Tuesday, December 04, 2007

Rencana Strategis TNI AL tidak Berubah

JAKARTA--MEDIA: Penggantian KSAL dari Laksamana Slamet Soebijanto kepada Laksamana Sumarjono akan akan mengubah kebijakan khususnya tentang rencana pengembangan armada TNI AL dari dua menjadi tiga armada.

"Secara umum tidak ada perubahan kebijakan dengan adanya pergantian pucuk pimpinan TNI AL. Tidak ada rencana pembatalan pengembangan armada TNI AL dari dua armada kawasan menjadi armada RI yang membawahi tiga kawasan," kata Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto menjawab pertanyaan tertulis dalam Raker Dephan dan TNI dengan Komisi I DPR, di Jakarta, Senin (3/12).

Namun, lanjut Panglima, harus diakui bahwa rencana TNI AL tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran negara. Juga disesuaikan dengan skala prioritas, serta pelaksanaannya secara bertahap dengan memperhatikan pengembangan organisasi TNI AL yang merupakan subsistem dari Mabes TNI.

Panglima juga membantah bila pergantian slamet juga tidak serta merta membatalkan rencana pembelian dua kapal selam, dengan menggunakan skema kredit negara dari Pemerintah Rusia, menjadi kapal pemburu cepat.

Menurut Panglim, wewenang untuk merubah dan atau membatalkan rencana pengadaan berada di tangah Departemen Pertahanan.

"Rencana pengadaan kapal selam tidak mengalami perubahan. Hingga saat ini, proses pengadaan kapal selam masih terus berlangsung dan sedang dalam pembahasan di Dehan RI," tandas dia. (Mjs/OL-06)

Sumber : MIOL

2 comments:

John E. Kennedy said...

Kita perlu sadari bahwa, kapan saja negara kita dapat diserang, seperti pepatah mengatakan "tak ada kawan atau musuh yang tetap, yang ada adalah kepentingan" jadi, walaupun kita memiliki kebijakan politik "bebas aktif" bukan berarti kita membiarkan diri kita menjadi lemah. Kesimpulannya, kemampuan tentara, teknologi, persenjataan kita harus kuat dan banyak agar kita selalu siap menghadapi serangan dari Australia, Malaysia, bahkan Amerika sekalipun. Hidup Bangsaku!

Redaksi said...

memang yang namanya ekonomi itu adalah nomor satu, tapi untuk pertahanan jangan sampai dikesampingkan. yang namanya pertahanan dimanapun negaranya itu harus lebih diperhatikan. jangan mentang2 negara jauh dari ancaman perang lantas kita membiarkan pertahanan ala kadarnya. itu salah kaprah namanya, justru dengan selalu meningkatkan pertahanan suatu negara akan mendapat nilai tersendiri bagi negara lainnya terutama yang ingin main2 dengan kita pasti akan berpikir dua kali. coba lihat kasus ambalat RI dengan malaysia, kalau misalkan pertahanan kita kuat dijamin malaysia tidak akan pernah sekali2 mengusik yang namanya ambalat bahkan ligitan dan sipadan pun dijamin tidak akan pernah hilang. kuatnya pertahanan militer suatu negara akan dinilai mampu meningkatkan deterent dan bahkan bisa digunakan sebagai alat untuk menekan suatu negara terhadap negara lain.