Monday, January 17, 2011

Panglima Armada Pasifik AS Kunjungi Indonesia

JAKARTA - Panglima Armada Pasifik Amerika Serikat Laksamana Patrick M. Walsh Senin (17/1) pagi tiba di Jakarta, untuk kunjungan dua harinya di Indonesia.

Setibanya di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Patrick langsung mengadakan pertemuan tertutup dengan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

Pertemuan dilaksanakan di ruang VVIP Base Operations Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, kata juru bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul.

Selain mengadakan kunjungan kehormatan kepada Panglima TNI, Patrick dijadwalkan melakukan kegiatan serupa kepada Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno.

Iskandar mengatakan, fokus pembicaraan seputar evaluasi kerja sama kedua negara terutama di bidang militer dan pertahanan yang telah berjalan baik.

Dibicarakan pula upaya peningkatan yang dapat dilakukan kedua pihak di masa depan, seiring dengan perkembangan lingkungan strategis kawasan, lanjut Iskandar.

Komando Armada Pasifik AS telah melakukan berbagai kegiatan kerja sama dengan sejumlah negara kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, didasari saling pengertian dan saling percaya.

TNI Jamin Keamanan Selat Malaka

Pemerintah Indonesia menjamin keamanan wilayah perairannya, terutama di wilayah yang berbatasan dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan, ungkap juru bicara Panglima TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, terkait dengan kedatangan Panglima Armada Pasifik Amerika Serikat Laksamana Patrick M. Walsh.


Komandan US Pacific Fleet, Laksamana Patrick M.Walsh (kiri) didampingi Komandan Logistik Rear Admmiral Ron Horton (kedua kiri) mengunjungi Monumen Nasional, Jakarta, Senin (17/1). FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma/Spt/11

Panglima TNI mengatakan, untuk mengamankan Selat Malaka Indonesia telah menjalin kerja sama patroli terkoordinasi dengan Malaysia, Singapura dan Thailand.

"Kerja sama patroli terkoordinasi tersebut, telah mampu menekan tingkat kejahatan laut di Selat Malaka secara signifikan," katanya.

Sedangkan untuk keamanan di Laut China Selatan, Indonesia akan berkoordinasi dengan China secara intensif bilateral maupun multilateral dalam kerangka kerja sama ASEAN+3.

Di kawasan Asia Pasifik termasuk ASEAN dan Indonesia, jaminan keamanan "Sea Lines Of Communication" (SLOC) atau Garis-garis Perhubungan Laut (GPL), merupakan hal pokok bagi para pengguna laut di dua kawasan yang menjadi fokus perhatian dunia tersebut.

Terkait hal itu, Indonesia dituntut untuk dapat memberikan jaminan keamanan di Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Philip, perairan Natuna dan jalur-jalur laut yang dikenal sebagai ALKI (Alur laut kepulauan Indonesia).

Semisal, Armada Pasifik AS yang akan menuju wilayah teluk/Timur Tengah, mengharapkan kemudahan untuk menggunakan ALKI timur-barat melalui Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Natuna, Selat Singapura dan Selat Malaka sebagai jalur pendekat.

Pemerintah AS telah membantu peningkatan keamanan wilayah perairan RI dengan pemasangan lima radar intai di sepanjang Selat Malaka, untuk mengamankan selat terpadat di dunia tersebut.

Pembangunan lima radar yang terintegrasi dalam sistem pengintaian maritim terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS).

AS juga membangun tujuh radar bantuan Amerika Serikat (AS), di Selat Makassar, guna mendukung pengamanan di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.

Bantuan radar Itu bertujuan mendukung komitmen bersama ASEAN tentang pertahanan dan keamanan maritim bagi kawasan ASEAN.

Sumber : ANTARA

No comments: