Wednesday, October 26, 2011

Hibah Jet Tempur F-16 Tiba Februari 2012

JAKARTA - TNI AU bakal terima apapun keputusan politik pemerintah dan parlemen terkait hibah 24 pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat.

"Kami akan terima apapun yang diputuskan," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Azman Yunus ketika dikonfirmasi ANTARA usai menghadiri pembukaan latihan gabungan penanggulangan terorisme TNI-Polri di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (25/10).

Yang penting, ungkapnya, alutsista tersebut mampu mendukung tugas pokok TNI AU menjaga wilayah udara nasional dari beragam ancaman.

Kemarin, Pemerintah yang diwakili oleh Kementrian Pertahanan dan Komisi 1 DPR kembali menggelar pertemuan tertutup untuk membahas lebih lanjut proses hibah dua skuadron pesawat F-16. Dan keputusannya Komisi 1 menyetujui hibah 24 pesawat tempur ini.

Mekanisme Proses Hibah

Sebelumnya, Pemerintah RI dan AS juga telah membicarakan mekanisme hibah ke-24 unit pesawat tersebut, dalam pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Menhan AS Leon Panetta di Bali.

Sebelumnya, pihak Kementerian Pertahanan melalui Sekretaris Jenderalnya Marsekal Madya TNI Eris Heryanto menjelaskan hibah F-16 itu menggunakan skema "Foreign Millitary Sale" (FMS). Melalui skema tersebut, tanggung jawab ditanggung oleh pihak AS, dan Indonesia tidak perlu membayar pajak atau jasa. "Standar pesawat yang dihibahkan juga standar pesawat militer AS," ujar Eris.

Ia menambahkan sekarang sedang dalam tahap penandatanganan "Letter Of Accetance" (LoA) antara pemerintah RI dengan AS yang akan ditandatangani pada Februari 2012.

"Jadi pada Maret 2012 diharapkan bisa pesawat sudah bisa datang, dan pada 2014 sudah sampai 16-20 pesawat yang datang," imbuh Eris mengenai hibah pesawat tempur itu.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat sebelumnya juga menyatakan pesawat F-16 tersebut merupakan pesawat F-16 Block-25 yang akan di-"upgrade" menjadi Block-32. "Jadi akan di-'upgrade' di AS dan kita akan mengirimkan tim ke sana untuk memantau." jelas KSAU.

Sumber : ANTARA

1 comment:

Anonymous said...

saya lbh setuju klo ambil pesawat hibah drpd beli, dg syarat pesawat di bawa utuh dan di upgrade di indonesia. N Peralatan yg diganti tetap jd milik indonesia, ini penting utk di riset n qta buat copynya. karena Setiap alutsista produk Amerika yg di ekspor pasti beda/lbh rendah kemampuannya drpd milik USAF. Kecualiberani byr tingi.