Friday, October 01, 2010

Menhan: Rp.150 Triliun untuk Alutsista

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, mengatakan akan menganggarkan sekitar Rp 150 triliun ($ 17 milyar) untuk pengadaan dan pemeliharaan, serta perawatan alutsista yang sebagian besar diambil dari Rencana Pembangunan Menengah Nasional 2010-2014.

"Dari jumlah tersebut sebesar Rp100 triliun diambil dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2010-2014," kata Purnomo kepada pers, di Istana Wapres Jakarta, Rabu (29/9).

Hal tersebut dikemukakan usai dirinya menerima penghargaan Cinta Karya Bangsa dari Wapres Boediono, yang juga dihadiri oleh Menperind MS Hidayat, Menteri ESDM Darwin Saleh serta sejumlah pejabat instansi/kementrian serta direktur BUMN.

Menurut menhan, sisanya sebesar Rp50 triliun diharapkan bisa diperoleh oleh kementriannya apabila ekonomi Indonesia ke depan tumbuh dengan baik.

Dirinya mengakui, dana sebesar Rp 50 triliun tersebut masih belum bisa terakomodasi tapi dirinya masih akan terus memperjuangkan. "Belum, sekarang lagi kita perjuangkan," katanya.

Alutista yang akan dibuat di dalam negeri dari anggaran Rp 150 triliun tersebut meliputi kapal fregat, juga fast patrol boat (FPB). Untuk di perairan Indonesia barat, TNI AL tidak mengembangkan kapal ukuran besar sehingga pembuatannya bisa dilakukan di dalam negeri.

"Kita lengkapi dengan rudal kapal-kapal kita, persenjataan modern. Kalau yang untuk Indonesia timur memang besar-besar. Seperti fregat itu kita bangun di Surabaya. Mudah-mudahan akhir tahun kita bisa mendeklarasikan untuk membangun kapal selam di Indonesia juga di PT PAL," kata Menhan.


Maket kapal freegat yang tengah dibangun PT.PAL

Hal yang menarik dalam pembuatan alutista tersebut adalah semua tenaga yang mengerjakan adalah tenaga Indonesia sehingga bisa menciptakan suatu lapangan kerja dan memiliki dampak berantai yang luas.

"Satu fregat bisa menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja jadi kalau dua fregat bisa menyerap dua kali lipat tenaga kerja. Belum lagi dampak ekonomi lainnya," kata Purnomo.

Untuk itu, tegasnya, dirinya tetap memprioritaskan penggunaan produksi dalam negeri dalam pembuatan alutista.

Optimis Renstra Tercapai

Menhan Purnomo Yusgiantoro mengaku optimistis bisa memenuhi kekurangan Rp57 triliun anggaran alutsista sesuai rencana strategis (renstra) dalam waktu lima tahun.

Itu karena didukung oleh kondisi perekonomian Indonesia yang cukup kuat untuk memenuhi hal tersebut. "Sekarang sedang diperjuangkan. Kami harap perekonomian Indonesia baik agar bisa mendapatkannya," ujarnya.

Menurut Purnomo,perekonomian Indonesia kini cukup kuat untuk menopang kebutuhan pertahanan tersebut. "Devisa sekarang US$78 miliar, sangat kuat," ucapnya.

Ia menjelaskan, dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2015, dianggarkan sekitar Rp100 triliun untuk pengadaan dan perawatan persenjataan. Padahal sebetulnya yang diperlukan tak kurang dari Rp157 triliun.

Artinya, masih ada Rp57 triliun yang harus ditambal pemerintah dari sumber lainnya, semisal sindikasi bank. Purnomo menyatakan bahwa uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan sebenarnya bakal kembali untuk industri domestik, membuka kegiatan ekonomi, dan lapangan kerja.

Sumber : ANTARA

1 comment:

Tenno said...

mudah2an FPB ,light fregat dan KS bisa di buat di dalam negeri, sedikit lebih mahal gak apa2 yg penting ada pengalaman dan transfer technology