Wamenhan Tinjau Perkembangan Pembuatan Kapal BCM
JAKARTA - Sehari setelah melakukan kunjungan kerja
ke PT Anugrah Buana Marine untuk mengetahui sejauh mana proses
pembuatan kapal Bantu Cair Minyak (BCM) Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin
didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Kabaranahan Kemhan
Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Pejabat Mabes TNI dan Angkatan, Selasa (8/5),
Mengunjungi PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, yang juga sedang
mengerjakan pembuatan kapal Bantu Cair Minyak kedua untuk TNI AL.
Selain mendapat penjelasan tentang pembuatan kapal BCM, Wamenhan juga mendapat penjelasan tentang rencana pembuatan dua kapal jenis Landing Ship Tank (LST) yang sudah ditandatangani kontraknya, namun masih dalam tahap rancang bangun, karena design awal kapal Landing Ship Tank dengan 354 ABK hanya dapat mengangkut kendaraan Tempur (Ranpur) jenis Tank BMP 3F, yang dimodifikasi menjadi kapal Landing Ship Tank yang juga dapat mengangkut tank jenis Leopard.
Sumber : DMC
Setibanya di PT. Dok dan Perkapalan
Kodja Bahari Wamenhan beserta rombongan disambut oleh Wakasal Laksdya
TNI Marsetio dan Dirut PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Riri Syeried
Jetta beserta staf langsung menyaksikan proses pengerjaan pemotongan
baja sebagai material kapal BCM.
Usai melakukan kunjungan ke Galangan
kapal II, Wamenhan menuju Aula PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari
menerima penjelasan seputar proses penyelesaian pembuatan satu kapal BCM
yang menggunakan material 100% local content dan direncanakan di bangun selama 24 bulan.
LST Untuk Leopard
LST Untuk Leopard
Selain mendapat penjelasan tentang pembuatan kapal BCM, Wamenhan juga mendapat penjelasan tentang rencana pembuatan dua kapal jenis Landing Ship Tank (LST) yang sudah ditandatangani kontraknya, namun masih dalam tahap rancang bangun, karena design awal kapal Landing Ship Tank dengan 354 ABK hanya dapat mengangkut kendaraan Tempur (Ranpur) jenis Tank BMP 3F, yang dimodifikasi menjadi kapal Landing Ship Tank yang juga dapat mengangkut tank jenis Leopard.
Sementara itu untuk jenis kapal BCM itu
sendiri, memiliki spesifikasi panjang 122,40 m , lebar 16,50 m, memiliki
kecepatan maksimal 18 knots dan dapat memuat bahan minyak cair sebanyak
5500 m3.
Adapun modifikasi ataupun
perubahan-perubahan yang dilakukan dalam pembuatan kapal, Wamenhan
mengharapkan proses pembangunannya sesuai dengan target yang telah
ditetapkan atau tidak melewati batas waktu tahun 2014.Sumber : DMC
No comments:
Post a Comment