Wednesday, October 10, 2007

Korban Pakistan meningkat

Paling tidak 45 tentara Pakistan dan 150 militan pro-Taleban tewas dalam pertempuran selama tiga hari di Waziristan Utara, kata militer Pakistan.

Pertempuran itu adalah yang paling sengit di kawasan Waziristan, yang berbatasan dengan Afganistan, dalam bulan-bulan terakhir ini.

Amerika Serikat dan pasukan NATO di Afganistan berulangkali mengatakan Pakistan tidak berbuat cukup untuk menghentikan militan melintas perbatasan untuk menyerang pasukan mereka.

Pihak militan ingin menggulingkan Presiden Musharraf.

Pertempuran tiga hari ini terjadi di seputar kota Mir Ali.

Wartawan BBC Barbara Plett di Islamabad mengatakan Mir Ali dikenal sebagai pangkalan militan asing yang terkait dengan Taleban dan al-Qaeda.

Pertempuran meningkat sejak pertengahan Juli saat gencatan senjata antara tentara dan militan dilanggar.

Tindakan hukuman

Hari Senin, tentara mengatakan 50 tentaranya hilang. Kini mereka mengatakan 25 tentara yang hilang tewas, sebagian tentara ditemukan selamat, namun 15 lainnya masih hilang.

Tentara mengatakan mereka menolak gencatan senjata yang diajukan militan dan akan tetap "melanjutkan tindakan hukuman sampai proses perdamaian pulih," lapor kantor berita the Associated Press.

Wartawan kami mengatakan pertempuran di Waziristan Utara itu sangat sengit. Tentara membom tempat-tempat yang dicurigai posisi militan di desa-desa dengan menggunakan helikopter dan jet tempur.

Sejumlah laporan menyebutkan warga sipil yang tewas termasuk anak-anak dan perempuan. Pertempuran itu dilaporkan dimulai saat para militan menyerang sejumlah konvoi tentara hari Sabtu.

Semua berubah

Biasanya pasukan keamanan tidak memasuki kawasan suku di perbatasan.

Namun itu semua berubah tahun 2001 saat Jendral Musharraf bersekutu dengan 'perang melawan teror' yang dipimpin Amerika dan bertekad untuk menumpas yang bermarkas di kawasan suku.

Sejumlah besar pasukan dikerahkan di Waziristan. Namun kelompok militan berhasil meningkatkan pengaruh dan kekuasan mereka di banyak tempat. Ratusan tentara tewas. Namun pihak kritikus mengatakan militer tidak berbuat cukup untuk melacak para militan.

Lebih lagi, elemen dalam tentara dan jasa intelijen dituduh membantu mereka. Operasi militer sangat ditentang di Pakistan karena dianggap dilakukan karena tekanan Amerika. Namun wartawan kami mengatakan para pejabat tinggi militer diduga menerima kebijakan ini dengan resiko apapun.

Para pengamat mengatakan bahayanya adalah personil militer dengan pangkat yang lebih rendah tidak bersemangat dalam operasi ini.

Pasukan lain sejumlah lebih dari 200 tentara ditangkap baru-baru ini oleh para militan dan diperkirakan menyerahkan diri tanpa perlawanan.

Kelompok militan menuntut dibebaskannya sejumlah tahanan dan diakhirinya operasi militer di kawasan itu. Sejauh ini, sejumlah tentara telah dibebaskan, dan sejumlah lainnya dibunuh.

Sumber : BBC Indonesia

No comments: