12 Radar Selat Malaka Segera Terintegrasi
JAKARTA - 12 coastal radar yang dibangun di sepanjang Selat Malaka mulai dioperasikan. Menurut Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno, pembangunan radar sudah kelar akhir tahun 2008 lalu. Secara mandiri radar juga telah beroperasi di lokasinya masing-masing.
"Tinggal menunggu proses integrasinya. Mudah-mudahan secepatnya," katanya di Jakarta, Senin (5/1). Dia menjelaskan, proses integrasi masih berjalan karena masing-masing radar memiliki karakteristik dan kemampuan masing-masing. Jika sudah terintegrasi, radar akan terpusat di Batam.
Tedjo menjamin, pengawasan di selat terpadat di dunia itu pun akan semakin mudah. "Kejahatan yang terjadi dapat semakin ditekan," katanya. Dari 12 radar, 4 radar dibeli dengan menggunakan dana APBN senilai Rp.40 miliar.
Keempatnya dipasang Bengkalis, Sinoboy, Sabang dan Batam. Seluruhnya buatan Jepang dengan dengan daya jangkau 40-50 mil laut. Radar sisanya merupakan hibah dari Amerika Serikat (AS) dengan nilai total US$ 18,4 juta (sekitar Rp190 miliar). Radar hibah ini bermerk Sperry Marine dengan jangkauan 40 mil laut.
Tedjo menjelaskan, saat ini awak yang mengoperasikan masih seluruhnya dari AL. Namun, dia berharap, radar dapat juga digunakan sejumlah instansi yang terkait termasuk Bakorkamla. Instansi terkait antara lain, Polisi Air, Departemen Kelautan dan Perikanan serta Bea Cukai.
Mengenai dana pengoperasian radar, bisa dikucurkan ke instansi manapun. "Sementara masih dipegang TNI AL, tapi bisa dibicarakan lebih lanjut," kata Tedjo. Tak hanya di Selat Malaka. Pemerintah juga merencanakan pembangunan radar di Laut Sulawesi.
AS sudah menyatakan membantu pembangunan radar di kawasan timur itu. "Sehingga pengawasan blok Ambalat makin optimal," kata Tedjo.
Sumber : JURNAS
No comments:
Post a Comment