Pasukan TNI di Papua Lakukan Pengejaran
JAKARTA - Tak lama setelah penembakan helikopter MI-17 TNI AD di Puncak Jaya, Papua, pada Rabu lalu, aparat TNI ditugaskan melakukan pencarian pelaku penembakan yang diduga dilakukan oleh oknum gerakan bersenjata di Papua.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Istana Kepresidenan di Jakarta, Kamis (4/8), mengatakan bahwa pengejaran tersebut dilakukan satuan tugas TNI yang beroperasi di kawasan Puncak Jaya, Papua. "Pasukan yang ditugaskan dari unsur kewilayahan TNI di daerah sana, prosedurnya memang seperti itu," ujarnya.
Panglima TNI juga membenarkan pada kejadian penembakan tersebut satu anggota TNI menjadi korban, yaitu Pratu Fana S Hadi, yang sebelumnya telah menjadi korban penembakan dalam peristiwa kekerasan di Puncak Jaya dan akan dievakuasi ke Wamena.
"Jadi memang benar pada saat helikopter MI-17 TNI AD mengevakuasi prajurit kita yang telah kena tembak sebelumnya itu, ditembak lagi oleh kelompok gerakan bersenjata di puncak senyum (puncak jaya wijaya), dan dari berondongan tiga peluru itu ada satu yang tembus dan mengenai anggota yang sedang dievakuasi, akibatnya prajurit ini tewas seketika oleh peluru yang tertembus dari badan heli," tuturnya.
Panglima TNI belum bisa memastikan pelaku penembakan berasal dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) karena menurut dia terdapat banyak gerakan bersenjata di Papua yang beraksi secara terpisah.
"Tidak bisa dikaitkan seperti itu karena kelompok di Papua itu banyak dan ini kelompok sendiri-sendiri yang tidak bisa ada kejadian langsung dikaitkan begitu," ujarnya.
Meski demikian, Agus bisa memastikan aksi penembakan helikopter TNI AD di Puncak Jaya dilakukan oleh kelompok berbeda yang melakukan penembakan di kawasan Abepura pada Senin 1 Agustus 2011. "Kelompoknya berbeda," ujarnya.
Namun dikatakan Panglima kondisi Papua yang kembali bergejolak karena peristiwa kekerasan beruntun ini tidak membuat TNI menambah kekuatan pasukan di provinsi paling timur Indonesia itu. "Di Papua kondisinya memang seperti itu, itu biasa," kata Agus.
Ia pun menduga motivasi kelompok bersenjata menembaki helikopter TNI AD hanya untuk mencari perhatian tanpa tuntutan yang jelas. Menurut Panglima, kelompok bersenjata yang bertebaran di Papua mendapatkan senjata api mereka dari pencurian yang dilakukan dari anggota TNI.
Sumber : ANTARA
No comments:
Post a Comment