Monday, November 19, 2007

ASEAN : Gurkha Amankan Singapura



Sebenarnya tak ada yang perlu dikhawatirkan soal keamanan jika Anda sedang berada di Singapura. Sekeliling pantai Singapura sudah diamanakan. Bahkan, Singapura pun tak memercayai pengamanan yang sudah dilakukan negara lain bagi penumpang pesawat terbang.

Di Jakarta, misalnya, setiap penumpang tujuan Singapura dan ke negara lain sudah diperiksa secara ketat dua kali dengan pendeteksi logam. Nah, di Changi pemeriksaan juga dilakukan lagi setelah penumpang keluar dari pesawat dengan pendeteksi logam. Pemeriksaan ini bahkan dilakukan sebelum penumpang diperiksa di bagian imigrasi. Ini tidak terjadi sebelumnya. Berhubung dengan perannya sebagai tuan rumah pertemuan puncak ASEAN pekan ini, pemeriksaan dilakukan secara ketat.

Ini belum cukup. Khusus bagi penghuni Hotel Shangri-La, lokasi pertemuan, para tamu harus selalu melewati pendeteksi logam setiap kali keluar masuk. Hotel lain tidak melakukan pemeriksaan. Namun, di sekitar kompleks Shangri-La di Jalan Orange Grove, Pasukan Gurkha dengan seragam biru tua sudah siaga dengan tugas-tugasnya.

Terang saja mereka cuma berdiri semata, sambil sesekali melirik orang yang melintas. Tentu yang dilirik pun tidak banyak. Jalan Orange Grove itu sepi, bukan jalan umum, seperti Jalan Cendana di Jakarta.

Sejak 2002

Sejak serangan 11 September 2001, yang sebelum kejadian sudah diingatkan intelijen Perancis, Singapura menggunakan warga Nepal untuk mengamankan lokasi-lokasi yang dianggap paling sensitif. Selain Singapura, Kerajaan Inggris dan Brunai Darussalam adalah pihak yang juga menggunakan pasukan Gurkha.

Pasukan Gurkha diyakini merupakan salah satu pejuang yang paling ditakuti di dunia. Singapura yang merasa terancam dengan militan terpaksa mengamankan diri dengan Gurkha, yang berasal dari Nepal, ketimbang aparatnya sendiri.

Keberadaan Gurkha di Singapura makin mencolok, setelah serangan 11 September, walau Singapura sudah menggunakan pasukan Gurkha dalam 50 tahun terakhir.

Pada dekade 1950-an dan 1960-an, adalah Gurkha yang berperan meredam kerusuhan sosial, pemogokan, dan protes serikat buruh di Singapura. Gurkha mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Malah Gurkha menggantikan peran polisi Singapura untuk mengamankan lokasi yang paling sensitif, termasuk kompleks petrokimia di Jurong, Singapura barat, Bandara Changi, Kedutaan Besar AS, dan lainnya.

Menurut Bruce M Niven, komandan Gurkha di Singapura pada tahun 2002, pasukan Gurkha lebih pas karena ia tidak berpihak kepada siapa pun yang berdiam di Singapura. Hanya segelintir warga Nepal di Singapura, selebihnya etnis non-Nepal.

Selain itu sekitar 2.500 polisi, tentara, dan lainnya dikerahkan. Direktur Kepolisian Singapura Wong Hong Kuan mengatakan, pengamanan memang ditingkatkan. Mobil BMW pengangkut tamu VIP tidak akan menggunakan bendera negara masing-masing agar tidak mudah menjadi sasaran serangan, sebagaimana diberitakan di The Straits Times. Meski demikian, secara umum pemeriksaan keamanan tak mengganggu kenyamanan. (MON)

Sumber : KOMPAS

1 comment:

Belly Surya Candra Orsa said...

Great Blog..!!!! Keep Blogging.... :)