Wednesday, August 05, 2009

Menhan Bertemu Dengan Seluruh Atase Pertahanan Negara Sahabat



JAKARTA - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengadakan coffee morning dengan seluruh Atase Pertahanan negara-negara sahabat yang berada di Indonesia, Selasa (4/8), di Kantor Dephan, Jakarta. Coffee morning ini menindaklanjuti perintah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberikan penjelasan langsung kepada dunia Internasional melalui para Athan mengenai penanganan terorisme oleh pemerintah Indonesia pasca peledakan bom di Hotel JW Mariott dan Ritz Carlton beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan itu Menhan Juwono menjelaskan, Presiden memerintahkan untuk kembali menggalakkan pertahanan semesta, yaitu seluruh rakyat Indonesia berperan serta dalam upaya penanggulangan terorisme dalam kapasitasnya masing-masing. Hal ini sangat penting untuk segera dilakukan untuk menghindari terjadinya lagi peledakan bom seperti yang terjadi pada 17 Juli 2009 lalu.

Dalam pertemuan ini Menhan Juwono juga menjelaskan mengenai perkembangan terakhir penyelidikan Polri tentang peledakan bom di dua hotel ternama di Jakarta itu. Dijelaskannya bahwa dalam penyelidikan ini Indonesia bekerjasama dengan Singapura, Filipina, dan Thailand untuk saling memberikan informasi dan saling mengamati aktifitas kelompok ini di negara masing-masing.

Menhan kemudian menjelaskan, ada tiga hal yang menyebabkan suburnya gerakan-gerakan terorisme seperti ini. Pertama adalah globalisasi yang memberikan dampak rasa ketidakadilan dalam pembangunan bagi golongan yang tidak merasakan pembangunan tersebut. Di negara-negara yang pendudukan mayoritas muslim seperti di Indonesia, efek dari globalisasi telah didokumentasikan menjadi kurangnya harapan bagi kaum muda kelas bawah yang termarjinalkan. Yang harus dilakukan untuk mengatasi hal itu adalah upaya pemberantasan kemiskinan untuk jangka panjang dan mengurangi persepsi negatif tentang terorisme di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.


Suasana paska ledakan bom di Mega Kuningan Juli 2009.

Hal kedua yang menyebabkan suburnya gerakan terorisme ini adalah korupsi yang terjadi di pemerintahan dan swasta, dimana kaum muda dengan keahlian belum tentu mendapat kesempatan, hal itu seakan mengesahkan kekerasan bagi mereka yang tidak dapat meraih kesempatan penghidupan yang layak. Alasan ketiga adalah kemiskinan dan tidak terdidiknya di kalangan muda, yang dijadikan alasan utama mengesahkan aksi terorisme itu sendiri dengan mengatasnamakan kaum miskin.

Karena itulah, tegas Menhan Juwono, pemerintah saat ini untuk jangka panjang berusaha keras memberantas kemiskinan sekuat memberantas aksi terorisme tersebut dengan pendidikan gratis dan pengadaan lapangan kerja untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan ketidakterdidikan tersebut.

Menurut Menhan, Presiden juga memerintahkan TNI dengan Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk kembali mengamati keluar masuknya warga di desa dimana ia ditempatkan untuk membantu penanggulangan terorisme. Keberadaan TNI ini dimaksudkan untuk mendukung Kepolisian dan aparat hukum lainnya dalam penanggulangan terorisme ini sehingga aksi-aksi pengeboman tidak lagi terjadi.

Sumber : DMC

No comments: