Sunday, January 08, 2012

Butuh Ratusan Milyar Meretrofit Pesawat Hibah Australia



JAKARTA - "Pemerintah akan meretrofit empat pesawat C-130 Hercules hibah dari Australia," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

"Biasanya kalau dapat hibah, selalu kami cek, retrofit, kami yakinkan betul bahwa pesawat itu layak terbang," kata Purnomo ketika ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (6/1).

Menyinggung perkiraan biaya peremajaan pesawat terbang itu, Menhan mengatakan sekitar ratusan miliar untuk empat Hercules. "Saya tak tahu persis karena belum diajukan oleh tim," katanya

Menurut dia, tim dari kedua negara akan bertemu untuk membahas kondisi pesawat dan teknis hibah. Hasil pembicaraan tim itu bisa digunakan untuk mengukur biaya retrofit dan kemampuan keempat pesawat itu setelah diremajakan.

Yusgiantoro menjelaskan, pesawat Hercules hibah itu berjenis "H". Hibah ini juga telah mendapat persetujuan dari negara produsennya, Amerika Serikat.

"Karena aturannya setiap alutsista buatan Amerika, jika mau dihibahkan ke negara lain, harus melapor dulu," katanya. Pesawat hibah ini diproyeksikan untuk menggantikan pesawat Hercules tipe B yang sudah lama dimiliki TNI AU.

TNI AU Berharap Perbaikan Dilakukan di Dalam Negeri

Mabes TNI AU berharap perbaikan pesawat hibah dapat dilakukan di dalam negeri agar dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia dalam melakukan perbaikan pesawat sejenis. "Lebih bagus kalau dikerjakan di Bandung, karena sekaligus dapat meningkatkan kemampuan anggota TNI AU," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus di Jakarta, Sabtu (7/1).

Sebelumnya, satu unit pesawat Hercules TNI AU diretrofit di Oklahoma dalam Programmed Depot Maintenance di hanggar perusahaan swasta ARINC. Kedepannya direncanakan dua unit Hercules lainnya akan juga diperbaiki.

Menurut Azman, teknisi TNI AU sebenarnya telah memiliki kemampuan untuk memperbaiki pesawat Hercules. Namun begitu, kemampuan tersebut tidak didukung dengan fasilitas dan peralatan pendukung. "Sudah mampu memperbaiki, hanya alat-alat yang dibutuhkan tidak ada. Kalau beli, tentunya jauh lebih mahal, lebih baik kita gunakan orang lain,"terangnya.

Sumber : ANTARA, JURNAS

No comments: