Fasharkan Jakarta Kini Mampu Docking Kapal Patroli kelas Attack dan Condor
JAKARTA - Dengan diresmikannya Slipway berkemampuan 600 Ton oleh Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Drs Didik Suhari Senin (25/10) di Hanggar Fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) Lantamal III Jakarta menandai peningkatan kemampuan Fasharkan Jakarta sehingga mampu melayani pengedokan kapal (Docking) KRI Type PC Attack Class dan Kondor.
Fasharkan Jakarta yang berada dibawah jajaran Lantamal III adalah salah satu dari beberapa Fasharkan yang dimiliki oleh TNI AL. Fasharkan Jakarta merupakan unsur pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan pekerjaan pemeliharaan tingkat menengah serta perbaikan darurat alat utama KRI di wilayah Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang meliputi pemeliharaan, perbaikan dan pembangunan yaitu produksi kapal baik KRI maupun KAL. Tugas utamanya melaksanakan dukungan kesiapan unsur-unsur mulai dari proses pengedokan, pekerjaan bangunan kapal, sistem permesinan kapal, sistem kelistrikan, navigasi dan persenjataan.
Menurut Aslog Kasal dalam sambutannya mengatakan dengan adanya Slipway berkemampuan 600 ton di Jakarta ini akan lebih cepat dan mudah TNI AL khususnya Fasharkan dalam mendukung menyiapkan unsur-unsur KRI Koarmabar siap beroperasi, karena keberadaan slipway mempermudah dalam pemeliharaan dan perbaikan kapal khususnya kapal-kapal tipe ukuran dibawah 600 ton.
Slipway yang baru diresmikan ini mempunyai panjang lintasan (rel) 200 meter serta tinggi 0,15 meter dengan jumlah rel 2 jalur serta mampu melayani pengedokan kapal yang panjangnya 70 meter dan memiliki draft 1,55 m. Selain Slipway kapasitas 600 Ton, Fasharkan Jakarta juga memiliki overhead Crane, bengkel/hanggar, mesin bubut, mobil crane, balacing propeller injection pump dan sloop penyeberangan.
Kapal patroli cepat Sea Hunter
Saat ini Fasharkan Jakarta telah mampu membuat kapal fiberglass dengan ukuran sampai 40 meter. Adapun Kapal-kapal yang telah dibuatnya antara lain KRI Viper PC-40 M, Sea Hunter Combat patrol Tipe 12 M07, KRI Tedung Naga PC-36 dan KRI Warakas PC-36 serta juga mampu service senjata 12 MM sampaii 57 MM dan alat-alat navigasi komunikasi serta sitem listrik. Hadir pada acara peresmian Slipway ini para pejabat teras Mabesal, Koarmabar dan Lantamal III.
KRI Karang Unarang-985 Akhiri Masa Tugas
Setelah dikukuhkan masuk kejajaran TNI Angkatan Laut pada tanggal 14 Februari 2006 dan selanjutnya masuk dalam jajaran Armada RI Kawasan Barat tanggal pada 7 April 2006 sebagai Kapal Angkut Cepat (KAC), akhirnya masa pengabdian KRI Karang Unarang-985 berakhir dengan dilaksanakannya penurunan ular-ular perang dalam suatu upacara militer di Dermaga 115 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (21/10).
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Dalam amanatnya yang dibacakan Komandan Satuan Kapal Bantu Koarmabar (Dansatbanarmabar) Kolonel Laut (P) Suhartono mengatakan, ular-ular perang merupakan simbol kapal perang yang harus berkibar di tiang gafel, sebagai salah satu tanda dari Kapal Perang Republik Indonesia. Oleh sebab itu, upacara penurunan ular-ular perang melalaui upacara milliter yang dilaksanakan secara sederhana namun hikmat ini, merupakan suatu peristiwa simbolik yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian suatu KRI sebgai unsur kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.
Lebih lanjut Pangarmabar mengatakan, KRI Karang Unarang-985 adalah kapal jenis eks Kapal Ferry Cepat (KFC) yang dibangun diatas galangan kapal Lurseen di Jerman Barat pada tahun 1998. KRI ini masuk jajaran TNI Angkatan Laut sesuai Surat Keputusan Kasal nomor Skep/226/II/2006 tanggal 14 Februari 2006, dan merupakan kapal eks Barito yang dihibahkan dari ASDP ke TNI AL C.q Koarmabar.
Kapal ini diproyeksikan menambah keuatan jajaran Satuan Kapal Bantu Koarmabar yang mengemban tugas sebagai kapal cepat angkut personel dalam penggelaran pasukan di seluruh wilayah perairan nusantara. Sejak dikukuhkan masuk jajaran Koarmabar pada tanggal 7 April 2006 sampai saat ini, kehadiran KRI Karang Unarang-985 belum dioperasikan secara optimal, namun secara teknis masih layak untuk beroperasi.
No comments:
Post a Comment