Thursday, September 16, 2010

Puslabfor Temukan Metanol di Tubuh Korban


Teknisi Sukhoi, Andre Spalov, memegang botol infus di RS. Wahidin Sudirohusodo, Makassar.

JAKARTA - Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia sudah memeriksa bagian-bagian tubuh dari tiga teknisi pesawat Sukhoi asal Rusia yang meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/9) lalu. Dari hasil pemeriksaan saat ini, terdeteksi adanya kandungan metanol dalam bagian-bagian tubuh ketiga teknisi tersebut.

”Kalau ada 10 miligram metanol per liter di dalam darah, itu sudah fatal,” kata Kepala Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Markas Besar Kepolisian Negara RI Brigadir Jenderal (Pol) Budiono di Jakarta, Rabu (15/9). Ia menambahkan, pihaknya masih melanjutkan pemeriksaan untuk memastikan seberapa besar kandungan yang ada dalam tubuh para korban. Gejala-gejala orang yang keracunan metanol antara lain adalah mual, pusing, dan pandangan kabur.

Ketiga teknisi Sukhoi yang meninggal Senin lalu tersebut merupakan anggota tim garansi (warranty) pesawat Sukhoi yang sedang dirakit di Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar. Mereka adalah Alexander Poltorak, Sergei Voronin, dan Victor Safonov. Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso sempat menyatakan mereka meninggal karena serangan jantung (Kompas, 15/9, halaman 8).

Sekretaris Satu Kedutaan Besar Federasi Russia di Jakarta, Yuri N Zozulya, kemarin, mengatakan bahwa pihaknya mengirim dokter kedutaan untuk mencari tahu penyebab kematian para teknisi pesawat Sukhoi tersebut. ”Dokter berkebangsaan Rusia itu berasal dari kedutaan. Ia terlibat dalam proses otopsi,” kata Zozulya.

Selain dokter, dikabarkan sejumlah pejabat kedutaan, termasuk Duta Besar Rusia untuk Indonesia, juga pergi ke Makassar.

Sementara itu, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama Agus Supriatna, Rabu di Makassar, menyatakan telah mengeluarkan surat perintah agar semua teknisi asal Rusia melakukan tes urine setiap pagi. Tes ini dilakukan untuk mencegah mereka minum minuman beralkohol lagi.

Selain itu, setiap mereka hendak keluar dari kawasan pangkalan udara, Agus memerintahkan personelnya mengikuti dan mengawasinya.

”Jika ada yang melanggar aturan, lebih baik kita pulangkan saja daripada akhirnya justru merepotkan,” katanya.

Sepekan terakhir, tercatat 40 teknisi asal Rusia yang masih berada di Lanud Sultan Hasanuddin. Mereka berada di Makassar untuk mengecek, merakit, hingga menggaransi tiga pesawat Sukhoi SU-27 SKM yang dipesan Indonesia dari Rusia bisa beroperasi.

Menurut Agus, saat para teknisi Rusia tersebut tiba di Lanud Hasanuddin, pihaknya sudah memberi larangan minum minuman beralkohol di kawasan lanud. ”Mereka melakukannya sembunyi-sembunyi,” lanjutnya.

Tentang asal minuman keras atau bahan campuran metanol yang mereka peroleh, Agus pun mengaku belum tahu-menahu.

”Bisa saja mereka membelinya sendiri karena selama di lanud, mereka boleh bebas keluar-masuk lanud saat tugas mereka sudah selesai, atau bisa saja menitipkannya pada orang tertentu. Hal ini masih diselidiki,” tuturnya.

Sumber : KOMPAS

No comments: