Tuesday, March 20, 2012

Menhan Purnomo Yusgiantoro Dilaporkan ke KPK

JAKARTA - Dugaan penggelembungan harga pembelian enam pesawat tempur Sukhoi akhirnya dilaporkan Direktur Eksekutif Imparsial Poengki Indarti ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Semua surat-surat, perhitungan-perhitungan yang menimbulkan kerugian negara sekitar US$73 juta dilampirkan," kata Poengki Indarti di kantor KPK, Jakarta, Selasa (20/3).

Menurut Poengki, pihak yang dilaporkan dalam hal ini adalah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku lembaga yang bertanggungjawab atas pengadaan Alutsista RI. Dijelaskan Poengki bahwa praktik korupsinya dengan modus penggelembungan harga pembelian pesawat tempur asal Rusia ini menggunakan agen atau rekanan.

"Karena inikan G to G, nggak boleh ada rekanan. Pemerintah Rusia mereka punya perusahaan sendiri, mereka punya kantor di sini. Namun operasionalnya dilakukan oleh Trimarga. Kecurigaan lain adalah kredit ekspor. Ini banyak ruginya, buat rekanan akan ada fee sekitar 15 persen," papar Poengki yang mengaku akan diterima oleh langsung oleh pimpinan KPK.

Sebelumnya Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin dan Indonesia Corruption Watch (ICW) mencium ketidakberesan dalam proses pengadaan 6 Sukhoi dari Rusia. ICW mencurigai ada penggelembungan dengan nilai total Rp1.596 triliun.

"Sejak awal proses pengadaan 6 Sukhoi oleh pemerintah Indonesia yang diwakili Kemenhan dan Rusia, diduga menggunakan mekanisme kredit eksport (KE). Ini diperkuat dengan adanya agen atau pihak ketika PT Trimarga Rekatama. Hal inilah yang membuat harga dalam pengadaan Sukhoi ini menjadi sangat fantastis," ujar Wakil Koordinator Ketua ICW, Adnan Topan Husodo hari ini.



Disampaikan dia pada tahun 2010 harga Sukhoi diketahui US$55 juta per unit, namun kemudian menjadi US$83 juta per unit pada 2011-2012. Karena itu diperoleh selisih harga US$28 juta untuk setiap unitnya.

"Sehingga total penggelembungan atau mark up untuk 6 unit mencapai US$168 juta. Kalau dihitung di rupiah US$1 adalah Rp9.500 maka totalnya menjada Rp1.596 triliun," jelas Adnan.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memastikan dalam pembelian alutsista itu tak ada unsur korupsi. "Baiknya sebelum diklarifikasi secara jelas, jangan komentar dulu. Orang cuma tahu sedikit kasih komentar macam-macam. Orang nggak ngerti menganggap kami korupsi. Sekarang saya balik menuding mereka anteknya asing, mau nggak?" kata di Gedung DPR, Senin, 19 Maret 2012.

Sumber : VIVANEWS.COM

3 comments:

Anonymous said...

Duh pengangguran satu ne ada" sj, ea jls bd lah, martabak biasa dan martabak spesial hargax jg bd boy ! ! !
Perlu ente ktahui boy sukro yg bli kmaren g satu paket dg senjatax alias ompong !!

go indonesia said...

nih,..antek cia yg gak mau liat indonesia membesarkan militernya,..gw setuju ada pengawasan agar tidak dikorupsi,..tapi loe orang udh klarifikasi keseluruhan belom?? kemenhan dan lembaga pendukung udh punya pengawasan berlapis untuk setiap pengadaan alutsista,....loe lagi adnan topan,..gw tau banget culunnya loe di sekolah,...cuman tau sedikit berkoar,..berapa sih supply dari barat ke lsm loe,...kampret loe,..

Anonymous said...

sy melihat dari harga sukhoi yg dimaksud oleh tim LSM mungkin berdasarkan harga satuan sukhoi, bukan plus pembelian mesin cadangan dan peralatan senjata, apabila satuan sukhoi harganya sekitar US$55jt saat tahun 2010, mungkin setelah adanya kenaikan inflasi dirusia bisa saja harga sukhoi bertambah belum lagi ditambah pembelian mesin cadangan dan persenjataannya, saat presiden megawati kan pembelian sukhoi sangat polos tanpa adanya persenjataan ya seperti buat nakut2in tetangga doang gitu pak TB hasanudin, klo sekarang kan udah bisa nembak tuh sukhoinya