Tuesday, January 08, 2008

Peralatan Alutsista TNI Sudah Pas

JAKARTA--MEDIA: Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto membantah keterbatasan alusista yang dimiliki TNI sebagai penyebab terjadinya berbagai kecelakaan di lingkungan militer.

Pasalnya, seluruh alusista yang dimiliki TNI sudah disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. "Tidak ada alutsista yang tidak pas di TNI," tegasnya usai acara gladi bersih sertijab Panglima TNI baru di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (7/1).

Menurutnya, kecelakaan yang terjadi di lingkungan militer bukan berarti menunjukkan adanya peralatan yang tidak pas peruntukkannya. Dijelaskannya, perlengkapan alutsista yang dimiliki TNI adalah buatan manusia yang bisa setiap saat rusak. Karena itu, lanjutnya, dalam kecelakaan di lingkungan militer yang paling penting adalah melakukan penyelidikan untuk menemukan duduk permasalahannya.

"Jadi adanya kecelakaan-kecelakaan bukan berarti pemilihan alutsistanya tidak pas atau tidak benar. Bahwa ada kecelakaan terjadi, memang iya. Penyelidikan terjadinya kecelakaaan, itu yang harus dicari," ungkapnya.

Dalam kasus jatuhnya pesawat Nomad P 833 milik TNI AL di Sabang, Aceh, Djoko menjelaskan juga disebabkan sejumlah faktor di luar sistem alutsista. Dipaparkannya, saat itu ada pengaruh faktor cuaca, faktor materiil, mesin yang mati, ada peralatan yang rusak, dan faktor kesalahan manusia. "Faktor-faktor itulah yang harus digali," tegasnya.

Lebih jauh, Marsekal Djoko Suyanto memastikan alutsista yang ada dalam jajaran TNI sudah dipilih melalui pengkajian yang serius. Ia menambahkan pengembangan alutsista pasti disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada.

Hanya saja, Djoko mengakui TNI tidak mungkin mengikuti perkembangan yang ada di Inggris dan Amerika Serikat yang begitu pesat. Hal itu karena TNI tidak memiliki dukungan sumber daya atau dukungan pembelanjaan yang kuat.

Meski demikian, ia menegaskan kondisi itu tidak boleh menjadi alasan TNI ketinggalan terlalu jauh. Ia menambahkan walaupun dalam jumlah kecil pengadaan penambahan alutsista baru harus tetap diadakan.

"Oleh karena itu, pemilihan kapal corvette, panser VAB, dan pesawat Sukhoi, itu adalah dalam rangka itu. Bahwa jumlahnya kecil, itu karena tidak ada dana. Tapi teknologinya harus diadaptasi," pungkasnya. (NU/OL-03)

Penulis: Joseph Wisnu Cipto Nugroho

No comments: