Tuesday, June 09, 2009

RI Tak Akan Menyerah di Ambalat


Menhan, Juwono Sudarsono (kiri), didampingi Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso (kanan), saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Jakarta, Senin (8/6). FOTO ANTARA/ Ujang Zaelani/ama/09

JAKARTA - Menteri Pertahahan Juwono Sudarsono menegaskan, Indonesia tidak akan pernahmenyerah dari Malaysia di Blok Ambalat. "Kami tidak akan tawar-menawar mengenai ini. Kami akan kerahkan upaya diplomasi dengan gelar kekuatan yang terukur untuk mempertahankan hak daulat RI di Ambalat," kata Juwono dalam rapat kerja dengan Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR, Senin (8/6).

Posisi Indonesia kata Juwono secara hukum sangat kuat sesuai Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982. Juwono menegaskan Indonesia juga tak akan gentar dengan segala bentuk manuver atau provokasi yang dilakukan Malaysia. "Mari kita menghadapi ini dengan tenang, sabar dan profesional, baik melalui perundingan maupun gelar kekuatan yang terukur," tegasnya.

Dia mengingatkan jika Indonesia sampai terpancing hingga melancarkan tembakan ke kapal-kapal perang Malaysia, maka akan disalahkan oleh dunia internasional. "Malaysia menunggu kita terpancing," katanya.

Dia menambahkan Malaysia terus mengulur-ulur perundingan dengan tidak membahas substansi. Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan, militer melakukan tindakan di Ambalat sesuai keputusan politik dan semangat ASEAN.

Dari aspek militer, TNI telah melakukan operasi rutin setiap tahun di Ambalat. Termasuk menyiapkan unsur cadangan dari pasukan pemukul reaksi cepat dan pasukan khusus gabungan TNI jika sewaktu-waktu diperlukan.

Kepala Staf TNI AL Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno mengungkapkan, Malaysia telah ratusan kali melanggar wilayah laut RI dua tahun terakhir. Tahun 2007 tercatat 96 kali pelanggaran. 2008 diketahui 38 kejadian. Tahun ini, sudah 16 kali kapal dan pesawat Malaysia melewati kedaulatan RI. "Baik militer maupun polisi," kata Tedjo.

Dalam rapat tersebut, sejumlah anggota Komisi I meminta Ambalat diselesaikan secara tuntas. "Selama tidak final diselesaikan klaim Malaysia akan terus terjadi," kata RK Sembiring dari Fraksi PDI Perjuangan.

Hajryanto Tohari mengatakan masalah Ambalat jangan dihadapi dengan jargon atau pernyataan heroik. "Perlu langkah lebih nyata," kata politikus Partai Golkar itu.

Nota Protes Tidak Direspon

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan hingga kemarin belum ada tanggapan dari pemerintah Malaysia terhadap nota protes pemerintah Indonesia dalam kasus Ambalat. Padahal ini adalah nota protes yang ke-35 yang diajukan RI.

"Kita masih menunggu tanggapan dari pihak Malaysia atas nota protes tersebut. Tetapi hingga saat ini belum ada,"ujarnya.

Departemen Luar Negeri kata Faizasyah akan terus meningkatkan diplomasi. "Kita juga mengimbau Malaysia untuk mengurangi aktivitas di kawasan tersebut, dan mereka juga sudah menyetujui permintaan itu," jelasnya.

Sumber : JURNAS

No comments: