Thursday, November 15, 2007

Rusia Dapat Balas Serangan AS dengan Rudal di Belarus



Moskow (ANTARA News) - Rusia dapat membalas satu sistem pertahanan anti-peluru kendali (rudal) Amerika Serikat (AS) yang telah direncanakan akan dipasang di Eropa tengah dengan menggelar rudal-rudal di Belarus sekutunya, kata seorang jenderal senior Rusia, Rabu.

"Kenapa tidak memberikan kondisi-kondisi yang pantas dan posisi yang cocok pada Belarus?," kata Jenderal Vladimir Zaritsky, kepala pasukan rudal dan artileri Rusia, yang dikutip kantor-kantor berita Rusia.

"Setiap aksi harus dihadapi dengan kontra aksi termasuk dengan unsur-unsur anti rudal di Republik Ceko dan Polandia," katanya.

Belarus, sekutu dekat Rusia yang berbatasan dengan Polandia, Rabu siang mengatakan bahwa pihaknya membeli sistem rudal konvensional Rusia Iskander-E tahun 2020, yang dirancang untuk menghancurkan pertahanan-pertahanan udara, tetapi memiliki jangkauan tembak hanya 280 km.

Satu versi rudal itu yang telah diperbarui, Iskander-M, dapat memiliki jangkauan tembak 500km .

Rudal itu sekarang dilarang sesuai ketentuan-ketentuan perjanjian INF era Perang Dingin yang melarang rudal-rudal dengan jangkauan tembak 500=5.500km.

Akan tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu memperingatkan bahwa Rusia bisa keluar dari perjanjian itu jika Washington tetap melanjutkan rencana perisai anti rudalnya.

Zaritsky mengatakan Iskander bisa segera diterapkan bagi jangkauan tembak yang lebih jauh: "Jika keputusan politik diambil untuk meninggalkan perjanjian (INF), kami akan meningkatkan kemampuan-kemampuan militer itu termasuk jangkauan tembaknya."

Washington mengatakan pihaknya memerlukan perisai rudal itu di Polandia dan Republik Ceko untuk mempertahankan diri dari kemungkinan ancaman-ancaman dari Iran, dan menegaskan bahwa sistem yang terbatas itu tidak dapat mengancam senjata nuklir Rusia yang sangat banyak.

Akan tetapi, pihak Moskow menyebut rencana itu sebagai ancaman terhadap alat penangkis nuklirnya. (*)

Sumber : ANTARA

No comments: