Monday, October 01, 2007

Iran Labeli CIA Teroris

TEHERAN(SINDO) – Parlemen Iran,kemarin, mengesahkan resolusi yang menyebut dinas rahasia CIA dan angkatan bersenjata Amerika Serikat (AS) sebagai organisasi teroris.

Langkah ini dianggap sebagai respons simbolis atas pelabelan serupa dari parlemen AS terhadap Garda Revolusi Iran.Rabu (26/9) lalu, Senat mengesahkan resolusi yang menyebut Garda sebagai organisasi teroris asing. Parlemen Iran menyebut angkatan bersenjata dan Dinas Intelijen Pusat (CIA) AS sebagai teroris. Iran menilai, dua institusi AS itu telah melakukan banyak pembunuhan di berbagai belahan dunia, seperti mengebom menggunakan bom atom di Jepang, menggunakan senjata uranium di Balkan, pengeboman dan pembunuhan rakyat sipil Irak,serta menyiksa para tersangka teror yang dipenjara di Abu Ghraib dan Teluk Guantanamo,Kuba.

”Angkatan Bersenjata AS dan CIA adalah organisasi teroris dan menyebabkan teror,” bunyi pernyataan dari parlemen Iran.Sebanyak 215 dari 290 anggota parlemen menandatangani resolusi ini dalam sesi yang disiarkan langsung melalui radio. Parlemen Iran juga menyebut Washington telah memberi dukungan tak terbatas kepada rezim zionis Israel dan ikut serta dalam aksi terorisme negara itu.Tidak hanya itu, parlemen juga meminta agar PBB menutup lokasi aktivitas penyiksaan di Guantanamo dan Abu Ghraib serta seluruh penjara rahasia di berbagai negara di dunia.

Resolusi ini akan memberi mandat kepada pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad memperlakukan CIA dan angkatan bersenjata AS sebagai organisasi teroris. Resolusi ini dapat menjadi hukum mengikat jika sudah disahkan oleh Majelis Pakar Iran,dewan pengawas konstitusi yang memiliki kewenangan hukum tertinggi di Iran.Namun,sepertinya resolusi ini tidak akan berdampak besar,pasalnya Iran dan AS memang tidak memiliki hubungan diplomatik.

Iran dan AS tidak pernah memiliki hubungan diplomatik sejak mahasiswa Iran menyandera diplomat AS di Teheran pada 1979,menyusul penggulingan rezim Shah Mohammad Reza Pahlavi, pemerintahan yang didukung Washington. Tidak hanya itu,ketegangan hubungan kedua negara sudah mulai retak sejak AS dan CIA mendukung kudeta pada 1953. Kudeta tersebut menggulingkan Perdana Menteri Mohammed Mossadegh yang terpilih secara demokratis dan akhirnya menempatkan Pahlavi ke singgasananya.

Nampaknya, pemerintahan Ahmadinejad masih menunggu reaksi dari Gedung Putih sebelum mengambil langkah lanjutan. Namun, Gedung Putih menolak untuk memberi komentar terhadap resolusi parlemen Iran ini. Teheran pernah menyatakan, langkah apa pun yang diambil AS dengan melabeli Garda sebagai organisasi teroris,itu merupakan langkah ilegal dan akan membuat perseteruan kedua negara semakin memuncak. Selain itu, Iran menganggap dengan pelabelan ini,Washington berencana menarget sumber pendanaan Garda.

Dengan pelabelan ini,pemerintah AS dapat memutus hubungan sistem keuangan antara Garda Revolusi dengan AS serta membekukan aset pada anggota Garda yang berada di yurisdiksi AS.Selain itu,pelabelan ini memberi wewenang kepada Departemen Keuangan untuk menggugat perusahaan AS yang berbisnis dengan Garda, baik di dalam maupun luar negeri. Sebulan lalu,pernah ada rencana dalam pemerintahan AS yang berniat melabeli seluruh korps Garda sebagai kelompok teroris.

Namun, sekarang ini, Washington berpikiran menarget unit Qods, sebuah unit pasukan khusus di Garda. Washington menuduh Qods melatih dan memberi bantuan kelompok pengacau di Irak untuk menyerang pasukan AS. Teheran membantah tuduhan terlibat di Irak serta menyangkal tudingan lain dari Barat yang menuduh bahwa ambisi program nuklir Iran bertujuan mengembangkan senjata nuklir. Meskipun resolusi Senat AS didukung oleh mayoritas, sejumlah kelompok dari Partai Demokrat mengkhawatirkan hal ini ditafsirkan sebagai pemberian wewenang dari Kongres mengenai perlunya aksi di Iran. (AFP/AP/Rtr/ri subhki r)

Sumber : SINDO

No comments: