KSAU: Hibah F-16 Masih Menunggu Parlemen AS
JAKARTA - KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan hibah dua skuadron pesawat F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat masih menunggu persetujuan parlemen negara tersebut.
Kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu (11/6) ia menambahkan, "Semoga pada Agustus mendatang, seluruh proses sudah selesai termasuk persetujuan dari parlemen AS, sehingga pada tahun ini sudah dapat tandatangan kontrak,".
Kasau melanjutkan,"jika tahun ini sudah dapat ditandatangani kontraknya, maka tahun depan delapan unit pesawat tersebut diharapkan sudah masuk memperkuat TNI Angkatan Udara,`.
Imam menuturkan pihaknya sudah melakukan pemaparan baik kepada Mabes TNI, Kementerian Pertahanan dan DPR tentang rencana hibah dua skuadron pesawat F-16 tersebut.
"Bahkan kami juga sudah menyampaikan secara rinci mengapa TNI AU lebih memilih menerima hibah tersebut dibandingkan dengan membeli pesawat serupa dari jenis terbaru namun tentunya harganya jauh lebih mahal. Kita paparkan segala kekurangan dan kelebihannya," ungkapnya.
Indonesia saat ini memiliki 12 unit F-16 blok 15OCU, terdiri atas delapan F-16A dan empat F-16B. Namun, anggota Komisi I Fayakhun Andriadi, mengatakan kini TNI AU hanya memiliki 10 unit F-16 model A/B. Tadinya TNI AU hendak mengembangkannya menjadi satu skuadron penuh dengan berencana membeli enam unit F-16C/D terbaru block 52.
Namun kemudian muncul tawaran dari AS untuk menghibahkan 24 unit F-16 kepada Indonesia. AS juga menawarkan meretrofit F-16 hibah varian A/B menjadi C/D. Retrofit 24 unit pesawat itu nantinya termasuk 10 unit F-16 A/B lama milik Indonesia.
Belakangan tawaran AS ini diterima, kelak setelah "retrofit" dan "upgrade" jumlah pesawat F-16 Indonesia menjadi 32 unit atau dua skuadron.
Sumber : ANTARA
1 comment:
Wah keputusan yang tepat. F16 block lama teknisi kita sudah paham. Perawatan dan biaya terbang per jam nya pun jauh dibawah Sukhoi. Ralat dari saya, F16 single seat berkurang satu karena tahun 90an di Cengkareng menewaskan Pilotnya. Terimakasih
Post a Comment