Saturday, January 08, 2011

LHD Mistral, Kapal Serang Amfibi Terbaru Rusia Dari Perancis (II)


RFS Yamal, LST Russia dari kelas Ropucha II

Kredo yang melekat pada persenjataan Rusia: tangguh, kuat, mudah perawatannya dan harga yang relatif murah, bukan jaminan Kremlin percaya pada kemampuan industri pertahanannya. Doktrin pertempuran amfibi yang kian berkembang cukup jadi alasan negara ini mengedepankan pondasi baru dalam menciptakan persenjataan modern, termasuk didalamnya “akselerasi dan efisiensi”.

Invasi ke Georgia pada Agustus 2008 lalu menjadi pelajaran penting betapa lambatnya pengerahan kekuatan militer Rusia dari laut, terutama dalam hal operasi pendaratan amfibi yang notabene menggunakan kapal-kapal pendarat tua 'Ropucha II class' yang diproduksi pada era perang dingin. Untuk menyelesaikan penggelaran operasi pendaratan besar saja diperlukan waktu hingga 25 jam.

Padahal teritori Georgia di Abkhazia berbatasan dengan pantai Laut Hitam yang merupakan satu garis pantai dengan Rusia, sedangkan di kawasan ini Rusia memiliki gugus tugas tempur laut terbesar dan terlengkap. Operasi tempur kekuatan di udara tidak sebanding kecepatannya dengan operasi pendaratan pasukan dan peralatan militer.

Bukan hanya alasan ini saja, Kremlin dalam beberapa tahun belakangan ini terus berupaya meningkatkan prestise Rusia di kancah internasional. Rusia, misalnya mengirimkan kapal perangnya berpatroli ke kawasan laut Somalia bersama dengan negara lain untuk menumpas perompakan laut.

Belum lagi latihan militer bersama untuk pertama kalinya diluar kawasan laut Rusia dengan Angkatan Laut Venezuela di laut Karibia serta lawatan kebeberapa negara Amerika latin di tahun 2008. Pemerintahan Rusia merasa perlu membenahi struktur dan doktrin kekuatan lautnya dengan cepat, sesuai dengan perkembangan kekuatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Untuk itulah Rusia merasa perlu ada kebijakan dan langkah tepat berupa program “think tank” dengan mengadopsi doktrin kekuatan laut negara lain yang dianggap mempunyai visi dan misi maju denga AL-nya, tentunya negara ini tidak mengintervensi secara sepihak dengan berbagai kebijakan politis Kremlin.

Sekilas LHD Kelas Mistral

FS Mistral merupakan hasil kombinasi beberapa fungsi kapal, diantaranya kapal serang amfibi, kapal komando, kapal rumah sakit, kapal angkut personel dan angkut kompi mekanis.


LHD kelas Mistral, FS Tonnerre (L-9014)

Bruno Daffix, juru bicara Departemen Pertahanan Perancis yang menangani ekspor dan agen penjualan peralatan militer, memberikan gambaran kapal Mistral sebagai "Pisau Swiss Army-nya AL Perancis". Gambaran ini merujuk pada ragam jenis pisau dan tools dengan fungsi yang berbeda dan tersusun rapi dalam satu device.

Di Perancis sendiri kapal multifungsi seperti ini diberinama Batiment de proyeksi et de commandement (BPC), yang berarti “cerminan kapal komando masa depan”.

Jika Rusia jadi mengakuisisi Helicopter Carrier ini, Mistral menjadi kapal induk kedua setelah kapal induk Laksamana Kuznetsov yang tinggal semata wayang. Kondisi kapal pun saat ini tidak terlalu baik, sering mengalami kerusakan dan banyak bagian yang harus diperbaiki.

Mistral mampu mengangkut 16 heli transport NH90 atau AS-725 Cougar dan 36 heli serang EC-665 Tiger, kapal ini murni dibuat oleh industri pertahanan Prancis DCNS (Direction des Constructions Navales Services) yang bermitraan dengan Thales dan galangan kapal Chantiers de l'Atlantique.

Mistral sangat fleksibel mengangkut beragam peralatan perang, seperti: helikopter, tank, ranpur mekanis dan sejumlah besar pasukan bersenjata lengkap. Termasuk kesiapannya mengakomodir pesawat pesawat AV-8B Harrier II dan F-35 Lightning II jika dibutuhkan.

Bahkan satu landasan dimungkinkan untuk mengakomodasi bobot V-22 Osprey atau helikopter angkut berat CH-53E Super Stallion.

Sebagai feeder pendarat platfrom ke garis pantai, Mistral juga telah dilengkapi dengan empat kapal pendarat konvensional atau jika diperlukan bisa digantikan dengan dua hovercraft LCAC.


Tank M1A1 'Abrams' saat memasuki embarkasi FS Tonnerre

Untuk kapasitas angkut kompi mekanis, kapal ini sanggup memuat hingga 59 kendaraan tempur (ranpur) berbagai varian. Mulai dari light-tank, VAB, main battle tank termasuk didalamnya 450 personel bersenjata lengkap.

Selain itu terdapat juga fasilitas rumah sakit dengan 69 bangsal perawatan dan 2 ruang bedah. Semua kemampuan kapal ini memenuhi syarat standar layanan operasi militer “NATO Response Force” dan “UN Peace Keeping Force”.

Perancis sendiri saat ini baru memiliki 2 unit kapal kelas Mistral, yakni: FS Mistral (L9013) dan FS Tonnerre (L 9014). Sedangkan untuk kapal ketiga dan ke-empat sudah mulai dikerjakan pembangunannya pada April 2009 dan awal tahun 2010 nanti. Copyright ALUTSISTA

LHD Mistral, Kapal Serang Amfibi Terbaru Rusia Dari Perancis (I)
LHD Mistral, Kapal Serang Amfibi Terbaru Rusia Dari Perancis (III)

No comments: