Thursday, October 21, 2010

Visby Class, Korvet Siluman dari Swedia (II)


HMS Smyge saat latihan tempur Baltic Operation 1994

Desain

Saat program pengembangan kapal ini dimulai tahun 1986, Departemen Pertahanan Swedia (FMV) mulai membuat platform ujicoba kapal berteknologi kasat radar. Prototype awal berupa kapal cepat HMS Smyge. Kapal ini menjadi basis pengembangan Visby, dan sempat diluncurkan pada tahun 1991. Keberadaan kapal tersebut dimaksudkan untuk menguji karakteristik kasat radar dari semua aspek. Dari sinilah project yang diberi nama YS 2000 berkembang menjadi korvet Visby.

Visby dirancang khusus beroperasi diperairan littoral (pesisir). Manuveribilitas dan stabilitas pada kecepatan tinggi dianggap sebagai penentu dan parameter paling krusial dalam pertempuran dilaut littoral.

Jika didefinisikan wilayah laut littoral adalah zona perairan yang membentang dari ujung pesisir hingga lepas pantai dengan kedalaman laut sekitar 200 m. Wilayah ini merupakan bagian paling kritis dan memerlukan kapal dengan kemampuan penyergapan cepat karena rawan akan penyelundupan dan penyusupan. Namun begitu bukan masalah jika Visby harus dioperasikan di dua tingkat diatasnya (green and blue ocean).

Bentuk Visby didesain khusus untuk meminimalisir pancaran sinyal optik dan inframerah, baik itu sinyal akustik permukaan maupun bawah air (hydroacoustic). Selain itu potensi listrik bawah air dan sinyal magnetik dihilangkan berkat penggunaan material non metal, begitu pula tingkat radar cross section (RCS) di hitung secara cermat.

Dalam pengujian kemampuan silumannya Visby terbukti sulit dilacak radar, selain penggunaan material penyerap sinyal radar pada keseluruhan badan kapal dan minimalisasi penggunaan tiang-tiang di geladaknya, membuat bayangan yang tertangkap radar tersamar hanya setara bayangan kapal penangkap ikan kecil.

Berkat kemampuannya ini Visby baru bisa terdeteksi radar dalam jarak 13 km di laut bergelombang dan 22 km di laut tenang, ini dilakukan tanpa perlu mengacak radar lawan (jamming). Apabila jamming diaktifkan kapal terdeteksi hanya pada jarak 8 km di laut bergelombang dan 11 km di laut tenang.


Saat ujicoba Korvet Visby mampu melaju hingga kecepatan 38 knot

Badan utama kapal menggunakan konstruksi material berlapis (sandwich) yang terdiri dari lapisan inti PVC dengan serat karbon dan vinyl laminate. Material ini memberikan kekuatan dan tingkat kekerasan cukup tinggi, mempunyai berat minim, anti-shock yang baik, minim terdeteksi radar dan minim memantulkan sinyal gelombang magnetik.

Sistem Kendali dan Komunikasi

Sistem pengendali kapal terintegrasi dengan sistem manajemen pertempuran (CMS) jenis Saab 9LV mk3E, MAST decision support dan sistem komunikasi terpadu. Integrasi ketiga sistem buatan perusahan Saab-Tech Swedia ini diberi nama CETRIS C3 (command, control and communications), Saab membuatnya berdasarkan arsitektur open-source dengan menggunakan sistem operasi Windows NT.

Sistem pengendalian tembakan optronic untuk persenjataan Visby dikendalikan otomatis Radar SaabTech CEROS 200, bila radar mendeteksi objek tak dikenal dilayar maka dengan sekejap persenjataan siap dalam posisi menembak target.

Untuk sistem komunikasi, Visby sudah menerapkan sistem berbasis digital dengan kapasitas bandwith tinggi. Sistem ini dikembangkan oleh perusahaan Denmark Maersk Data Defence (sebelumnya bernama Infocom) bekerjasama dengan Kockums-Karlskrona yang membuat interkoneksi suara dan komunikasi data dalam satu jalur.

Sistem ini juga menyediakan beragam komunikasi internal, open conference lines dan kemampuan mengakses langsung komunikasi eksternal dalam berbagai jalur radio dan jaringan komunikasi berbasis permukaan.

Bersambung.....©alutsista

No comments: