Tuesday, March 04, 2008

RI Batal Beli F-16 Buatan AS


JAKARTA, 3/3. WASPADAI TAWARAN AS. Menhan Juwono Sudarsono (tengah), Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso (kanan) dan Ketua Komisi I Theo L Sambuaga berbincang usai rapat kerja komis I DPR di Jakarta, Senin (3/). DPR meminta Pemerintah untuk mewaspadai tawaran pengadaan pesawat jet tempur F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat (AS) saat kunjungan Menhan AS Robert Gates ke Indonesia beberapa waktu silam karena petimbangan ancaman embargo. FOTO ANTARA/Dea/spt/fri/08

JAKARTA (SINDO) – Pemerintah Indonesia membatalkan rencana pembelian enam pesawat tempur jenis F-16 buatan Amerika Serikat (AS). “Yang kita inginkan adalah menghidupkan kembali 6 dari 10 pesawat yang sekarang masih di-grounded.

Karena mesin dan alutsistanya memerlukan suku cadang dari AS,” ungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Seperti diketahui, saat Menhan AS Robert M Gates berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu, Pemerintah AS menawarkan pembelian pesawat F-16 kepada Pemerintah Indonesia. Menurut Menhan,Indonesia sebenarnya tidak harus menolak tawaran tersebut karena pemerintah juga tidak punya dana untuk membeli pesawat F-16 saat ini.

“Tidak usah ditolak pun kita juga tak memiliki kemampuan untuk membeli,”kata Juwono. Namun, pemerintah tetap akan menerima tawaran AS untuk melakukan perbaikan terhadap beberapa pesawat F-16 TNI AU yang sudah digrounded. Dephan sudah meminta kepada TNI AU supaya menelaah paket yang ditawarkan AS, untuk F-16 seri C dan D yang dimiliki TNI AU untuk diperbaiki. Mantan Dubes Inggris ini menilai hal itu penting sebagai bentuk kewaspadaan terhadap setiap pengadaan alutsista dari negara Barat, tidak hanya AS.

“Selama ini kita selalu waspada untuk setiap pengadaan alutsista. Bukan hanya dengan AS, sebab setiap negara di Barat pasti selalu memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi,” paparnya. Sementara mengenai tertundanya rencana pengadaan enam Sukhoi dari Rusia, Menhan menyatakan,saat ini Indonesia masih menunggu jawaban dari pemerintah dan perusahaan Rosoboron Eksport Rusia yang masih mengalami kemelut karena pergantian pemerintahan di Rusia dan itu sangat memengaruhi Dephan dan Depkeu Rusia.

Atas dasar itu, pengadaan alutsista dari Rusia juga terpengaruh.“ Kemelut di sana (Rusia),baik Dephan,Depkeu maupun perusahaan Rosoboron sampai sekarang belum sepakat. Itu terkait pergantian dan perubahan pemerintahan di sana,”ungkapnya. Anggota Komisi I DPR Andreas Pariera mengatakan,tawaran pengadaan F-16 dari AS tidak masuk akal, apalagi sangat mendadak. Padahal, sebelumnya,Indonesia menolak alutsista AS pascaembargo terhadap Indonesia.“Saya setuju apa yang dikatakan Menhan soal penolakan tawaran AS.Artinya kita lebih berani,” kata Andreas dalam rapat kerja Komisi I dengan Menhan dan Panglima TNI.



Hal senada dikatakan anggota Komisi I lainnya,Happy Bone Zulkarnaen. Menurut dia,Indonesia memang perlu mewaspadai tawaran AS kepada Indonesia.“Pemerintah dan Dephan jangan terlalu terburu-buru mengambil keputusan dan memang (hal itu) harus matang dipikirkan dan diwaspadai,”ujar Happy. Sementara Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio tidak mempersoalkan pembatalan F-16 tersebut. Pihaknya memang fokus pada pembelian Sukhoi dan perbaikan empat F-16 yang rusak. “SiapayangmintaF-16,kita tidak pernah meminta untuk diadakan.

Jadi kita tetap mengajukan peremajaannya saja (perbaikan suku cadang) untuk direalisasikan.Jadi tidak masalah kalau F-16 tidak diadakan yang baru. Karena Sukhoi saja belum,”ujar Subandrio. Sebelumnya, Menhan AS Robert Gates saat berkunjung ke Indonesia mengatakan, pihaknya saat ini sedang bekerja keras untuk menyelesaikan masalah seputar rencana pembelian pesawat tempur F-16.

Gates mengakui masih ada masalah administrasi yang harus diselesaikan dengan Departemen Keuangan AS untuk memudahkan birokrasi dan regulasi yang harus dibahas terlebih dahulu oleh Kongres AS. Menurut Gates,AS sangat mendukung reformasi TNI di Indonesia, khususnya dalam mengembangkan kapabilitas pada alat angkut udara dan maritim. Gates mengungkapkan, Indonesia adalah bangsa yang penting untuk menjadipemimpindikawasan dan untuk menjangkau dunia. (amril)

Sumber : KORAN SINDO

1 comment:

soe_tjip_to said...

F-16 block 50/52 ato 60 (yg di pake israel ma pesenan mesir) bisa di bilang merupakan jet berkemampuan superior di kelas bermesin tunggal untuk saat ini(bentar lagi ada f-35 yg udah service entri). Namun sayangnya F-16 TNI AU ga bakalan sanggup melawan jas gripennya thailand,apalagi F-16 singapura, lebih buruk lagi jika tanding ma F-18 malaysia n australi babak belur deh TNI. kacian amat…

Dengan adanya tawaran dari USA untuk rencana pembelian 6 F-16 block 50/52 2nd dari USA dan program mengupgrade F-16 TNI agar selevel dengan F-16 C/D bisa di sambut dengan senyum. Tapi, dengan catatan teknologi yang akan di pasang pada F-16 TNI harus unggul agar bisa mengimbangi pesawat tempur negara tetangga. dan hal ini pula yang membuatku ragu apakah F-16 TNI lebih unggul dgn pesawat tempur negara tetangga….
mengingat hubungan australia, singapura dan malaysia (negara persemakmuran inggris yang notabene adalah induk semang and sobat baiknya USA) berhubungan baik dgn USA di banding indonesia.????

so, dengar-dengar tni di tawari mirage 2000-5 yang berkemampuan lumayan stealth dari perancis. Ini mungkin bisa menjadi alternatif pengadaan jet tempur tunggal yang di cari TNI untuk mengimbangi kemampuan jet tempur negara tetangga, bila perlu indonesia melobi perancis untuk mengalihkan produksi mirage 2000 ke PT. DI karena mirage 2000 sendiri sudah tidak di produksi oleh desault lagi karena lebih memfokuskan untuk memproduksi rafale.

makasi atas perhatiannya…