TNI Kawal Kapal MV Sinar Kudus Sampai Tujuan
Semua Sandera Sudah di Bebaskan
JAKARTA - Sejumlah prajurit TNI bersenjata lengkap mengawal kapal MV Sinar Kudus menuju tempat aman setelah dibebaskan oleh perompak di perairan Somalia.
"Semua sudah dibebaskan. Selanjutnya TNI yang di sana akan mengawal kapal sampai aman," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul dalam keterangan pers bersama pimpinan PT Samudera Indonesia di Jakarta, Minggu (1/5) malam.
Laksamana Muda Iskandar menjelaskan, TNI akan mengawal kapal ke tempat yang diinginkan oleh PT Samudera Indonesia sebagai pemilik kapal MV Sinar Kudus.
Menurut dia, kapal tersebut perlu di kawal karena ada sekitar 15 kelompok perompak yang beraksi secara terpisah di perairan Somalia.
"Kalau ini kita lepas saja, ada risiko bisa dirompak lagi," kata Iskandar.
Para perompak tersebut sudah terlatih dan sangat terorganisir. Iskandar menjelaskan, setiap kelompok perompak memiliki tim yang melakukan tugas masing-masing, misalnya menyergap, tim perunding dan penanggung jawab senjata.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia David Batubara mengatakan, kapal MV Sinar Kudus saat ini telah meninggalkan perairan Somalia (Minggu sore). "Kapal kini bergerak ke arah utara dengan kecepatan 12 knot" ungkapnya.
"Rencananya MV Sinar Kudus akan berlabuh di sebuah pelabuhan yang sudah disiapkan dan aman," kata David tanpa menjelaskan lebih rinci tentang tempat tersebut.
PT Samudera Rahasiakan Jumlah Tebusan
Dalam keterangan persnya PT Samudera Indonesia merahasiakan jumlah uang tebusan yang dibayarkan kepada para perompak Somalia untuk membebaskan awak Kapal MV Sinar Kudus.
Direktur Samudera Indonesia (SI) Group Asmari Herry (kiri) berbicara bersama Deputy Presiden Director Samudera Indonesia (SI) Group David Batubara (tengah) dan Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamada Muda Iskandar Sitompul (kanan) di kantor Samudera Indonesia Group, Jakarta, Minggu (1/5).
"Karena hal ini menyangkut keselamatan jiwa awak kapal warga negara Indonesia yang saat ini ada yang masih berada di kapal lain yang dibajak, walaupun kapal itu bukan berbendera Indonesia, kami tidak bisa "men-disclose"(menjelaskan, red) jumlah yang dibayarkan atau yang diterima oleh pembajak," kata Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia, David Batubara.
David Batubara menegaskan, saat ini masih ada kapal milik negara lain yang dibajak oleh perompak Somalia dan ada beberapa warga negara Indonesia di kapal itu.
"Informasi apa pun akan menjadi sangat sensitif," kata David tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menambahkan, pemerintah telah memutuskan untuk menggabung opsi perundingan dan operasi militer untuk membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus.
Hal itu, kata Iskandar, sesuai dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinyatakan dalam sidang kabinet pada 18 Maret 2011, atau dua hari setelah kapal dibajak.
Menurut Iskandar, TNI sebelumnya telah mengirimkan sejumlah pasukan khusus bersama tiga kapal fregat dan satu helikopter untuk menjalankan misi penyelamatan. "Yang kita lakukan saat ini mem-back up dari belakang dari jarak dekat," katanya.
Iskandar menjelaskan, TNI tidak melakukan penyerangan terhadap perompak karena beberapa pertimbangan, antara lain adalah saran dari Ikatan Nahkoda Niaga Indonesia. Kelompok itu menyarankan pihak terkait untuk mendahulukan upaya perundingan.
Selain itu, posisi kapal MV Sinar Kudus sudah lego dan berada dekat ke daratan di antara kapal-kapal negara lain yang juga di rompak. Ini cukup menjadi pertimbangan. Operasi militer berupa penyerangan dalam posisi seperti ini bisa menimbulkan banyak korban, termasuk dari pihak kapal negara lain.
Sumber : ANTARA
1 comment:
Untuk antisipasi perompakan selanjutnya pemerintah sebaiknya menempatkan pasukan khusus di kedubes kita di negara-negara sahabat seperti Arab saudi, Mesir, Afrika Selatan,,tidak perlu banyak-banyak, cukup satu regu kopassus atau denjaka di setiap kedubes dengan fasilitas yang lengkap dan dukungan politik yang kuat
Post a Comment