Friday, September 05, 2008

Hubungan Pertahanan RI - Korsel Terus Meningkat


SS-209 Class, Chang Bo Go

Jakarta, - Dalam beberapa tahun terakhir hubungan pertahanan antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) khususnya hubungan kedua angkatan bersenjata mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kunjungan pejabat militer kedua negara.

Selain itu peningkatan hubungan kedua negara diawali dengan adanya rencana untuk saling memesan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista). Demikian disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan RI) Juwono Sudarsono yang didampingi Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio dan Asisten Pengamanan (Aspam) Kasau Marsda TNI Haryantoyo, S.Ip, saat menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Udara Korea Selatan (COSROKAF) Gen. Kim Eun Gi beserta rombongan, Jum’at (5/9) di kantor Dephan, Jakarta.

Mengenai adanya rencana pemesanan alutsista diantara kedua negara, menhan menjelaskan bahwa Indonesia direncanakan akan memesan kapal selam dari Korsel dalam waktu dekat. Sedangkan Korsel direncanakan akan memesan pesawat CN-235 dari Indonesia, yang diharapkan akan menambah dan memperkaya alutsista Korsel.

Dalam kesempatan pertemuan tersebut Dirjen Ranahan Dephan berkesempatan menyampaikan kepada menhan bahwa pihak Korsel juga menawarkan joint production pesawat tempur antara kedua negara. Dirjen Ranahan beserta pihak terkait seperti TNI AU dan PT DI (PT Dirgantara Indonesia) saat ini sedang mengkaji dan merumuskan tentang kemungkinan joint production tersebut di masa-masa yang akan datang.

Dilain pihak menurut Kasau Korsel hubungan kedua negara yang semakin meningkat dalam delapan tahun terakhir, tidak hanya ditandai dengan meningkatnya hubungan militer kedua angkatan bersenjata atau alutsista saja, tetapi lebih jauh mengenai transfer of technology. Korsel tetap akan menjajaki dan menindaklanjuti hal-hal yang dapat meningkatkan hubungan kedua negara.

Selain itu Kasau Korsel juga menyampaikan kepada menhan tentang kerja sama pendidikan dengan menjajaki kemungkinan didirikannya sekolah penerbang pesawat latih di Indonesia bertaraf internasional. Jika dilihat secara sisi geografis dan sisi ekonomis, Indonesia memiliki persyaratan yang diperlukan dalam pembangunan sekolah penerbang pesawat latih yaitu adanya landasan pacu yang luas, cuaca yang baik, bahan bakar yang murah dan area terbang atau pangkalan udara yang luas.


KT-1B Wong Bee

Setelah mendapat masukan dari beberapa negara baik yang datang dari negara-negara di Eropa maupun negara lain, pihak Korsel menyampaikan melalui konsorsium untuk menetapkan Indonesia sebagai lokasi sekolah penerbang pesawat latih.

Mengenai pesawat yang akan digunakan dalam sekolah penerbang pesawat latih, kemungkinan didatangkan dari Korea dengan menggunakan tempat di Indonesia. Untuk pelatih (instructors) kemungkinan akan didatangkan dari Korea atau menggunakan pelatih-pelatih handal yang ada di Indonesia. sedangkan siswa yang akan mengikuti sekolah penerbang pesawat latih tidak hanya datang dari Indonesia atau Korea saja, tetapi juga siswa dari negara-negara Asean ataupun negara-negara di luar Asean.

Menanggapi penawaran Korsel ini, menhan menjelaskan perlu adanya pembicaraan lebih lanjut yang lebih intensif dengan pihak-pihak terkait karena sekolah penerbang pesawat latih yang akan didirikan di Indonesia nantinya bertaraf internasional. Hal ini akan melibatkan Menlu, Menristek dan Menperindag yang menyangkut faktor politis serta juga melibatkan Panglima TNI, TNI AU, TNI AD dan TNI AL yang menyangkut faktor teknis.

Dalam pertemuan yang belangusung singkat tersebut menhan didampingi Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Dirjen Ranahan Dephan Marsda TNI Eris Herryanto, M.A., Staf Ahli menhan bidang Keamanan Mayjen TNI Adang Sondjaja, Dir. Anlingstra Ditjen Strahan Dephan Brigjen TNI Marciano Norman dan Karo Humas Setjen Dephan Brigjen TNI S. Hariyanto. (ER/HDY)

Sumber : DMC

No comments: