Tuesday, September 02, 2008

Lantamal Merauke Operasional Awal 2009


Korvet KRI Tjiptadi (881)

GUNA mengantisipasi ancaman di wilayah perairan Papua, awal tahun 2009 akan diresmikan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XI Merauke. Persetujuan pembangunan dan peresmian telah dikeluarkan Departemen Pertahanan (Dephan) dan Markas Besar TNI.

"Saat ini pembangunannya sudah 70-80 persen," ujar KSAL Laksdya Tedjo Edhi Purdijatno kepada Jurnal Nasional di Jakarta, akhir pekan lalu. Dia menjelaskan, bangunan yang sudah berdiri antara lain markas komando, dermaga apung, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya.

KSAL mengungkapkan, dibangunnya dermaga apung karena pasang surut air di pantai Merauke tidak menentu. "Dermaga apung lebih efektif karena bisa mengikuti tingginya air laut," katanya.

Tedjo mengaku tidak mengetahui secara rinci mengenai total anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan lantamal. Dana disalurkan secara bertahap sejak 2006 lalu. "Untuk markas saja sudah (menghabiskan anggaran) Rp10 miliar," kata lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1975 itu.

Pembangunan markas menempati lahan seluas 5,7 hektare dan mulai dibangun awal Agustus 2007. Tedjo berharap, peresmian dapat terealisasi bersamaan dengan Hari Dharma Samudra, 15 Januari. Alasannya, momennya pas dengan peringatan tenggelamnya KRI Macam Tutul di Laut Arafuru yang menewaskan Komodor Yos Sudarso.

Dengan rencana peresmikan Lantamal Merauke maka di Papua terdapat dua lantamal yakni di Jayapura dan Merauke. Lantamal Jayapura membawahi Lanal Sorong, Manokwari, Biak, Pos Laut Liki dan Mapia. Lantamal ini berperan mengawasi serta menanggulangi perairan utara Papua. Sedangkan Lantamal Merauke akan membawahi Lanal Timika, Aru, Tual, dan Posal Saumlaki yang berperan mengawasi perairan selatan Papua.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksma Iskandar Sitompul menambahkan, pembangunan Lantamal Merauke didasarkan analisis peningkatan kehadiran unsur-unsur matra laut di perairan laut Arafuru dan sekitarnya. Terlebih daerah ini berbatasan langsung dengan Papua Nugini dan Australia.

Saat ini, TNI AL punya 10 Lantamal, termasuk lanal di Kupang dan Padang yang pada tahun 2005 dan 2006 telah dikembangkan menjadi lantamal. "Pengembangan pangkalan menjadi salah satu cara memaksimalkan kekuatan alat utama sistem persenjataan yang dimiliki," kata Iskandar, Senin (1/9).

KRI yang dimiliki TNI AL saat ini sebanyak 147 unit. Iskandar mengatakan, jumlah ini masih belum mencukupi mengingat 2/3 wilayah Indonesia berupa lautan. Sehingga peningkatan jangkauan pengawasan wilayah dapat dilakukan lewat penataan pangkalan.

Sumber : JURNALNASIONAL

No comments: