Lapan Gelar Seminar Penerbangan dan Antariksa
TANGERANG - Demi membangun kebersaman visi dan tujuan para pelaku dan pelaksana bidang penerbangan dan antariksa nasional, Lapan menyelenggarakan Seminar Nasional Penerbangan dan Antariksa.
Seminar diadakan Senin (15/11) di Gedung Dewan Riset Nasional (DRN), Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang.
Hasil seminar akan menjadi bahan penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang penerbangan dan antariksa di Indonesia hingga 2025. Selain itu, juga akan menjadi bahan pengayaan materi dalam pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Keantariksaan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) penerbangan dan antariksa memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat. Aplikasi bidang ini meliputi komunikasi, transportasi, keperluan dunia usaha, perbankan, eksplorasi sumber daya mineral dan geologi, pertahanan keamanan, pertanian, dan mitigasi bencana alam.
Seminar akan dihadiri 600 peserta. Mereka terdiri dari para pengambil kebijakan, peneliti, akademisi, praktisi, dan pelaku industri. Rencananya, Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Drs. Suharna Surapranata, MT. akan membuka acara ini. Menristek dan Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN) Prof. Dr. Ir. Zuhal akan menjadi "keynote speaker" dalam acara tersebut.
Seminar akan dibagi dalam sembilan sesi pararel. Sesi tersebut adalah Seminar Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional RI (Depanri), Seminar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dirgantara (Siptekgan) ke XIV, Seminar Astronotika Indonesia, Seminar Kebutuhan Misi Satelit, Seminar Pengembangan Teknologi Penginderaan Jauh di Indonesia, Seminar Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Seminar Sains Antariksa, Seminar Pemodelan Iklim, dan Seminar Space Mindedness (pendidikan tentang Iptek kedirgantaraan bagi generasi muda).
Riset Desain Pesawat Tempur
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengembangkan riset desain dan teknologi supersonik pesawat tempur untuk menunjang pertahanan dalam negeri. Realisasi produksinya bekerja sama dengan Korea Selatan.
”Riset ini untuk pengembangan keahlian Lapan, sekaligus memanfaatkan potensi industri penerbangan yang sudah dimiliki PT Dirgantara Indonesia,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewa Salatun.
Lapan saat ini berhasil mengembangkan produksi roket dan satelit, di antaranya roket pengorbit satelit RX 550 yang akan diuji statis pada Desember 2010 di instalasi pengujian Pantai Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
”Untuk mencapai kemampuan mengorbitkan satelit di luar angkasa, roket harus teruji mampu memiliki kecepatan delapan kilometer per detik dalam keadaan meluncur secara horizontal. Kita lihat hasil pengujiannya nanti,” kata Adi.
Lapan juga merancang satelit kembar Lapan-A2 dan Lapan- Orari. Masing-masing berfungsi untuk menunjang pengamatan permukaan Bumi dan komunikasi pada saat bencana alam terjadi. Satelit ini akan diluncurkan pada November 2011 dari stasiun pengorbit di India.
Pada kesempatan itu, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata menekankan pentingnya audit potensi teknologi penerbangan dan antariksa. Selanjutnya, agar didorong kerja sama antarindustri maupun lembaga riset untuk mengembangkan teknologi penerbangan dan antariksa tersebut. ”Pemerintah akan menyediakan panggung kolaborasi,” ujar Suharna.
Sumber : ANTARA
No comments:
Post a Comment