Monday, February 28, 2011

Menhan Terima Delegasi PTDI, EADS Indonesia dan Eurocopter

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Jum’at (25/2) menerima kunjungan Chief Executive Officer (CEO) Eurocopter Litz Bertling, wakil EADS-Airbus wilayah Asia Ir. Andri BS Sudibyo dan Pierre Jaffre serta Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso yang didampingi Dir. Aerostruktur Andi Alisjahbana beserta rombongan, di kantor Kemhan, Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, CEO Eurocopter menyampaikan kepada Menhan bahwa Eurocopter kini merupakan partner PTDI di bidang penerbangan dan pembuatan heli super puma. Sebagai suatu grup, pihaknya berkeinginan untuk meningkatkan kerjasama yang lebih erat dalam memajukan industri pertahanan di Indonesia.

Lebih lanjut CEO Eurocopter menyatakan kerjasama tersebut didasarkan atas asas saling percaya dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan dunia pertahanan. Dikatakannya lagi bahwa pihak Eurocopter memiliki keinginan untuk memelihara hubungan tersebut dengan melihat kebutuhan TNI AU akan pesawat seperti helikopter.

Eurocopter memiliki komitmen untuk terus mendukung kebutuhan TNI. Seperti telah dikatakan pada koleganya PTDI, Eurocopter kini tidak menjual helikopter tetapi lebih fokus kepada penyediaan mesin dan perawatan.


NAS-332 Super Puma di PTDI

Menanggapi hal tersebut, Menhan menyampaikan bahwa masalah spesifikasi teknikal helikopter tersebut hendaknya dikembalikan lagi kepada AD, AL dan AU sebagai pengguna. Ada beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian diantaranya kerjasama tersebut harus melihat regional market. Menurut Menhan, PT DI memiliki kemampuan untuk menjalin kerjsama tidak hanya dalam membangun angkatan bersenjata tetapi juga industri pertahanan.

Walaupun industri pertahanan dalam negeri sempat collapse pada tahun 1998 tetapi sekarang industri pertahanan Indonesia mulai bangkit kembali. Bersama-sama dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand, Indonesia mulai menata dan membangun kembali industri pertahanan di region.

Menurut Menhan, patut disyukuri bahwa pemerintah Indonesia telah menaikkan anggaran pertahanan tahun ini, yang artinya dapat turut membantu industri pertahanan dalam memodernisasi, memperbaharui dan melengkapi alutsista Indonesia. Dikatakan Menhan bahwa Indonesia belajar dari negara Turki yang pernah juga mengalami hal sama saat industri pertahanannya collapse karena embargo AS.

Sumber : DMC

No comments: