Wednesday, August 11, 2010

Proyek Pesawat Tempur KF-X Dimulai Tahun 2012



JAKARTA - Kementerian Pertahanan menyatakan Indonesia siap melakukan kerja sama produksi pesawat tempur dengan pihak Korea Selatan. Hal itu dinyatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Tae Young seusai melakukan pertemuan bilateral di Jakarta, Rabu (11/8).

Kerjasama pesawat tempur ini, kata Purnomo, merupakan perjanjian yang ditandatangani pada Juli 2010. Menyambung perjanjian sebelumnya yang diteken 2006. "Kemitraan strategis memang jadi salah satu fokusnya," ujarnya.

Purnomo mengatakan proyek kerjasama dalam pembuatan pesawat tempur KFX akan dimulai pada 2012. Diharapkan, kata dia, proyek kedua negara ini bisa menghasilkan sebuah prototipe pesawat tempur pada tahun 2020. "Kami berharap Indonesia bisa menjadi base produksinya," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsoeddin mengatakan Indonesia akan meminta hak penjualan juga atas pesawat yang di produksi nantinya. Saat ini, kata dia, kedua negara saedang membentuk kelompok kerja untuk terus membahas soal ini. "Ada tim pula yang pergi ke sana melihat awal proses pembuatan pesawat," ujarnya.

Sjafrie mengatakan dalam deklarasi kemitraan strategis antara Indonesia dengan Korea Selatan pada tahun 2006 silam disebut khusus soal pembuatan pesawat. Selain itu kerjasama dibangun untuk melakukan promosi bersama, fasilitasi kerja sama dalam produksi, alih teknologi, serta transfer pengetahuan terkait alat utama sistem persenjataan.

Menanggapi permintaan kerja sama ini, Menteri Pertahanan Korea Selatan HE Kim Tae Young mengatakan sungguh menguntungkan bisa bekerja sama dengan Indonesia dalam hal pembuatan pesawat tempur. Pasalnya, semua bahan baku dan industri pertahanan sudah dimiliki Indonesia, sehingga bisa memperlancar kerjasama pembuatan produk pertahanan ini.

Sumber : TEMPOINTERAKTIF.COM

Purnomo: Indonesia Ingin Membuat Pesawat Tempur

Indonesia berkeinginan membuat pesawat tempur. Keinginan itu, antara lain, mulai terwujud melalui kerja sama pembuatan yang dilakukan dalam jangka panjang dengan Pemerintah Korea Selatan.

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga berharap dapat meningkatkan kerja sama yang lebih baik di bidang pertahanan dengan Korsel. ”Dalam hal hubungan bilateral ini, Korsel dan Indonesia memiliki sejarah yang baik. Kita dulu pernah memesan LST (landing ship tank) di Korsel. Kita juga pernah bekerja sama membuat joint production (produksi bersama) LPD (landing platform deck) yang sekarang salah satunya dipakai untuk kapal rumah sakit,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (11/8) di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam jumpa pers itu, Purnomo didampingi Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-young.

Sebelum jumpa pers, Purnomo dan Kim menggelar pertemuan selama hampir dua jam. Dalam pertemuan, Purnomo, antara lain, didampingi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal Tono Suratman.

Purnomo menyebutkan, Indonesia juga mendapat hibah dari Korsel berupa kapal amfibi pendarat marinir yang dipakai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk pendaratan di Lampung.

Hubungan Korsel dan Indonesia semakin kuat setelah pada 2006 kedua negara menandatangani kemitraan strategis. Kerja sama pertahanan itu lebih maju setelah pada Juli 2010 kedua negara menandatangani nota kesepahaman kerja sama pembuatan pesawat tempur FSX.

Menurut Sjafrie, pembuatan prototipe pesawat tempur merupakan proyek jangka panjang. Meski demikian, proyek itu mulai dikerjakan pada tahun ini.

Sumber : KOMPAS

4 comments:

Anonymous said...

nah ini yang kita tunggu, peningkatan kemampuan produksi alat tempur sendiri, setelah pesawat tempur selanjutnya kita tunggu kapal perang (kita kan punya PAL) dsb, sehingga kita tidak didikte orang lain

nanang said...

mantab.........dipercepat proyeknya

Anonymous said...

2020 apa tidak bisa dipercepat? negara lain mungkin sudah bisa membuat pesawat tempur luar angkasa lho?

antovito said...

2020? apa tidak bisa dipercepat? negara lain mungkin sudah bisa membuat pesawat tempur luar angkasa?