Wednesday, January 09, 2008

Menhan Minta TNI Cek Ulang Kelaikan Alutsista

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan), Juwono Sudarsono, meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengintesifkan pengecekan ulang terhadap kelaikan alat utama sistem senjata (alutsista)-nya, menyusul jatuhnya pesawat intai taktis TNI Angkatan Laut (AL) dan helikopter S-58T Twin Pac TNI Angkatan Udara (AU) belum lama ini.

"TNI diminta untuk cek ulang seluruh alutsistanya, baik kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat, kapal dan lain-lain," katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, selama ini TNI selalu rutin mengadakan pengecekan terhadap seluruh alutsista yang dimilikinya secara berkala, namun pengecekan ulang itu penting untuk dilaksanakan, agar kecelakaan yang menimpa Nomad TNI AL dan Twin Pac TNI AU dapat ditekan.

Mantan Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) itu mengakui, sebagian besar alutisista TNI tertinggal dibandingkan persenjataan yang dimiliki angkatan bersenjata negara-negara lain.

Tetapi, lanjut dia, kecelakaan yang menimpa pesawat intai TNI AL dan helikopter TNI AU itu bukan semata masalah usia alutsista yang yang sudah tua, tetapi ada faktor lain yang bisa menyebabkan jatuhnya dua alutsista TNI itu.

"Kita tidak bisa melihat suatu kecelakaan secara sepotong-potong, tetapi harus dilihat menyeluruh, dan antara satu kejadian dengan kejadian lain tidak bisa disamaratakan," ujar mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia tersebut.

Oleh karena itu, ia mengemukakan, upaya yang terpenting adalah pencegahan melalui uji
kelaikan dan pengecekan intensif secara berkala baik saat dalam pemeliharaan maupun saat akan dipergunakan, dan setelah digunakan.

Selain pengecekan ulang pada alutsista, kaji ulang juga diterapkan pada seluruh teknisi dan staf pemeliharaan alutsista yang bertanggungjawab terhadap sebuah kelaikan alutsista sebelum digunakan, tutur Juwono.

"Jadi, seluruh pengecekan terhadap alutsista dan teknisi dan staf pemeliharaan secara rutin dan berkesinambungan, diharapkan dapat mengurangi kecelakaan pada alutsista TNI," katanya menambahkan.

Pada akhir 2007, pesawat intai taktis TNI AL Nomad P837 833 jatuh di Perairan Ujung Karang, Sabang, NAD, akibat cuaca buruk dan salah satu mesin mati.

Akibat kecelakaan itu, hingga kini dua kru pesawat masih hilang, dua selamat dan empat luka-luka. Pesawat yang telah 15 tahun digunakan TNI AL itu, kini dihanggarkan sementara untuk penelitian lebih lanjut.

Hal serupa juga diberlakukan terhadap tiga helikopter Twin Pac TNI AU yang masih tersisa, untuk mengetahui pasti penyebab jatuhnya heli tersebut hingga mengakibatkan satu orang tewas, sembilan luka-luka dan satu selamat.

Diduga penyebab jatuhnya helikopter tersebut karena cuaca buruk dan salah satu mesin pesawat mati. (*)

Sumber : ANTARA

No comments: