Aero L-159B Lead-In Fighter Training
Catatan moderator :
Ide mengganti pesawat Hawk, Tiger dan Bronco sebelumnya pernah disampaikan petinggi TNI melalui Menhan, dan telah disetujui untuk dianggarkan dananya pada 2009 nanti.
Belum jelas berapa dana yang akan dianggarkan pemerintah untuk pengadaan pesawat pengganti, yang jelas statement Sjafrie Samsudin (Ass.Menhan) yang mengatakan kepada media beberapa hari lalu, bahwa kemungkinan anggaran pertahanan tahun depan akan dikurangi untuk alokasi penanganan lumpur Lapindo, jelas membuat abu-abu perencanaan pengadaan pesawat.
Tetapi apabila tidak ada perubahan, berhubung anggaran program pembelian pesawat ini untuk 2009, maka tahun 2007 sampai 2008 nanti sudah harus ada kontrak yang ditandatangani oleh Menhan.
Paling tidak pertengahan tahun 2008 sudah harus ada pembuatan pesawat dan tahun 2009 TNI-AU (user) sudah bisa kirim penerbang dan teknisi ke negara pembuatnya.
Seperti pernah diungkapkan Asisten Perencanaan KSAU Marsda TNI I Gusti Made Oka, pesawat pengganti nantinya yang mampu mengakomodasi peran Lead-in Fighter Trainer (LIFT).
Karena diharapkan dengan model pesawat ini nantinya proses mencetak penerbang tempur tidak lagi butuh jam terbang yang banyak, jadi lebih efisien. Serta mampu berperan ganda sebagai Light-Combat Aircraft.
Sejauh ini petinggi TNI-AU telah menjajaki dua pesawat kandidat pooling, yakni K-8 dari China dan L-159B dari Ceko, bahkan I Gusti Made Oka sendiri pernah mencoba terbang dengan L-159B saat berkunjung ke Republik Ceko. Beliau juga bertindak sebagai ketua tim evaluasi saat itu.
“Di L-159B saya ikut terbang karena aturan mereka Perwira Tinggi boleh mencoba. Saya terbang sekitar satu jam, sementara adik-adik penerbang (saat kunjungan beserta beberapa penerbang dari skuadron pemakai) rata-rata terbang tiga jam”, ungkapnya.
Lebih lanjut Ia juga mengungkapkan bahwa semua parameter pesawat dicoba. “Semua kami nilai. Kalau harus memilih, kami sudah punya gambaran mana yang akan dipilih sebagai pilihan utama dan cadangan. Prinsipnya, kami masih membuka diri terhadap penawaran lain sebagai pesaingnya.” (dikutip dari Angkasa-online)
Dua pesawat lainnya yang kemungkinan akan dijajaki TNI-AU adalah Aermacchi (MB-339) dari Italia dan Yak-130 dari Rusia.
L159B Lead-In Fighter Training
L159B, pesawat latih berkursi ganda (pengembangan L159A) didesain sebagai pesawat latih lanjut (Advanced and Operational/Lead-In Fighter Training).
L159B dapat dikonfigurasi sesuai spesifikasi kebutuhan negara pemesan. Selain mengadopsi peran pesawat latih jet, pesawat ini dapat diubah fungsi sebagai pesawat tempur ringan, termasuk membawa rudal darat-udara dan udara-udara, juga melakukan misi-misi lain, seperti : kombatan, patroli udara dan intai/ mata-mata.
Spesifikasi Teknis
L-159B menganut konfiguraasi sistem airframe yang sama dengan L159A. Selain itu radar dan sensor di hidung pesawat juga telah diperbaiki serta dimungkinkan untuk tambahan sensor persenjataan sesuai keinginan pemesan.
Pada kokpit Aero L-159B juga dilengkapi dengan HUD (Head-Up Display), MFCD (Multi-Function Colour Displays) dan kontrol kendali pesawat HOTAS (Hands-On-Throttle-And-Stick) sama seperti pesawat tempur modern.
Tak ketinggalan perangkat avionik yang terintegrasi secara komputerisasi (MIL-STD-1553 databus). Untuk perangkat navigasi Aero menggunakan sistem navigasi terbaru berupa Ring Laser Gyro Based, Inertial Navigation System (INS) dan Global Positioning System (GPS).
Perangkat lainnya seperti Flight-Recorder, Data Input Program, Video-Audio Recorder serta berbagai sistem perlindungan-pesawat (flare/ chaff) dan parameter mesin pesawat.
Perangkat tambahan juga tersedia : On-Board Oxygen Generating System (OBOGS), optional On-Board Inert Gas Generating System (OBIGGS) dan Auxiliary Power Unit (APU) untuk operasional pesawat dengan dukungan power minimal.
General characteristics
Crew: two, pilot
Length: 12.72 m (41 ft 8 in)
Wingspan: 9.54 m (31 ft 3 in)
Height: 4.87 m (16 ft)
Empty weight: 4,350 kg (9,590 lb)
Max takeoff weight: 8,000 kg (17,637 lb)
Powerplant: 1× Honeywell / ITEC F124-GA-100 , 28 kN (6,280 lbf)
Auxiliary power unit: SAFIR 5F
Performa Mesin
L159B ditenagai mesin jet buatan Honeywell/ITEC F124-GA-100. Pihak Aero beranggapan inilah mesin terbaik dikelasnya.
Mesin jet dikontrol Dual-channel Full Authority Digital Electronics Control (FADEC), selain itu juga dilengkapi dengan Engine Monitoring System (EMS) yang di embedded langsung di FADEC, sebagai perangkat data life-management, hardware tracking, dan pemonitor performa.
Performance
Maximum speed: 935 km/h (505 knots, 577 mph)
Range: 1,570 km (848 nm, 970 m)
Service ceiling: 13,200 m (43,300 ft)
Rate of climb: 48 m/s (9,450 ft/min)
Extended Range : 2,530 km (1560 mi) with additional fuel tanks
Take-off roll: 440 m (1,445 ft)
Landing roll: 725 m (2,380 ft)
Persenjataan
Ada 7 cantelan (pylon) pada L-159B, masing-masing 3 disayap dan 1 di badan pesawat. Selain itu juga pesawat ini mampu lepas landan dan mendarat dari semi-prepared airfields.
L-159B mengaplikasi standar persenjataan NATO, termasuk didalamnya rudal udara-udara dan rudal udara-permukaan. L-159B juga dimungkinkan dapat mengaplikasi persenjataan terbaru, seperti special pods untuk ECM, reconnaissance, night navigation dan targeting.
Berikut persenjataan yang mampu diangkut Aero L-159B :
No comments:
Post a Comment