TNI-AU Tetap Ingin Terima Hibah F-16
F-16C Block 32
JAKARTA - Terkait tawaran Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menghibahkan pesawat tempur F-16, TNI AU dan pemerintah ingin menerimanya. Namun, DPR cenderung untuk membeli pesawat F-16 baru yang lebih canggih.
"Yang diinginkan TNI AU dan Pemerintah adalah kita menerima hibah 30 pesawat F-16 dari AS itu. Nantinya, kemampuan 24 pesawat akan ditingkatkan menjadi blok 32 dan enam lainnya untuk cadangan," kata KASAU, Marsekal Imam Sufaat, Senin (3/10) dalam konferensi pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta.
Imam mengatakan, dalam pertemuan terakhir dengan DPR dan Pemerintah belum dicapai kata sepakat. Rapat yang membahas perkembangan rencana hibah pesawat F-16 bekas dari pemerintah AS itu pernah digelar pada 21 September lalu.
Menurut Imam, dari segi efektivitas dan efisiensi, upgrade ke blok 52 (seperti yang diusulkan DPR) akan memakan biaya yang sangat tinggi. Untuk itu pilihan yang lebih baik adalah melakukan peningkatan kemampuan F-16 hibah ke blok 32.
Dari segi biaya, Imam memaparkan, harga satu skuadron pesawat F-16 blok 52 mencapai sekitar 1,6 miliar dollar AS. Sedangkan harga enam pesawat sejenis ditawarkan Lockheed Martin sebesar 720 juta dollar. "Padahal anggaran yang disediakan hanya 430 juta dollar AS", kata KASAU.
Menurut wakil ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, dalam rapat internal fraksi-fraksi di DPR disimpulkan, dalam rencana strategis jangka pendek yang dimulai pada APBN tahun 2011, Kementrian Pertahanan dengan persetujuan Komisi I DPR memprogramkan pembelian enam pesawat tempur F-16 baru.
Anggarannya dialokasikan 430 juta dollar AS. Alasannya, agar kehadiran pesawat tempur itu bisa menjadi efek gentar dan daya tangkal yang cukup untuk menggantikan F-16 lama.
Sebaliknya, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menuturkan rencana awal TNI AU memang membeli enam pesawat F-16 baru. Namun, sejak ada tawaran dari Pemerintah AS, TNI AU memikirkan ada baiknya anggaran yang disediakan dipakai untuk meningkatkan pesawat hibah ke blok 32.
Sumber : KOMPAS
7 comments:
Masih mbulet aj nih.... Wahai anggota *ewan, tolong dengarkan pendapat TNI AU yang lebih berkompeten dalam bidangnya.
Bagusnya,2dua diambil megigat tugas yg di emban tni sagat berat kebelakang.itu mutlak suatu keharusan buat tni.!degan kemauwan yg setingginya antara dpr dan tni sebagai alat negara untuk menjaga nkri yg maha luas.
masa' ngga ada pilihan lain? SU-27 belum kelar juga ini
dewan no tni yes,btw kapan perangx ni dah gatel ni tangan
Wahai segenap komponen Bangsaku, mari bersatu kita padukan hati dan pikiran kita, dua pendapat yg menurut saya punya alasan yg sehat dan bagus,... Alangkah indahnya kalau kedua-duanya bisa direalisasikan.. Berat tapi saya yakin bisa kalau kita sungguh2 mau berusaha... Jayalah TNI ku Jayalah Bangsaku... Jalesu Bumi Yamka Jayamahe... Insyaallah...
Beli aja dari negara lain nanti diembargo lagi akhirnya pesawat tempur jadi seperti pesawat sipil krn tidak ada senjatanya bahkan tidak bisa terbang...jangan lupakan perlakuan AS terhadap Indonesia yang sedikit2 melakukan "embargo" lebih baik perkuat saja Sukhoi dari Rusia. Bravo TNI.
saya baca diangkasa bahwa f-16 hibah akan ditingkatin avioniknya sangat mendekati block 52 kecuali mesin jadi mending f-16 hibah yg lebih murah dan banyak,sama kan paling ini cuman pesawat transisi ke kfx
Post a Comment