Tuesday, January 17, 2012

150 Trilyun Untuk Peremajaan Alutsista


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) bersama Wamen Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) saat mengikuti rapat pimpinan kementerian pertahanan di Jakarta, Senin (16/1). Foto: ANTARA/Dhoni Setiawan

JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) memiliki dana senilai Rp150 triliun untuk belanja dalam lima tahun mendatang yang akan dialokasi untuk tiga pos penting, terutama terkait dengan peremajaan alutsista.

"Yang harus dipahami, anggaran dalam pembelian alutsista itu multi years melalui proses yang panjang dan bertahap," ujar Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Senin (16/1).

Menhan mengatakan, anggaran tersebut digunakan untuk tiga hal, antara lain Rp50 triliun dana on top untuk percepatan minimum essential force (MEF), Rp55 triliun untuk alutsista, dan Rp45 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan.

"Sebagian dana itu akan digunakan berbelanja pada tahun 2012 ini," kata Purnomo.

Pengadaan alutsista pada 2012, antara lain untuk TNI AD yang akan membeli Main Battle Tank (MBT), Mltiple Launcher Rocket System, dan Meriam Artileri Medan kaliber 155 mm.

TNI AD juga berencana membeli senjata artileri pertahanan udara yang difokuskan pada peluru kendali (rudal) dan helikopter yang difokuskan pada helikopter serang serta panser yang akan dibuat oleh PT Pindad.

Adapun TNI AU akan membeli senjata anti-pesawat udara, pesawat tempur F-16, helikopter Cougar 735 sejenis SuperPuma dan Hercules sebanyak empat unit dari Australia.

Sementara itu, TNI AL difokuskan pada kebutuhan kapal cepat Sea Rider, kapal patroli cepat, kapal perusak, hidro oceanic serta kapal latih untuk pengganti KRI Dewaruci. Selain itu, ada juga kapal-kapal administrasi, seperti kapal angkutan tank dan minyak, serta kapal selam.

Pengadaan MBT Leopard Sudah dikaji Matang

Menhan Purnomo Yusgiantoro kembali menegaskan bahwa pengadaan MBT Leopard dari Belanda sudah melalui penelitian dan pengkajian yang matang. "Prosesnya tidak ujug-ujug (tiba-tiba), dan kita tahu persis kegunaannya untuk apa," ujarnya tegas.

Purnomo menilai penolakan rencana pembelian tank Leopard dari Belanda oleh beberapa anggota DPR, bukan merupakan sikap resmi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menurutnya, pernyataan sikap resmi DPR akan disampaikan dalam rapat kerja antara eksekutif dan legislatif, dan itu belum dilakukan sampai saat ini.

"Penolakan itu belum sikap resmi dari Senayan (DPR) karena kami belum bertemu dengan mereka," katanya.


Seorang tentara AD Belanda tengah memasang kamuflase pada Tank Leopard 2A6 Dutch Army (Foto: Flickr)

Purnomo menambahkan," Komentar boleh dilakukan oleh siapa saja, tapi ada satu proses yang sifatnya `official` yang biasanya dilakukan dalam rapat kerja. Belum ada kesimpulan secara resmi tentang penolakan dan sebagainya. Kalau orang per orang silahkan saja." ujarnya.

Sementara itu, Wamenhan Syafrie Syamsuddin mengatakan pembelian tank Leopard telah melalui pengkajian teknis dan taktis di tingkat Markas Besar Angkatan di Kementerian Pertahanan.

Kementerian Pertahanan memandang secara strategi perlu modernisasi peralatan militer dalam rangka dua hal yakni memenuhi strategi pertahanan. Kedua, untuk memenuhi varian teknologi sebagai tuntutan dari revolusi militer negara ASEAN.

"Saat ini Komisi 1 sedang melakukan pengkajian, kita menunggu hasil pengkajian mereka secara institusi, bukan secara individu dari masing-masing anggota parlemen," kata Sjafrie.

Seperti diketahui baru-baru ini beberapa anggota Komisi I DPR tegas-tegas menolak rencana pembelian MBT oleh TNI AD. DPR menilai spesifikasi tank Leopard tak cocok dengan kondisi medan Indonesia.

Sumber : ANTARA

3 comments:

Galih ing Jati said...

Itu bru bnr2 tank....pas buat ngamanin nkri.....rudal lapannya d perbanyak juga pak mentri...!!!

Anonymous said...

Kok DPR bisa lebih tau kondisi medan di Indoneisa tdk cocok dgn spesifikasi Tank Leopard? Sok tau nih DPR, masak TNI sendiri dianggap gak bisa menilai kebutuhan mereka.

Mas Raden said...

semoga gak dikatain amblessss lagee...