Monday, March 17, 2008

C-130 Hercules, Sang Putra Dewa



Oleh : F Djoko Poerwoko

”Kesatuan ini untuk sementara berkedudukan di Lapangan Udara Kemajoran, berada langsung di bawah Komando Operasional. Struktur Organisasi jang rintji, tugas, lentjana dan ketentuan lain akan ditetapkan lebih landjut.” (SK Menpangau No 433/1960)

Demikian bunyi singkat Surat Keputusan Menteri Panglima Angkatan Udara Suryadarma bernomor 433 tertanggal 1 Juni 1960 untuk pengoperasian C-130B Hercules. Menindaklanjuti SK tersebut, AURI membentuk Skadron Percobaan C-130B Hercules, baru nanti pada tanggal 4 April 1961 Skadron Udara 31 Angkut Berat diresmikan dengan kekuatan 10 unit C-130B.

Singkat memang bunyi SK tersebut sesingkat manakala saat itu Indonesia menginginkan pesawat angkut berat sejenis C-130 Hercules yang baru dioperasikan oleh Amerika Serikat.

Indonesia bukan sekutu Amerika, tetapi dengan mudahnya Bung Karno saat bertemu Presiden John F Kennedy dalam lawatannya ke Amerika tahun 1959 menginginkan pesawat C-130 Hercules. Posisi tawar Indonesia tertolong setelah Indonesia berhasil menembak jatuh Allan Lawrence Pope, pilot AUREV (AU Revolusioner). Dalam persidangan terungkap bahwa Pope adalah pilot sewaan dari CIA, fakta inilah yang dipakai Bung Karno untuk memperoleh pesawat angkut berat terbaik dizamannya.

Selang enam bulan sejak pembicaraan tersebut, para personel AURI di bawah pimpinan Letkol Udara S Tjokrodiredjo (alm) berhasil membawa sebuah pesawat C-130B Hercules dengan registrasi T-1301 berlogo segi-5 merah putih mendarat di Lapangan Terbang Kemayoran, Jakarta, pada 1 Maret 1960.

Sejak saat itu—selama 15 bulan ke depan—AURI menerima C-130B yang langsung diterbangkan dari Amerika. Dalam penerbangan ferry sejauh 13.000 Nm ini semua dikerjakan oleh awak AURI dan merupakan penerbangan terjauh untuk sebuah pesawat C-130, bahkan pilot Amerika pun belum pernah melakukan.

Selengkapnya>>

No comments: