepemimpinan nasional. Kelima konsep Kedaulatan itu meliputi Kedaulatan Pangan, Energi, Telekomunikasi, Uang, serta Kedaulatan Ketahanan dan Keamanaan Negara.(Tribun Batam/Ahmad Suroso)
Sumber : KOMPAS
1 comment:
tolong lebih diperinci model teknologi yang sedang dikembangakan, kalu perlu video demo dari panser listrik.
Post a Comment