13 ABK KRI Arung Samudra Tiba di Tanah Air
Suasana haru menyambut kedatangan 13 ABK KRI Arung Samudera, yang beberapa waktu lalu mengalami musibah tersapu badai di pantai rainbow beach Australia dan terhempas hingga ke bibir pantai. dengan menumpang pesawat komersial Qantas Airways dari Australia pada pukul 10.00 Wib Senin 10/9 tiba di bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Sementara itu dari total jumlah ABK KRI Arung Samudera sebanyak 18 orang 5 orang diantaranya masih berada di Australia antara lain Komandan KRI Arsa Kapten Laut (P) Deni Eko, KKM, Kadeplog, Kadep Bah, dan satu orang Tamtama Mesin.
Kedatangan 13 ABK KRI Arung Samudera di bandara Internasional Soekarno-Hatta disambut langsung beberapa perwira perwakilan yang ditunjuk dari satuan kapal bantu Koarmatim selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya dengan menggunakan Kereta Api, setibanya di Surabaya ke 13 ABK KRI Arsa tersebut diterima langsung oleh Pangarmatim Laksda TNI Moekhlas Sidik MPA dan sejumlah pejabat teras Koarmatim.
Dalam pertemuan dengan ke 13 orang ABK Pangarmatim menerima penjelasan kronologis musibah yang menimpa KRI Arung Samudera dari Palaksa KRI Arsa, Lettu Laut (P) Putut Dwi Susanto Awal kejadian halu kapal 180 cepat 5 knot layar utama terkembang forsail, mainsail, mizzensail angin bertiup dari tenggara. Tiba-tiba naik menjadi 40 knot dan layar mizzen robek. Perwira jaga perintahkan peran cuaca buruk seluruh ABK menurunkan layar mizzensail, forsail kecuali mainsail karena untuk keseimbangan kapal Angin terus naik menjadi 85 knot dengan ketinggian gelombang 8 sampai 9 meter, layar mainsai robek komandan memerintahkan star mesin kanan namun tidak lama kemudian mesin kanan as propeler tidak berputar sehingga halu kapal menjadi 240 menuju ke arah daratan.
Jarak 1 mil Mendekati pantai komandan perintahkan cikar kanan untuk mencari perlindungan halu kapal 350 cepat 6 knot, menuju teluk Wide Bay (Rainbow Beach) di balik Tanjung doble island, sesuai dengan peta tempat itu untuk lego jangkar.
Kapal lego jangkar pada kedalaman 12 meter panjang rantai 12 segel. Karena di dalam teluk gelombang sudah agak tenang dengan ketinggian 1-2 meter namun kekuatan angin masih 40 knot sehingga jangkar tidak kuat untuk menahan , akhirnya kapal bergerak larut ke arah barat laut mendekati pantai. Dengan kecepatan awal 0,9 knot terus bergerak semakin cepat sampai 1,4 knot keluar dari teluk.
Crew members (above left) of the Indonesian sail training boat, KRI Arung Samudera, shelter from the storm that beached their ship. Photo: Renee Pilcher, Gympie Times
Pada TW 08 23 03 00 kapal kandas buritan di pantai rainbow bich. Komandan KRI Arsa telpon Asops Pangarmatim, dan athan Indonesia di Australia, atas perintah komandan seluruh ABK di kumpulkan untuk membawa barang kapal seperlunya sesuai prosedur dengan membawa semua senjata, Mesin sandi, peta untuk segera meninggalkan kapal karena dikuatirkan kapal kepzais/terbalik karena kekuatan angin mencapai 75 knot dan gelombang 7 meter. Sesuai dengan petunjuk dari bapak athan untuk bergerak kearah selatan dan menerobos hutan lindung (Nasional park) kira-kira 12 km akan bertemu kota dan jalan utama terdekat.
Saat perjalanan ketemu jalan raya dan 1 mobil di tumpangi 2 penumpang suami istri warga setempat atas perintah komandan, kadepops minta bantuan diantar kekantor polisi terdekat, sementara yang lain menunggu di tempat.
Pada hari itu juga wakil KBRI Canbera melakukan pertemuan dengan pihak otoritas southqueensland guna membahas langkah selanjutnya. Dalam rangka penanganan terdamparnya KRI Arung Samudera dalam hal ini pihak pemerintah setempat di wakili oleh Comamander Forbes petter dan leutenent commander Lary Cook dari dari Royal Australian Navy dan wakil dari maritim safety untuk membahas peninjauan kapal (survey), Penarikan Kapal ke Brisbane, dan perbaikan kapal.
Usai mendengarkan penjelasan kronologis Tersapu badai KRI Arung Samudera, Pangarmatim Laksda TNI Moekhlas Sidik. MPA menghimbau kepada ke 13 orang ABK agar tetap semangat dan bila KRI Arung Samudera selesai perbaikan di Australia para ABK kembali diterbangkan ke Australia untuk mengawaki kembali KRI Arung Samudera kembali ke tanah air.
Menurut Pangarmatim menjadi seorang pelaut mental harus kuat dan tahan banting karena sekali layar terkembang pantang surut kembali, pada bagian akhir pertemuan Pangarmatim memberikan bingkisan tali asih sebagai bukti perhatian dan penghargaan TNI AL kepada semua ABK KRI Arung Samudera.
No comments:
Post a Comment