Barter Panser Anoa dengan Sedan Proton Akan Dibahas
JAKARTA - Presiden Direktur PT Proton Edar Indonesia Ricky Poo ketika dikonfirmasi oleh KONTAN mengatakan pihak Proton Indonesia belum mengetahui secara rinci mengenai rencana barter Proton dengan panser buatan PT Pindad (Persero) ini.
"Sampai saat ini saya masih kurang tahu mengenai hal ini. Karena ini masih diskusi antara menteri dengan menteri," ujarnya kepada KONTAN Senin (14/6).
Sementara itu, General Manager Marketing PT Proton Edar Indonesia Mazlan Mohamad Zain menambahkan saat ini pembicaraan mengenai rencana trade off Proton dengan panser buatan Pindad memang masih menjadi pembicaraan di tingkat pemerintah. "Ini masih menjadi pembahasan antara goverment to goverment, masih di tingkat atas. Jadi kami belum mengetahui mekanismenya akan seperti apa," jelasnya.
Mazlan hanya mengatakan, Rabu (16/6) besok direksi Proton Indonesia akan mengadakan rapat dengan manajemen Proton pusat di Kuala Lumpur. Mazlan bilang, kemungkinan dalam pertemuan ini nantinya baru akan diadakan pembahasan mengenai hasil negosiasi dan mekanisme trade off antara Proton dengan Pindad.
Seperti diketahui, Malaysia melakukan order panser kepada Pindad senilai US$ 80 juta. Sebelumnya Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan Malaysia telah berminat memesan panser dari Indonesia dengan syarat sebagian dari nilai pembelian itu ditukar (trade off) dengan produk asal Malaysia.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan order panser ini membuktikan bahwa industri pertahanan Indonesia sudah diakui keberadaannya oleh negara lain.
Pemerintah Dipastikan Setuju
Rencana pembelian panser produksi Pindad oleh Malaysia yang akan menggunakan pola trade off (barter) dengan mobil sedan Proton nampaknya akan terealisasi. Pemerintah Indonesia dipastikan setuju menukar 25% nilai jual panser dengan produk mobil buatan asal Malaysia itu.
Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Kementerian Perindustrian Budi Dharmadi mengatakan nantinya mobil sedan keluaran Proton tersebut akan digunakan sebagai armada taksi oleh pihak swasta. "Sudah ada beberapa operator taksi yang berminat untuk memanfaatkannya," kata Budi akhir pekan lalu.
Sayangnya, Budi belum bersedia untuk membeberkan secara rinci siapa saja operator taksi yang sudah menyatakan minatnya itu. Budi hanya mengatakan pihak kementerian hanya memfasilitasi industri untuk bisa meningkatkan kompetisinya. "Nantinya masalah tukar menukar ini murni dilakukan secara bussiness to bussiness antara kedua belah pihak," jelas Budi.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan order panser ini membuktikan bahwa industri pertahanan Indonesia sudah diakui keberadaannya oleh negara lain.
Budi menambahkan, dengan adanya trade off ini akan menguntungkan bagi kedua belah pihak. "Produk panser Indonesia lebih dikenal oleh negara lain sehingga kompetensinya meningkat. begitu juga sebaliknya," tambah Budi.
Sumber : KONTAN
No comments:
Post a Comment