Monday, June 09, 2008

Dephan Belum Terima Laporan Tender Overhaul KRI Nenggala-402


KRI Nenggala-402

Pra-syarat Pembuatan Dua Kapal Selam Selanjutnya

Jakarta - Departemen Pertahanan (Dephan) hingga kini belum menerima laporan tentang tender perbaikan menyeluruh (overhaul) kapal selama KRI Nenggala-402.

"Kita masih tunggu laporan dari Mabes TNI AL tentang perkembangan tender perbaikan menyeluruh KRI Nenggala, saya kira masih sesuai jadwal tidak ada yang molor," kata Dirjen Sarana Pertahanan (Ranahan) Departemen Pertahanan Marsekal Muda Eris Herryanto menjawab ANTARA di Jakarta, Jumat.

Ditemui usai penyerahan pesawat CN235-220 MPA di Pangkalan Halim Perdanakusuma, ia mengatakan, keseluruhan proses perbaikan berat (overhaul) KRI Nenggala terus berjalan sesuai jadwal termasuk proses tender.

"Kalau terjadi pengunduran jadwal saya tidak tahu, seluruh proses masih berada di Mabes TNI AL," katanya.

Yang jelas, tambah Erys, siapa pun pemenang tender nantinya akan menjadi mitra dalam pembuatan dua kapal selam berikutnya. "Jadi satu unit dibuat oleh mitra, satu unit kapal selam di buat Indonesia dalam hal ini PT PAL," ujarnya.

Erys mengemukakan, bongkar pasang ini juga merupakan proses untuk alih teknologi dalam rangka pembuatan dua unit kapal selam sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Departemen Pertahanan.

Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Sumardjono mengungkapkan, saat ini sudah ada lima perusahaan perkapalan yang ikut dalam tender perbaikan besar (overhaul) kapal selam KRI Nanggala-402.

"Saat ini sudah ada lima perusahaan yang ikut, salah satunya HDW (Jerman), Daewoo (Korea Selatan), dan satu perusahaan asal Brazil," katanya.

Hasil tender kapal selam tipe 209 itu, tambah Sumardjono, akan segera diserahkan kepada Departemen Pertahanan (Dephan) untuk diseleksi perusahaan mana yang berhak untuk melakukan overhaul KRI Nanggala-402.

Kasal Sumardjono menegaskan, program overhaul dan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dari mancanegara mensyaratkan transfer teknologi dan imbal beli atau "counter trade" hingga pada akhirnya industri pertahanan nasional bisa mandiri di masa datang.

Tentang keterlibatan PT PAL dalam overhaul KRI Nanggala, ia mengatakan PT PAL akan mengirimkan sejumlah teknisinya untuk mengikuti proyek overhaul KRI Nanggala hingga di masa datang para teknisi itu dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatnya di PT PAL hingga BUMN itu dapat melakukan perbaikan secara menyeluruh.

"Dengan begitu, biaya yang kita keluarkan lebih murah dan ke depan PT PAL bisa lebih mandiri bahkan dalam melakukan perbaikan besar kapal selam," ujar Kasal.

Mengenai batas waktu tender, Sumardjono menjelaskan akan selesai dalam waktu dekat.


KRI Cakra-401. Sebelumnya Kapal Selam ini telah dioverhaul oleh Daewoo, Korea.

Sebelumnya, TNI AL telah membongkar-pasang kapal selam KRI Cakra-401 di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co Ltd (DSME), sehingga KRI Cakra yang perangkat teknologinya buatan 1970-an kini tampil lagi dengan teknologi 1990-an.

Korea Selatan punya peluang besar mendapatkan kontrak ini karena negeri itu juga merupakan operator sembilan kapal Selam Tipe 209 Jerman, dan DSME telah membuat delapan kapal selam kelas Changbogo yang kini dioperasikan oleh AL Korea Selatan.

Sumber : DEPHAN

No comments: